KKP Ajak Swasta Masuk Proyek Tambak Garam Raksasa di Rote Ndao

Martyasari Rizky, CNBC Indonesia
01 August 2025 17:40
Lahan yang akan dibuat tambak garam RI di Rote Ndao, NTT, (CNBC Indonesia/Martyasari Rizky)
Foto: Lahan yang akan dibuat tambak garam RI di Rote Ndao, NTT, (CNBC Indonesia/Martyasari Rizky)

Jakarta, CNBC Indonesia - Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP)mengajak pengusaha swasta masuk proyek swasembada garam nasional. Lewat proyek Kawasan Sentra Industri Garam Nasional (K-SIGN) di Rote Ndao, Nusa Tenggara Timur (NTT), yang menjadi program andalan untuk ekstensifikasi lahan tambak garam, bagian strategi pemerintah mengurangi ketergantungan impor.

Direktur Jenderal Pengelolaan Kelautan KKP Koswara mengatakan, proyek K-SIGN ditargetkan dapat memproduksi hingga 2 juta ton garam per tahun dari 10.000 hektare lahan. Bahkan, kapasitas produksi bisa ditingkatkan menjadi 2,6 juta ton jika perluasan area mencapai 13.000 hektare.

"Ini sudah ada yang berminat masuk (pihak swasta) dan mudah-mudahan bisa bareng nanti kalau kita kerja di sana, nanti yang lain juga bisa ikut," ujar Koswara dalam Media Gathering di Jakarta, Jumat (1/8/2025).

KKP saat ini tengah membangun lahan ekstensifikasi seluas 2.000 hektare sebagai proyek percontohan (modeling) di Zona 1, dengan target produksi awal sebesar 400 ribu ton per tahun. Sisa lahan lainnya, menurut Koswara, akan digarap oleh sektor swasta.

"Nanti setelah kita selesai modeling, kita tau kan di sana tuh standar produknya seperti apa dan bagaimana, itu pasti akan makin kenceng (pihak swasta) pada mau," katanya.

Adapun proyek K-SIGN akan dikembangkan secara bertahap melalui 10 zona berdasarkan karakteristik topografi dan morfologi wilayah. Tahap pertama seluas 1.193 hektare akan digarap pada 2025 dengan anggaran Rp749,91 miliar.

Tahap kedua seluas 9.541 hektare akan dilaksanakan pada 2026 dengan anggaran Rp853,11 miliar. Tahap ketiga seluas 3.135 hektare akan dimulai pada 2027. Secara keseluruhan, proyek ini disokong anggaran hingga Rp2 triliun di luar pagu KKP.

Selain di Rote Ndao, KKP juga menjalankan program intensifikasi garam di wilayah Indramayu dan Cirebon (Jawa Barat), serta Pati (Jawa Tengah). Koswara menyebut, rendahnya produktivitas garam nasional disebabkan masih dominannya metode produksi tradisional serta ketergantungan tinggi pada kondisi cuaca.

Direktur Jenderal Pengelolaan Kelautan KKP, Koswara dalam Media Gathering di Jakarta, Jumat (1/8/2025). (CNBC Indonesia/Martyasari Rizky)dalam Media Gathering di Jakarta, Jumat (1/8/2025). (CNBC Indonesia/Martyasari Rizky)Foto: Direktur Jenderal Pengelolaan Kelautan KKP, Koswara dalam Media Gathering di Jakarta, Jumat (1/8/2025). (CNBC Indonesia/Martyasari Rizky)
Direktur Jenderal Pengelolaan Kelautan KKP, Koswara dalam Media Gathering di Jakarta, Jumat (1/8/2025). (CNBC Indonesia/Martyasari Rizky)dalam Media Gathering di Jakarta, Jumat (1/8/2025). (CNBC Indonesia/Martyasari Rizky)

(dce)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Menteri Trenggono Temukan Ladang Garam Baru, Lokasinya di Sini

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular