Negosiasi Dagang Rampung, Utusan Trump: Ini Kado Natal Buat RI-AS
Jakarta, CNBC Indonesia - Pemerintah Amerika Serikat menyambut baik hasil negosiasi lanjutan terkait tarif dagang resiprokal dengan Indonesia pada awal peka ini.
Sebagaimana diketahui, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto dan United States Trade Representative (USTR) Ambassador Jamieson Greer pada Senin (22/12) di Washington D.C. telah menuntaskan perundingan lanjutan tarif resiprokal yang mulanya dikenakan Presiden AS Donald Trump ke Indonesia sebesar 32% menjadi 19%.
Seusai negosiasi itu, Ambassador Greer menekankan, hasil pertemuan yang dilakukan pada saat mulainya liburan Natal di AS ini sangat baik. Ia mengapresiasi semangat kedua pihak yang terus mendorong percepatan selesainya kesepakatan tarif.
"Hasil pertemuan ini menjadi hadiah Natal terindah, yang akan membawa kemanfaatan untuk kedua negara," ungkap Ambassador Greer memberikan apresiasi atas kesepakatan yang berhasil dicapai dikutip dari siaran pers, Selasa (23/12/2025).
Sementara itu, Menko Airlangga mengatakan, dalam negosiasi itu Indonesia menyatakan komitmen untuk memberikan akses pasar untuk produk AS, mengatasi kendala isu-isu hambatan non tarif, kerja sama dalam perdagangan digital dan teknologi, keamanan nasional, dan juga kerja sama komersial.
Sedangkan AS berkomitmen untuk memberikan pengecualian tarif bagi produk-produk ekspor unggulan Indonesia yang tidak bisa diproduksi oleh AS seperti minyak kelapa sawit, cocoa, kopi, hingga teh.
"Kuncinya adalah balance. Kita sampaikan mana isu-isu yang menjadi concern utama kepentingan Indonesia. Begitu juga sebaliknya, kita dengarkan pandangan dari AS. Kita cari jalan tengahnya," ungkap Airlangga.
Sejak pengumuman Liberation Day pengenaan tarif resiprokal oleh AS pada 2 April 2025 lalu, Pemerintah Indonesia telah melakukan perundingan yang intensif dengan Pemerintah AS, untuk mengatasi berbagai permasalahan perdagangan antar kedua negara.
Hasilnya pada 22 Juli 2025 diterbitkan Joint Statement yang mengumumkan penurunan tarif resiprokal bagi Indonesia dari 32% menjadi 19%. Selepas terbitnya Joint Statement, Indonesia dan AS melaksanakan perundingan yang intensif untuk menyelesaikan perjanjian dagang lanjutan.
Setelah melakukan perundingan sejak April 2025 yang lalu, Indonesia dan Amerika Serikat (AS) telah menyepakati substansi yang diatur dalam dokumen perundingan perdagangan resiprokal (Agreements on Reciprocal Trade/ ART) pada pekan ini.
Setelah tercapainya kesepakatan tersebut, pada pekan kedua Januari 2026, Tim Teknis dari kedua pihak RI dan AS direncanakan melanjutkan pertemuan teknis di Washington DC guna melakukan legal scrubing serta clean up dokumen, yang ditargetkan akan selesai dalam waktu 1 minggu. Dengan demikian, pada minggu ke-3 Januari 2026 dokumen ART sudah bisa diselesaikan oleh kedua pihak.
"Diharapkan sebelum akhir bulan Januari 2026, Bapak Presiden Prabowo Subianto dan Presiden Trump sudah dapat menandatangani secara resmi dokumen ART di White House, Washington DC," tegas Airlangga.
Saat ini pihak AS sedang melakukan koordinasi antara USTR dengan NSA (National Security Agency) guna mengatur waktu yang paling tepat untuk rencana pertemuan kedua Kepala Negara dan penandatanganan dokumen ART.
Dalam kesempatan itu, Airlangga juga menekankan hasil kesepakatan tarif resiprokal dagang dengan Amerika Serikat akan menguntungkan industri manufaktur tanah air, termasuk para pekerjanya, sebab untuk sejumlah komoditas ekspor andalan Indonesia akan dikecualikan dari pengenaan tarif resiprokal dari AS.
"Tentu ini menjadi kabar yang baik terutama bagi industri Indonesia yang tertampak langsung kebijakan tarif," kata Airlangga saat konferensi pers secara langsung dari Washington.
"Di mana sektor-sektor yang terkena tarif tersebut terutama padat karya yang memperkerjakan 5 juta pekerja dan tentunya ini sangat strategis bagi Indonesia," tegasnya.
(arj/haa)