MARKET DATA
Internasional

Trump Ingin Caplok Wilayahnya, Negara NATO Ini Beri Peringatan Serius

Tommy Patrio Sorongan,  CNBC Indonesia
23 December 2025 05:30
Seal hunter Henrik Josvasson jumps back onto his boat after searching for puffin eggs near the town of Tasiilaq, Greenland, June 16, 2018. REUTERS/Lucas Jackson  SEARCH "JACKSON NATIVES" FOR THIS STORY. SEARCH "WIDER IMAGE" FOR ALL STORIES.  TPX IMAGES OF THE DAY.
Foto: Penduduk Greenland bergulat dengan pemanasan global (REUTERS/Lucas Jackson)

Jakarta, CNBC Indonesia - Ketegangan diplomatik antara Amerika Serikat (AS) dan Denmark memuncak setelah Presiden Donald Trump resmi menunjuk Gubernur Louisiana, Jeff Landry, sebagai Utusan Khusus AS untuk Greenland. Penunjukan ini memicu kemarahan Denmark dan wilayah otonomnya tersebut, mengingat misi utamanya adalah membawa Greenland masuk ke dalam kedaulatan AS.


Perdana Menteri Denmark, Mette Frederiksen, dan Perdana Menteri Greenland, Jens-Frederik Nielsen, mengeluarkan pernyataan bersama yang tegas menolak ambisi tersebut. Mereka menekankan bahwa kedaulatan negara adalah prinsip hukum internasional yang tidak bisa ditawar.


"Kami sudah mengatakannya dengan sangat jelas sebelumnya. Sekarang kami katakan lagi: Perbatasan nasional dan kedaulatan negara berakar pada hukum internasional. Anda tidak bisa mencaplok negara lain," tegas kedua pemimpin tersebut dalam pernyataan resminya, dikutip Guardian, Selasa (23/12/2025).


Greenland, pulau raksasa yang kaya akan sumber daya mineral di wilayah Arktik, telah lama menjadi incaran Trump. Ia berulang kali menyatakan bahwa AS perlu mengakuisisi Greenland demi alasan keamanan nasional, bahkan menolak untuk mengesampingkan penggunaan kekuatan militer.


Melalui media sosial, Trump memuji Jeff Landry sebagai sosok yang tepat untuk mengamankan kepentingan AS. Tak hanya AS, Trump menyanjung Jeff sebagai tokoh yang dapat membawa perdamaian dunia.


"Jeff memahami betapa pentingnya Greenland bagi Keamanan Nasional kita, dan akan memajukan kepentingan negara kita demi keselamatan dan kelangsungan hidup sekutu kita, dan bahkan dunia," tulis Trump.


Landry pun menyambut tugas tersebut dengan antusias. Mantan Jaksa Agung Louisiana ini menyebutnya sebagai sebuah kehormatan untuk membantu Trump menjadikan Greenland sebagai bagian dari Amerika Serikat.


Respons Keras Denmark dan Uni Eropa


Langkah AS ini memicu gejolak diplomatik di Eropa. Menteri Luar Negeri Denmark, Lars Løkke Rasmussen, berencana memanggil Duta Besar AS untuk Denmark, Ken Howery, guna meminta penjelasan resmi.


"Saya sangat kecewa dengan penunjukan utusan khusus ini, dan sangat marah dengan pernyataan Landry yang kami anggap sama sekali tidak bisa diterima," ujar diplomat tertinggi negara anggota NATO itu.


Dukungan untuk Denmark juga datang dari petinggi Uni Eropa. Presiden Komisi Eropa, Ursula von der Leyen, dan Presiden Dewan Eropa, António Costa, menyatakan solidaritas penuh terhadap Denmark dan rakyat Greenland. Mereka menegaskan bahwa integritas teritorial adalah prinsip fundamental hukum internasional.


Negara-negara tetangga seperti Swedia dan Norwegia juga menyatakan dukungan 100% kepada Denmark, menyebut langkah Trump sebagai upaya nyata untuk merusak kedaulatan sebuah negara.

Di sisi lain, meski mayoritas dari 57.000 penduduk Greenland menginginkan kemerdekaan dari Denmark, jajak pendapat pada Januari lalu menunjukkan mereka sama sekali tidak memiliki keinginan untuk menjadi bagian dari AS.


"Masalahnya bukan pada penunjukan utusan AS, tetapi tugas yang diberikan kepadanya untuk mengambil alih Greenland. Tidak ada keinginan seperti itu di sini," tegas Aaja Chemnitz, anggota parlemen Denmark asal Greenland.


Secara strategis, Greenland memiliki posisi krusial sebagai rute terpendek untuk rudal antara Rusia dan AS. Di tengah meningkatnya persaingan antara AS, China, dan Rusia di Arktik, wilayah ini menjadi aset geopolitik yang sangat diperebutkan.


Laporan intelijen pertahanan Denmark awal bulan ini bahkan telah memperingatkan bahwa AS mulai menggunakan kekuatan ekonominya untuk "memaksakan kehendak" dan mengancam penggunaan kekuatan militer terhadap kawan maupun lawan.

(tps/tps)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Negara Ini Hapus Pajak Buku Walau Rugi Rp 500 M, Demi Warga Baca


Most Popular
Features