Bahlil Bakal Potong Produksi Batu Bara-Nikel di 2026
Jakarta, CNBC Indonesia - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia menegaskan pemerintah akan memangkas target produksi mineral dan batu bara (minerba) yang tercantum dalam Rencana Kerja dan Anggaran Biaya (RKAB) tahun 2026.
Langkah tersebut diambil untuk mengendalikan keseimbangan supply dan demand. Menurut Bahlil, kondisi harga komoditas saat ini, khususnya batu bara, sedang mengalami tekanan akibat kelebihan pasokan di pasar global yang berasal dari Indonesia.
"Semuanya kita pangkas. Bukan hanya nikel, batu bara pun kita pangkas. Kenapa? Karena kita akan mengatur supply and demand. Hari ini harga batubara anjlok semua," ujar Bahlil ditemui di Kantor Kementerian ESDM, Jakarta dikutip Senin (22/12/2025).
Saat ini, Indonesia menyuplai sekitar 500-600 juta ton batu bara dari total volume perdagangan dunia yang mencapai 1,3 miliar ton per tahun. Kondisi inilah yang menjadi biang kerok jatuhnya harga batu bara.
"Hampir 50%. Gimana harganya nggak jatuh? Jadi kita akan mengatur, tujuannya apa? Pengusahanya harus mendapatkan harga yang baik. Negara juga mendapatkan pendapatan yang baik," imbuhnya.
Selain pertimbangan harga, Bahlil menekankan, rencana pembatasan produksi tersebut juga lantaran agar cadangan dalam negeri tidak ditambang secara berlebihan.
Pemerintah memastikan cadangan mineral dan batu bara tetap tersedia untuk masa depan, sekaligus menggunakan RKAB untuk menertibkan perusahaan-perusahaan yang abai terhadap aturan lingkungan.
"Yang berikut, tata kelola pengelolaan batubara kita, jangan kita pikir negara ini cuma kita aja. Kan ada anak cucu kita. Jadi kalau memang harganya murah, ya jangan kita tambang dulu. Biarlah ini kepada anak cucu kita," kata Bahlil.
(pgr/pgr)[Gambas:Video CNBC]