Internasional

China Temukan 'Harta Karun' Raksasa di Bawah Laut, Terbesar di Asia!

Tps, CNBC Indonesia
Senin, 22/12/2025 07:10 WIB
Foto: dok. NOAA Ocean Exploration

Jakarta, CNBC Indonesia - China kembali mengguncang pasar komoditas global. Untuk pertama kalinya, Negeri Tirai Bambu berhasil menemukan deposit emas di bawah laut. Penemuan ini disebut-sebut sebagai deposit emas bawah laut terbesar di Asia, yang menegaskan ambisi besar Beijing dalam mengamankan sumber daya mineral vital.

Penemuan bersejarah ini berlokasi di lepas pantai Laizhou, sebuah kota pesisir di Yantai, Provinsi Shandong. Penemuan ini secara instan mengubah peta kekayaan emas China.


Saat ini, cadangan emas terbukti di Laizhou telah melampaui 3.900 ton, atau mencakup sekitar seperempat dari total cadangan nasional China. Hal ini memperkokoh posisi Laizhou sebagai wilayah penghasil dan pemilik cadangan emas terbesar di negara tersebut.

Terobosan ini diumumkan oleh pejabat setempat dalam konferensi tinjauan rencana lima tahun pemerintah. Meski ukuran pasti deposit bawah laut tersebut belum dirinci, penemuan ini menjadi bagian dari tren temuan emas besar-besaran di seluruh China belakangan ini.

Bulan lalu, otoritas China mengonfirmasi temuan deposit emas kadar rendah di Provinsi Liaoning yang mengandung lebih dari 1.444 ton emas-temuan tunggal terbesar sejak berdirinya Republik Rakyat China pada 1949. Beberapa minggu sebelumnya, deposit lain dengan estimasi lebih dari 1.000 ton juga dilaporkan ditemukan di Pegunungan Kunlun yang terpencil di perbatasan barat.

Shandong kini menjadi pusat dari "demam emas" ini. Hingga akhir 2023, provinsi tersebut mengidentifikasi sekitar seperempat dari total cadangan emas China, yang sebagian besar terkonsentrasi di Semenanjung Jiaodong-salah satu sabuk pertambangan emas terbesar di dunia.

Ambisi Memperkecil Jarak Global

China saat ini merupakan produsen emas nomor satu di dunia dengan produksi mencapai 377 ton pada tahun lalu. Namun, dari sisi cadangan terbukti, China masih tertinggal di belakang pemain besar seperti Afrika Selatan, Rusia, dan Australia. Penemuan-penemuan baru ini diharapkan dapat memperkecil kesenjangan tersebut.

Emas tidak hanya berfungsi sebagai pelindung nilai terhadap ketidakpastian ekonomi, tetapi juga sangat krusial untuk industri teknologi tinggi seperti elektronik dan kedirgantaraan. Hal ini mendorong Beijing untuk meningkatkan eksplorasi mineral menggunakan teknologi canggih seperti kecerdasan buatan (AI), radar penembus tanah, hingga sistem satelit.

Upaya pencarian sumber daya ini didukung oleh pendanaan yang masif. China menginvestasikan hampir 116 miliar yuan (Rp253,3 triliun) untuk eksplorasi geologi pada tahun lalu saja. Sejak 2021, total pengeluaran di bawah rencana lima tahun saat ini telah mendekati 450 miliar yuan (Rp982,8 triliun), yang menghasilkan penemuan 150 deposit mineral di seluruh negeri.

Langkah agresif China ini terjadi di tengah lonjakan harga emas global yang dipicu oleh ketegangan geopolitik dan volatilitas mata uang. Hingga tengah hari pada 19 Desember, emas spot diperdagangkan di level US$4.338,3 per ons (Rp69,4 juta).


(tps/tps)
Saksikan video di bawah ini:

Video: PM Jepang Buka Dialog dengan China di Tengah Isu Taiwan