MARKET DATA

Produksi Batu Bara-Nikel RI Tahun 2026 Bakal Dipangkas, Ini Alasannya

Firda Dwi Muliawati,  CNBC Indonesia
19 December 2025 19:55
Menteri ESDM Bahlil Lahadalia konferensi pers terkait kesiapan sektor ESDM menghadapi periode Hari Raya Natal 2025 dan Tahun Baru 2026 yang berlangsung di Gedung Kementerian ESDM, Jakarta, Jumat (19/12/2025). (Tangkapan Layar Youtube/KementerianESDM)
Foto: Menteri ESDM Bahlil Lahadalia konferensi pers terkait kesiapan sektor ESDM menghadapi periode Hari Raya Natal 2025 dan Tahun Baru 2026 yang berlangsung di Gedung Kementerian ESDM, Jakarta, Jumat (19/12/2025). (Tangkapan Layar Youtube/KementerianESDM)

Jakarta, CNBC Indonesia - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia merencanakan pemangkasan target produksi mineral dan batu bara (minerba) pada tahun 2026 mendatang. Alasan utamanya, untuk menjaga keseimbangan pasar sekaligus mendongkrak kembali harga komoditas yang belakangan ini menurun.

Bahlil mengatakan kebijakan pengurangan kuota dalam Rencana Kerja dan Anggaran Biaya (RKAB) tersebut tidak hanya berlaku untuk nikel, tetapi juga berlaku pada batu bara.

Dia menilai intervensi negara sangat diperlukan untuk mengatur mekanisme penawaran dan permintaan (supply and demand) agar harga jual tidak terus anjlok akibat kelebihan pasokan.

"Semuanya kita pangkas. Bukan hanya nikel, batubara pun kita pangkas. Kenapa? Karena kita akan mengatur supply and demand. Hari ini harga batubara anjlok semua," ujar Bahlil saat ditemui di Kantor Kementerian ESDM, Jakarta, Jumat (19/12/2025).

Menurut catatannya, dominasi Indonesia di pasar batu bara global saat ini justru menjadi bumerang bagi harga komoditas itu sendiri. Volume pasokan Indonesia tercatat mencapai 500-600 juta ton dari total perdagangan dunia sebesar 1,3 miliar ton per tahun.

Kelebihan suplai tersebut secara otomatis menekan harga jual di pasar internasional.

"Hampir 50%. Gimana harganya nggak jatuh? Jadi kita akan mengatur, tujuannya apa? Pengusahanya harus mendapatkan harga yang baik. Negara juga mendapatkan pendapatan yang baik," tambahnya.

Selain itu, Bahlil menilai cadangan sumber daya minerba harus 'dihemat' untuk generasi mendatang. Menurutnya, jika harga komoditas di pasar sedang murah, lebih bijak jika cadangan tersebut disimpan di dalam bumi untuk masa depan ketimbang dijual murah saat ini.

"Yang berikut, tata kelola pengelolaan batubara kita, jangan kita pikir negara ini cuma kita aja. Kan ada anak cucu kita. Jadi kalau memang harganya murah, ya jangan kita tambang dulu. Biarlah ini kepada anak cucu kita," pungkasnya.

(dce)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Ada Negara Kampanye Hitam Sumber Daya Alam RI, Ini Reaksi Bahlil


Most Popular
Features