MARKET DATA
Internasional

Chaos! Ribuan Orang Turun ke Jalan, Tokoh Ganti Pemerintah Tewas

sef,  CNBC Indonesia
19 December 2025 11:50
Seorang tahanan mengangkat tangannya yang diborgol saat dibawa ke pengadilan di Dhaka, Bangladesh, Kamis, 25 Juli 2024. (AP/Rajib Dhar)
Foto: Ilustrasi (AP/Rajib Dhar)

Jakarta, CNBC Indonesia - Kekerasan kembali meletus di ibu kota Bangladesh, Jumat (19/12/2025) pagi. Ini terjadi setelah seorang pemimpin pemuda dari kelompok anti pemerintah dan pro-demokrasi tahun 2024, terluka dalam sebuah upaya pembunuhan, dan meninggal di sebuah rumah sakit di Singapura.

Ribuan demonstran turun ke jalan-jalan Dhaka setelah kematian Sharif Osman Hadi, 32 tahun, diumumkan. Mereka menuntut agar para pembunuh segera ditangkap.

Menurut pihak berwenang, beberapa bangunan di ibu kota, termasuk yang menampung dua surat kabar terkemuka di negara itu. Dilaporkan banyak staf terjebak di dalamnya.

Hadi adalah tokoh kunci dalam penggulingan pemerintah tahun lalu yang mengakhiri pemerintahan otokratis Perdana Menteri (PM) Sheikh Hasina. Hasina sendiri kini melarikan diri ke India.

Hadi diketahui mencalonkan diri untuk kursi parlemen dalam pemilihan nasional Februari 2026. Namun pada 12 Desember, Hadi ditembak oleh penyerang bertopeng saat ia meninggalkan sebuah masjid di Dhaka.

Ia kemudian diterbangkan ke rumah sakit di Singapura untuk perawatan. Di mana ia meninggal dunia akibat luka-lukanya pada hari Kamis.

"Setidaknya tiga kasus pembakaran dilaporkan di Dhaka setelah berita kematiannya menyebar pada Jumat pagi," kata seorang juru bicara Brigade Pemadam Kebakaran dan Pertahanan Sipil kepada AFP, Jumat (19/12/2025).

"Termasuk kebakaran di gedung Daily Star dan kebakaran lain di gedung yang menampung surat kabar Prothom Alo," tambahnya.

Sebenarnya, kedua surat kabar tersebut adalah yang terbesar di negara Asia Selatan itu. Tetapi para pengunjuk rasa menuduh mereka bersekutu dengan negara tetangga India, tempat Hasina berlindung.

Rumah wakil duta besar India untuk Bangladesh juga dikelilingi oleh ratusan orang yang mencoba berdemonstrasi dengan duduk diam. Tetapi polisi melemparkan gas air mata untuk membubarkan kerumunan, menurut laporan berita lokal.

Selain itu, para pengunjuk rasa memblokir jalan raya utama yang menuju dari ibu kota dan menyerang kediaman seorang mantan menteri di Chittagong di tenggara negara itu, menurut rekaman yang ditayangkan di televisi lokal. Para pengunjuk rasa juga menyerang Chhayanaut, sebuah pusat di Dhaka yang didedikasikan untuk budaya Bengali.

"Meskipun para dokter telah melakukan upaya terbaik... Bapak Hadi meninggal dunia akibat luka-lukanya," kata Kementerian Luar Negeri Singapura dalam sebuah pernyataan, menambahkan bahwa mereka membantu pihak berwenang Bangladesh untuk memulangkan jenazahnya.

Pemburuan Pelaku

Sementara itu, di Dhaka, pemerintah sementara yang dipimpin oleh peraih Nobel Muhammad Yunus mengkonfirmasi kematian Hadi. Pemerintah juga mengumumkan doa khusus di masjid-masjid pada hari Jumat dan setengah hari berkabung pada hari Sabtu.

Yunus, pemenang Hadiah Nobel Perdamaian berusia 85 tahun yang memimpin Bangladesh hingga pemilu 12 Februari. Ia menyebut penembakan itu sebagai serangan yang direncanakan sebelumnya yang dilakukan oleh jaringan kuat yang bertujuan untuk menggagalkan pemilu.

"Kematiannya merupakan kehilangan yang tak tergantikan bagi bangsa," kata Yunus dalam pidato yang disiarkan televisi.

"Perjalanan negara menuju demokrasi tidak dapat dihentikan melalui rasa takut, teror, atau pertumpahan darah," tambahnya.

Sementara itu, kepolisian Bangladesh telah melancarkan perburuan terhadap para penembak Hadi. Mereka merilis foto dua tersangka utama dan menawarkan hadiah lima juta taka (sekitar Rp 702 juta) untuk informasi yang mengarah pada penangkapan mereka.

Bangladesh, negara mayoritas Muslim dengan 170 juta penduduk, akan memilih langsung 300 anggota parlemennya, dengan 50 lainnya dipilih dari daftar perempuan. Pemilu terakhir, yang diadakan pada Januari 2024, memberi Hasina masa jabatan keempat berturut-turut dan Partai Awami League-nya memperoleh 222 kursi, tetapi dikecam oleh partai-partai oposisi sebagai pemilu palsu.

Partai Nasionalis Bangladesh (BNP), yang dipimpin oleh mantan perdana menteri tiga kali Khaleda Zia, secara luas diperkirakan akan memenangkan pemilu mendatang. Zia saat ini berada di ruang perawatan intensif di Dhaka, dan putranya sekaligus pewaris politiknya, Tarique Rahman, dijadwalkan kembali dari pengasingan di Inggris setelah 17 tahun pada 25 Desember.

 

(sef/sef)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Detik-detik Sekolah di Bangladesh Hancur Tertimpa Pesawat Jatuh


Most Popular
Features