BI Jamin Ketersediaan Rupiah di Wilayah Bencana Sumatra Aman

Robertus Andrianto, CNBC Indonesia
Kamis, 18/12/2025 06:55 WIB
Foto: Ilustrasi Uang Layak Edar dan Uang Baru. (CNBC Indonesia/Tias Budiarto)

Jakarta, CNBC Indonesia - Bank Indonesia (BI) memastikan ketersediaan dan distribusi uang rupiah tetap baik di wilayah bencana a.l. Aceh, Sumatra Utara, dan Sumatra Barat.

Deputi Gubernur BI Ricky Perdana Gozali menuturkan kebutuhan uang tunai di wilayah itu akan terpenuhi melalui kantor perwakilan BI di wilayah Sumatra bagian utara, a.l. seperti di Medan, Lhokseumawe, Sibolga, dan Pematangsiantar.


Menurutnya, koordinasi distribusi dipusatkan melalui kantor wilayah terbesar di Sumatra Utara yang berfungsi sebagai pengendali utama. Dengan demikian, pengalihan pasokan uang bisa dilakukan secara cepat ke daerah-daerah yang mengalami peningkatan kebutuhan akibat terganggunya aktivitas ekonomi dan layanan perbankan setempat.

"Ini dilakukan oleh kantor perwakilan Bank Indonesia dalam negeri yang ada di wilayah Sumatera bagian utara, yaitu dilakukan oleh Bank Indonesia Sibolga. Kemudian di Lhokseumawe ada di Banda Aceh. Kami juga punya di Pematang Siantar, Sumatera Barat ada di Padang kemudian kantor wilayah di Sumatera Utara yang paling besar yang mengkoordinir semuanya," papar Ricky dalam konferensi pers RDG BI, dikutip Kamis (18/12/2025).

Dia pun menegaskan langkah ini dilakukan dengan mengoptimalkan peran kantor perwakilan BI di wilayah terdampak.

BI pun telah merilis dampak bencana banjir dan longsor yang terjadi di Aceh, Sumatra Utara, dan Sumatra Barat terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia sepanjang tahun ini.

Deputi Gubernur BI Aida S. Budiman mengatakan, dalam perhitungan sementara BI, tekanan ekonomi dari bencana di tiga wilayah itu bisa mengerek ke bawah sekitar 0,017% perekonomian Indonesia.

"Dampaknya itu kepada perekonomian memang agak negatif, tetapi karena tadi masih perhitungan sementara, dalam PDB setahun ini perkiraannya baru minus 0,017%," kata Aida saat konferensi pers hasil rapat dewan gubernur BI, Jakarta, Rabu (17/12/2025).

Meski begitu, Aida menekankan, perhitungan dampak bencana itu agak kompleks karena tidak saja harus melihat dampak ekonomi semata, tetapi juga harus memperhitungkan dampak sosial lainnya

Bahkan dalam perhitungan dampak ekonomi itu sendiri, ia menyebut banyak dimensi yang harus diperhatikan seperti hilangnya nilai aset, produktivitas atau tertutupnya aktivitas ekonomi, serta adanya upaya positif untuk rekonstruksi bencana.

"Dengan memperhatikan hal tersebut, saat ini kami masih dalam tahap berkoordinasi untuk melihat data-data dengan lebih lengkap dan sebagai asesmen kami sementara, metode yang dilakukan adalah melihat hilangnya aktivitas ekonomi selama 32 hari," papar Aida.


(haa/haa)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Alasan BNPB Belum Tetapkan Banjir Sumatra Jadi Bencana Nasional