9 Photos
Potret Chaos Demo Pemilu Presiden, Massa Teriak Campur Tangan Asing
Protes ratusan massa di Honduras menunda penghitungan ulang suara pilpres 30 November. Demonstran menuding kecurangan dan campur tangan asing.
Aksi protes kian memanas di luar Institut Pelatihan Profesional Nasional Honduras pada Senin (15/12/2025) menunda dimulainya penghitungan ulang khusus suara pemilihan presiden 30 November yang dipersengketakan, menurut keterangan para pejabat. (REUTERS/Fredy Rodriguez)
Ratusan pendukung dari partai-partai saingan berkumpul di lokasi dengan membakar ban dan mengibarkan bendera. Mereka menuduh otoritas pemilu melakukan kecurangan serta campur tangan asing dalam proses pemilihan. “Kudeta pemilu sedang direncanakan… generasi baru lelah dengan kudeta pemilu, kecurangan, dan serangan terhadap demokrasi,” kata Jean Carlos Yanez, seorang demonstran dari partai LIBRE yang berkuasa. (REUTERS/Fredy Rodriguez)
Pendukung LIBRE lainnya, Argentina Reyes, menuntut agar pemilu dibatalkan karena dinilai “sangat curang.” Sementara itu, Michelle Espinal, pendukung Partai Liberal, mengatakan proses pemilu “tidak bersih dan tidak transparan,” dengan menyoroti adanya ancaman, kegagalan sistem, serta keterlambatan pelaporan hasil. (REUTERS/Fredy Rodriguez)
Selama aksi berlangsung massa membakar ban di samping penghalang jalan. Mantan Presiden Honduras Mel Zelaya, suami Presiden Xiomara Castro, menyerukan pendukung LIBRE untuk turun ke jalan dan menuntut penghitungan ulang manual seluruh suara dari pemilihan yang disengketakan tersebut. (REUTERS/Leonel Estrada)
Aksi protes ini mencegah petugas pemilu memulai penghitungan ulang manual sekitar 15% lembar penghitungan suara yang dilaporkan memiliki “ketidaksesuaian.” Lembar-lembar ini mewakili ratusan ribu surat suara dan dinilai berpotensi mengubah posisi dua kandidat teratas. (REUTERS/Fredy Rodriguez)
Seorang polisi antihuru-hara berusaha memadamkan barikade yang terbakar di tengah aksi protes yang berlangsung hampir dua pekan pascapemilihan presiden, ketika hasil sementara menunjukkan kandidat Partai Nasional Nasry Asfura memimpin dengan 40,54% suara, unggul sekitar 43.000 suara dari Salvador Nasralla dari Partai Liberal, sementara Rixi Moncada dari partai LIBRE berada di posisi ketiga dengan 19,29%. (REUTERS/Fredy Rodriguez)
Aksi protes berlanjut hingga malam hari. Meski pemungutan suara berlangsung relatif kondusif, proses penghitungan dan pelaporan diwarnai kekacauan, gangguan teknis, serta tarik-menarik kepentingan politik. Pemilu ini juga dibayangi tudingan campur tangan asing, termasuk dari Presiden AS Donald Trump yang secara terbuka mendukung Asfura, mengancam menahan bantuan untuk Honduras jika kandidat lain menang, serta menuding adanya kecurangan tanpa disertai bukti. (REUTERS/Fredy Rodriguez)