Energy Corner

Video: Solusi PLTS Atap Bantu Bisnis Lebih Efisien & Berkelanjutan

CNBC Indonesia TV,  CNBC Indonesia
26 December 2025 10:00

Jakarta, CNBC Indonesia- Pemerintah RI terus mendorong pengembangan energi baru terbarukan (EBT) termasuk melalui Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) sebagai bagian dari strategi transisi energi menuju target Net Zero Emission (NZE) 2060.

Suryanesia sebagai pengembang listrik tenaga surya yang menawarkan solusi Solar-as-a-Service (SaaS) lewat PLTS Atap untuk sektor komersial dan industri disebut CEO & Founder Suryanesia, Rheza Adhihusada menyambut positif dukungan pemerintah terhadap peningkatan bauran EBT di Tanah Air.

Suryanesia melihat tren akselerasi dari pengembangan PLTS atap di Indonesia, dimana hingga pertengahan tahun 2025 terjadi pertumbuhan total kapasitas terpasang PLTS Atap SaaS hingga 4 kali lipat mencapai 643 Megawatt peak jauh di atas capaian 2024 yang sebesar 178 MWp.

Saat ini layanan SaaS Suryanesia banyak melayani pelanggan industri manufaktur dimana Suryanesia memberikan layanan investasi PLTS atap dan menanggung biaya pemasangan hingga pemeliharaan dan pelanggan hanya membayar biaya listrik per bulan sehingga membantu penghematan biaya operasional pengguna.

Ada 3 sektor yang banyak menggunakan Solusi PLTS Atap Suryanesia yakni industri bahan bangunan, packaging dan Food and Beverage (FnB). Pada tahun 2026 Suryanesia melihat prospek besar untuk memperluas segmen industri yang menggunakan layanan PLTS Atap karena industri bisa menghemat Rp 500 juta per tahun untuk luas bangunan 1 hektare.

Diperkirakan ada potensi 16,5 Gigawatt peak pengembangan PLTS Atap untuk segmen industri, Meski demikian pengembangan PLTS Atap menghadapi tantangan terkait keterbatasan kuota per tahun yang ditetapkan pemerintah. Lalu Seperti apa prospek dan tantangan pengembangan PLTS Atap Suryanesia? Selengkapnya simak dialog Syarifah Rahma dengan CEO & Founder Suryanesia, Rheza Adhihusada dalam Squawk Box, CNBC Indonesia (Kamis, 11/12/2025)