MARKET DATA

Hashim: Indonesia Masih Tertinggal Jauh dari Negara Lain

Arrijal Rachman,  CNBC Indonesia
15 December 2025 17:10
Utusan Khusus Presiden Bidang Iklim dan Energi, Hashim Djojohadikusumo menyampaikan pemaparan dalam acara CNBC Indonesia Economic Outlook 2025 di Hotel Westin, Jakarta, Rabu (26/2/2025). (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Foto: Utusan Khusus Presiden Bidang Iklim dan Energi, Hashim Djojohadikusumo menyampaikan pemaparan dalam acara CNBC Indonesia Economic Outlook 2025 di Hotel Westin, Jakarta, Rabu (26/2/2025). (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)

Jakarta, CNBC Indonesia - Utusan Khusus Presiden Bidang Energi dan Iklim Hashim Djojohadikusumo yang juga merupakan adik kandung Presiden Prabowo Subianto mengungkapkan, masih jauh tertinggalnya sumber daya manusia (SDM) Indonesia, meskipun anggaran pendidikan sudah mencapai 20% dari total belanja negara.

Ia mengatakan, ketertinggalan mutu SDM ini terlihat dari rangking Program for International Student Assessment (PISA) yang selalu dirilis Organization for Economic Co-operation and Development (OECD) sejak 2000. Skor PISA terbaru pada 2022 silam ialah turun dari 396 menjadi 383 dengan peringkat ke 66 dari 81 negara.

"Di antara 70 negara, Indonesia ketinggalan jauh," kata Hashim dalam acara Bedan Buku Indonesia Naik Kelas di Universitas Indonesia, Jakarta, Senin (15/12/2025).

Hashim menyebut, peringkat yang masih rendah dan cenderung tertinggal itu sangat disayangkan karena porsi anggaran pendidikan sudah dipatok 20% dari total belanja negara. Masalahnya, ia menyebutkan total anggaran untuk pendidikan itu tidak sepenuhnya diarahkan untuk kegiatan riset dan pengembangan.

"Masalahnya mengenai research and development sangat rendah, kalau tidak salah saya perhatikan kita 0,3% dari PDB, Korea Selatan 3% atau 4%, 6%," ujar Hashim.

Menurut Hashim permasalahan pendidikan yang tertinggal inilah yang membuat kebijakan untuk pengelolaan dan pengolahan sumber daya alam (SDA) seperti hilirisasi menjadi kerap tak optimal, hingga tak mampu berkontribusi besar bagi pergerakan ekonomi.

"Korea Selatan jauh lebih kaya, jauh lebih makmur, jauh lebih sejahtera daripada bangsa Indonesia. Mengapa? Kita harus tanya. Kenapa? faktornya adalah sumber daya manusia, tidak ada jawaban lain. Karena kenapa? Korea Selatan tidak memiliki sumber daya alam apapun," ucap Hashim.

(arj/mij)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Coach Yusman Wakili Asia di Global Conference ActionCOACH Brazil


Most Popular
Features