MARKET DATA

KKP Mulai Garap Proyek Raksasa Budidaya Udang di Indoensia Timur

Martya Rizky,  CNBC Indonesia
15 December 2025 15:25
Tambak Udang
Foto: dok Istimewa

Jakarta, CNBC Indonesia - Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) tengah menggarap proyek besar pengembangan kawasan budidaya udang terintegrasi di Sumba Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT). Proyek ini memanfaatkan sekitar 2.000 hektare lahan tidak produktif yang disulap menjadi pusat industri udang dari hulu hingga hilir.


Direktur Jenderal Perikanan Budidaya KKP, Tb. Haeru Rahayu mengatakan, program tersebut merupakan mega project budidaya udang terintegrasi yang menjadi ikon baru perikanan budidaya nasional.


"Kita punya program yang luar biasa, boleh kita katakan mega project lah. Kami saat ini sedang melaksanakan program budidaya udang, tetapi secara terintegrasi. Kalau yang di Kebumen, Jawa Tengah, itu hanya end to end saja, tetapi ini mulai dari hulu hingga ke hilirnya kita coba dekatkan dengan satu kegiatan usaha industri," kata Haeru dalam konferensi pers di Media Center KKP, Jakarta, Senin (15/12/2025).


Adapun proyek ini berlokasi tepatnya di Desa Palakahembi, Waingapu, Kabupaten Sumba Timur, NTT. Nilai investasinya disebut mencapai Rp7 triliun dan digadang-gadang menjadi ikon perikanan budidaya KKP.


"Kami lakukan di 2.000 hektare tepatnya di Desa Palakahembi Waingapu, Sumba Timur Provinsi NTT, dengan jumlah nilai yang cukup fantastis mencapai Rp7 triliun. Ini menjadi ikon perikanan budidaya, ikonnya KKP," ujarnya.


Haeru berharap kawasan ini mampu mendongkrak produksi dan produktivitas perikanan budidaya nasional, khususnya udang. Menurutnya, seluruh tahapan persiapan sudah dilalui dan proyek telah mulai dijalankan.


"Harapannya ini bisa meningkatkan produksi dan produktivitas perikanan budidaya, khususnya budidaya udang. Semua isu, semua item sudah kita lalui. Mohon doanya, sudah kita mulai," ucap dia.


Ia membandingkan skala proyek budidaya udang di Sumba Timur ini dengan kawasan budi daya lain yang sebelumnya dikembangkan KKP. Jika budidaya ikan nila salin di Karawang luasnya sekitar 200 hektare, dan budidaya udang di Kebumen hanya 100 hektare, maka kawasan di Sumba Timur jauh lebih besar.


"Kalau di Karawang saat ini kita menambah 230 hektare, let's say 200 hektare. Kalau (di Sumba Timur) ini 2.000, maka 10 kali lipatnya yang kami bangun dibanding Karawang. Kalau di Kebumen cuma 100 hektare, kalau ini berarti 20 kali lipatnya di Kebumen," jelasnya.


Selain menjadi pusat produksi, kawasan ini juga diharapkan memperkuat posisi tawar Indonesia di sektor perikanan budidaya.


"Harapannya di samping ini juga sebagai pusat industri, ini juga akan meningkatkan nilai tawar bangsa Indonesia, khususnya KKP. Bahwa Indonesia tidak main-main dengan program-program yang sangat luar biasa," tegas Haeru.


Terkait isu lingkungan, Haeru menepis anggapan proyek ini merusak ekosistem mangrove. Ia menegaskan, kawasan yang dimanfaatkan merupakan lahan savana yang sudah lama tidak produktif.


"Di awal-awal kami itu banyak sekali ditengarai merusak lingkungan, mangrove dibabat, dan seterusnya. Silakan datang ke sana, di sana itu semacam, mohon maaf kalau saya katakan, lahan seluas lebih dari 3.000 hektare itu tidak produktif. Jadi tidak ada lagi mangrove dan seterusnya," katanya.


Menurut Haeru, lahan savana tersebut kini disulap menjadi kawasan industri budidaya udang dengan potensi produksi yang besar. "Kita coba padang savana gitu kita sulap menjadi industri budidaya udang. Anda bayangkan hasilnya itu tidak kurang dari 75 ribu ton," sebut dia.


Tak hanya meningkatkan produksi, proyek ini juga diproyeksikan menyerap tenaga kerja dalam jumlah besar, khususnya dari masyarakat lokal.


"Pekerja-pegawainya itu, tadi barusan kami diskusi dengan Kepala Badan, untuk mulai melatih anak-anak lokal. Jumlahnya sangat luar biasa, total bisa mencapai 10 ribu pegawai yang akan terekrut di sana," ungkap Haeru.


Kawasan ini juga akan dilengkapi berbagai industri pendukung, mulai dari hulu hingga hilir. "Belum lagi ada industri ikutannya, itu mulai dari hulu. Di hulunya itu ada hatchery, kemudian ada pabrik pakan. Di hilirnya itu ada pabrik es, kemudian ada cold storage dan seterusnya. Jadi inilah yang disebut dengan kawasan budidaya udang secara terintegrasi," katanya.

(hoi/hoi)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Jaga Populasi Ikan, KKP Siap Bangun 100 Titik Kampung Nelayan


Most Popular
Features