Menteri Trenggono Beberkan Keinginan Prabowo Sejak Dulu
Jakarta, CNBC Indonesia - Menteri Kelautan dan Perikanan (MenKP) Sakti Wahyu Trenggono mengungkapkan, jauh sebelum resmi terpilih sebagai Presiden RI, Prabowo Subianto sudah menaruh perhatian besar pada satu agenda utama, yakni mewujudkan swasembada pangan. Pesan itu, kata Trenggono, telah ia dengar langsung sejak masih menjadi wakil Prabowo di Kementerian Pertahanan.
"Pak Prabowo sejak saya jadi wakil beliau, saat di Kementerian Pertahanan, selalu bicara satu hal, yaitu swasembada pangan," ungkap Trenggono dalam acara CNBC Awards 2025 di Jakarta, Kamis (11/12/2025) malam.
Ia menjelaskan, dalam swasembada pangan terdapat tiga pilar utama, yakni karbohidrat, lemak, dan protein.
"Karbohidrat sudah dilakukan sangat baik. Lemak, kita sangat kuat karena punya perkebunan yang sangat besar. Kemudian protein ada dua, protein dari perikanan dan hewani. Hewani untuk daging kita masih impor. Tapi kalau protein perikanan alhamdulillah selalu surplus," ujarnya.
Trenggono menuturkan, Indonesia memiliki kapasitas besar untuk menjadikan protein perikanan sebagai penopang utama swasembada pangan nasional. Di mana produksi perikanan Indonesia rata-rata setiap tahunnya mencapai 24 juta ton.
"Hanya saja ekspornya cuma di angka US$5,5 miliar. Yang paling kuat di situ adalah udang, tuna cakalang, dan seterusnya," kata dia.
Ia menambahkan, pasar Amerika Serikat menjadi salah satu tujuan ekspor terbesar.
"Saya minggu lalu melepas ekspor 3 kontainer, dan sampai akhir tahun ini 606 kontainer ke Amerika. Karena pasar kita ke Amerika cukup besar, yakni US$1,6 miliar sampai US$2 miliar. Ini kalau ada masalah di situ, tentu akan masalah," ucap Trenggono.
Menurutnya, penguatan fondasi dari bawah menjadi kunci untuk mewujudkan keinginan lama Prabowo soal swasembada pangan. Karena itulah pemerintah menjalankan program pembangunan Kampung Nelayan Merah Putih (KNMP), yang dimulai dengan studi struktur kesejahteraan masyarakat pesisir.
"Yang kita koreksi adalah masyarakat pesisir yang jumlahnya lebih dari 3,5 juta keluarga. Indeks kesejahteraannya hanya di angka 101-102. Itu yang kita koreksi melalui satu intervensi melalui pembangunan kampung nelayan merah putih, yang kita sudah uji coba di Biak, Papua," ujarnya.
Hasilnya sangat signifikan. "Sudah 1 tahun 8 bulan ini, berapa sebetulnya peningkatan produktivitasnya, itu sudah mencapai 121%," ungkap dia.
Trenggono optimistis pembangunan dari sektor akar rumput sejalan dengan visi yang sejak dulu ditekankan Prabowo.
"Kalau di sektor bawah kita perbaiki dengan baik, maka visi bapak presiden untuk mencapai 0% kemiskinan, 8% pertumbuhan, kok saya rasanya punya keyakinan tinggi (bisa tercapai)," katanya.
Bahkan untuk setiap peningkatan kecil produktivitas nelayan, dampaknya diyakini akan berlipat. "Kalau produktivitas nelayan meningkat 1% saja, saya meyakini pertumbuhannya bisa 3-4 kali," tegasnya.
Pemerintah kini menargetkan perluasan program tersebut. Mulai tahun depan, lanjutnya, sampai dengan akhir 2029 ditargetkan bangun 1000 titik kampung nelayan.
"Apabila ini dilakukan maka dampaknya akan luar biasa," tukasnya.
Lebih jauh, Trenggono menekankan, swasembada tidak akan tercapai tanpa menjaga keberlanjutan ekologi laut.
"Memang kita harus menjaga ekologi, karena pertumbuhan manusia terus meningkat, karena bawah laut adalah ibunya ekologi. Kalau lautnya rusak, maka katanya dunia berakhir," pungkasnya.
(dce)