MARKET DATA
CNBC Indonesia Awards 2025

Boediono Raih Lifetime Achievement di CNBC Indonesia Awards 2025

Teti Purwanti,  CNBC Indonesia
11 December 2025 22:42
Boediono
Foto: Boediono / Detikcom

Jakarta, CNBC Indonesia - Media ekonomi terbesar dan terintegrasi CNBC Indonesia menggelar CNBC Indonesia Awards 2025 dengan mengusung tema "Turning Turbulence into Triumph: Resilience, Vision, and Growth in Changing Global Landscape". Penghargaan ini merupakan bentuk apresiasi kepada berbagai sektor usaha dan industri, serta sosok yang memiliki andil dalam membawa dampak positif terhadap kemajuan ekonomi tanah air ini.

Selain kepada sektor industri, CNBC Indonesia Awards 2025 memberikan Special Awards kepada beberapa tokoh yang telah berkontribusi pada tanah air. Adapun Lifetime Achievement CNBC Indonesia Awards 2025 diberikan kepada Wakil Presiden Periode 2004-2009, Boediono. 

"Pertama saya ingin sampaikan terima kasih kepada CNBC Indonesia atas penganugerahan life time achivement award kepada saya, sungguh suatu malam membahagiakan bagi saya," tukas Boediono dalam Malam Penganugerahan CNBC Indonesia Awards di Jakarta, Kamis (11/12/2025). 

Sebelum menjadi Wakil Presiden, Boediono menjabat sebagai Menteri Keuangan. Kinerja Boediono sebagai Menteri Keuangan pada masa Presiden Megawati mencatatkan keberhasilan signifikan dalam penataan aspek fundamental ekonomi Indonesia. Dia berhasil membawa stabilitas di tengah ketidakpastian pasca-krisis. Hingga akhir masa jabatan pemerintahan tersebut, nilai tukar rupiah berhasil distabilkan di kisaran Rp9.000 hingga Rp9.500 per Dollar AS. Tidak hanya itu, indikator makroekonomi lainnya juga menunjukkan perbaikan yang nyata.

Keberhasilan dalam memulihkan fundamental ekonomi tersebut membuat karir Boediono semakin bersinar. Kepercayaan kembali diberikan kepadanya oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) pada periode 2004-2009 untuk menjabat sebagai Menteri Koordinator Bidang Perekonomian. Tantangan pada masa ini berbeda, tetapi tidak kalah berat. Lonjakan harga minyak dunia sempat mengguncang Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN), memicu ancaman defisit ganda, serta menekan nilai tukar rupiah dan bursa saham.

Menghadapi situasi ini, tim ekonomi di bawah komando Menko Perekonomian Boediono, yang bekerja bahu-membahu bersama Menteri Keuangan Sri Mulyani dan Gubernur Bank Indonesia Burhanuddin Abdullah, berhasil menstabilkan kembali fondasi ekonomi negara. Strategi yang diterapkan terbukti efektif. Kenaikan harga komoditas global tidak hanya dilihat sebagai ancaman, tetapi dimanfaatkan sebagai peluang untuk mendongkrak ekspor dan penerimaan negara. Hasilnya, defisit APBN menyempit dan neraca transaksi berjalan kembali mencatatkan surplus mulai tahun 2006.

Adapun sebagai wakil presiden, selama masa pemerintahannya, hanya sekali pertumbuhan ekonomi turun di bawah 5%, yaitu pada tahun 2010. Bahkan pada tahun 2011, ekonomi Indonesia tumbuh mendekati angka 8%, sebuah rekor pertumbuhan tertinggi sejak tahun 1996. Pertumbuhan ini berkualitas, ditandai dengan penurunan angka pengangguran dari 8,01% pada tahun 2009 menjadi 6,09% pada tahun 2013.

Kepercayaan pasar pun pulih dengan cepat pasca-krisis global. Investor asing kembali menanamkan modalnya, pasar modal menggeliat aktif, dan dana masyarakat kembali mengalir ke dalam sistem perbankan nasional. Dalam melihat fenomena pemulihan ini, Boediono merangkumnya ke dalam tiga faktor kunci, yakni kembalinya kepercayaan pasar, menguatnya harga komoditas ekspor, dan kenaikan harga minyak dunia. Meski memiliki peran sentral, dia tetap konsisten dengan sikapnya yang tidak pernah mengklaim keberhasilan tersebut sebagai hasil kerja Bank Indonesia atau pemerintah semata. Baginya, semua itu adalah buah dari kerja kolektif seluruh elemen masyarakat dan dunia usaha.

(rah/rah)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Ditugaskan Prabowo, Sri Mulyani Temui Mantan Wapres Boediono


Most Popular
Features