3 Fakta Terbaru Bencana Sumatra: Korban Tewas Hingga Banyak Bantuan
Jakarta, CNBC Indonesia - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) merilis perkembangan terbaru jumlah korban terdampak bencana banjir dan longsor yang melanda tiga provinsi di Sumatra, yakni Aceh, Sumatra Utara, dan Sumatra Barat. Demikian disampaikan Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari dalam konferensi pers, Rabu (10/12/2025) pukul 17:00 WIB.
A. Korban meninggal dan hilang
"Rekapitulasi umum hasil pencarian dan pertolongan korban. Pada hari ini, 10 Desember 2025, untuk korban meninggal dunia bertambah lima jasad yang ditemukan, dari jumlah 964 jiwa korban meninggal dunia pada hari Selasa, 9 Desember 2025. Pada hari ini menjadi 969 jiwa dengan ditemukannya tambahan dua korban di Langkat, Sumatra Utara, dan tiga korban di Kabupaten Padang Pariaman, Sumatra Barat. Sehingga total 969 jiwa meninggal dunia," katanya.
Sementara itu, jumlah korban hilang juga mengalami perubahan setelah proses pembaruan data oleh posko di tiga provinsi terdampak.
"Untuk korban hilang, pada hari ini berkurang 12 orang, data yang kemudian direkapitulasi dan dimutakhirkan oleh posko tiga Provinsi. Kemarin terdata 264 jiwa daftar pencarian orang, saat ini berjumlah 252 jiwa," jelasnya.
Adapun jumlah pengungsi tercatat meningkat, menjadi total 894.501 orang per hari ini. Angka ini bertambah 500 orang, yang sebelumnya 894.101 orang. Penambahan tersebut ada di Provinsi Sumatra Utara.
Dengan demikian, data hasil rekapitulasi hari ini, total korban meninggal dunia 969 jiwa, korban hilang 252 jiwa yang masih masuk daftar pencarian, dan yang mengungsi 894.501 orang.
B. Pengungsi masih banyak
BNPB menegaskan seluruh bantuan untuk korban banjir dan longsor tiga provinsi di Sumatra, yakni Aceh, Sumut, dan Sumbar, terus disalurkan tanpa hambatan. Provinsi Aceh menjadi fokus utama distribusi logistik lantaran jumlah pengungsi terbanyak.
Abdul menyampaikan, Aceh mencatat jumlah pengungsi paling besar dibanding provinsi lain, yakni 831 ribu dari total 894.500 pengungsi dari tiga provinsi.
"Untuk Provinsi Aceh, ini yang menjadi atensi kita karena jumlah pengungsi yang paling banyak. Dari jumlah 894.500 orang ini, itu 831.000 orang itu ada di Banda Aceh," ungkapnya.
Karena itu, BNPB mempercepat dan mengoptimalkan pengiriman bantuan ke provinsi Aceh.
"Jadi untuk distribusi logistik memang kita atensi dan optimalkan di Provinsi Aceh, tanpa mengurangi intensitas dan frekuensi yang sama di dua provinsi lainnya," ujarnya.
Ia memaparkan, logistik yang masuk ke Posko Lanud Sultan Iskandar Muda hingga pukul 15.00 WIB hari ini mencapai jumlah yang cukup besar, yakni mencapai 448,6 ton sejak tanggal 28 November 2025 lalu.
"Rekapitulasi hingga hari ini 10 Desember 2025, untuk logistik yang masuk di Posko Lanud Sultan Iskandar Muda pukul 15.00 hari ini, total bantuan sejak tanggal 28 November itu 448,6 ton yang sudah masuk. Dari total bantuan masuk 448,6 ton ini sudah terdistribusi sebanyak 334 ton. Sehingga sisa stok yang terus kita kejar distribusinya adalah 114,5 ton," terang dia.
Untuk distribusi harian, Abdul melaporkan, per 10 Desember hingga pukul 14.00 WIB telah dilakukan pengiriman melalui darat dan udara.
"Khusus untuk hari ini saja, 10 Desember hingga pukul 14.00 WIB, sudah dilakukan distribusi logistik via darat, dengan menggunakan 5 truk dengan total tonase distribusinya 9,85 ton. Jadi 1 truk masing-masing tonase 2 ton, dan 7 sorti via udara dengan total tonase 4,93 ton," jelasnya.
BNPB, katanya, kini mengoptimalkan jalur darat untuk menambah pengiriman logistik non-pangan.
"Jadi kita di Provinsi Aceh mulai mengoptimalkan distribusi logistik via darat, supaya kita juga bisa menambah jumlah logistik non-permakanan, yang mungkin juga sangat dibutuhkan seperti tenda, matras, selimut, pakaian, dan lain-lain," ujar Abdul.
Sementara itu, jalur udara difokuskan untuk wilayah-wilayah pengungsian yang sulit dijangkau. "Untuk distribusi via udara, ini kita fokuskan untuk terus menjangkau titik-titik kantong-kantong pengungsian masyarakat, yang berjarak jauh dari pusat, posko, tiap kebupaten/kota," sambungnya.
C. Tidak ada penumpukan bantuan
Abdul juga menegaskan, tidak ada penumpukan bantuan di posko.
"Kami juga menyampaikan, bahwa pencatatan dan manajemen distribusi logistik itu tertata di Lanud Sultan Iskandar Muda. Jadi buat rekan-rekan yang kebetulan ada di Provinsi Aceh, silahkan melihat langsung bahwa tidak ada terjadi penimbunan, atau tidak ada terjadi stok logistik yang terhambat distribusinya di lanud Sultan Iskandar Muda," kata dia.
Menurutnya, tingginya partisipasi berbagai pihak membuat bantuan datang dalam jumlah besar setiap hari. Namun BNPB memastikan distribusi dilakukan secepat mungkin.
"Memang untuk barang yang masuk, karena begitu tingginya animo dan partisipasi dari semua pihak. Baik itu kementerian/lembaga, private sector, BUMN, organisasi masyarakat, maupun masyarakat sendiri, per individu. Itu untuk barang yang masuk sangat tinggi, sangat banyak. Dan ini kami upayakan dalam hari berjalan itu bisa terdistribusi," ujarnya.
"Sehingga biasanya rata-rata kalau misalkan 100% barang yang masuk di pagi hari, atau 100% barang yang ada per pagi hari di posko, itu kita upayakan paling tidak 60% hari berjalan itu terdistribusi," imbuh dia.
Adapun bantuan yang kembali masuk pada siang atau sore hari akan dikirimkan pada hari berikutnya. Abdul menegaskan tidak ada keterlambatan.
"Memang kemudian pada siang hari atau sore hari berjalan, itu distribusi yang baru atau barang yang baru, atau yang kembali masuk, itu akan kita distribusikan lagi di hari berikutnya," ucap Abdul.
"Jadi kami pastikan tidak ada keterlambatan distribusi logistik yang ada di posko. Unit-unit satuan udara kami mengejar peningkatan frekuensi sorti penerbangan. Begitu datang, loading, berangkat, datang, loading, berangkat, sehingga benar-benar kita upayakan tidak ada barang yang tinggal lebih dari dua hari di posko logistik lanud Sultan Iskandar Muda," pungkasnya.
[Gambas:Video CNBC]