01:15
Video: Menteri LH Ungkap Hasil Audit Sebab Banjir Bandang Sumatra
Jakarta, CNBC Indonesia- Banjir bandang dan longsor yang dipicu siklon tropis Senyar pada akhri November 2025 menghantam pulau Sumatra, akibatnya puluhan kabupaten/kota di Aceh, Sumaterea Utara dan Sumatera Barat porak-poranda.
Bencana yang mengakibatkan hampir 1.000 warga kehilangan nyawa dan ratusan orang hilang,puluhan ribu rumah, kerusakan jalan hingga jembatan dan fasilitas umum ini juga disebut semakin parah akibat adanya tambang ilegal dan pembalakan liar di hulu sungai. Dugaan ini muncul seiring dengan temuan tumpukan kayu gelondongan baik kelompok kayu komersial, kayu rimba campuran, dan kayu indah yang terbawa arus banjir Sumatra.
Menteri Lingkungan Hidup RI, Hanif Faisol Nurofiq menyampaikan keprihatinannya terhadap bencana banjir di 3 Provinsi di pulau Sumatra. Menilik kondisi dan dampak banjir bandang Sumatra, Kementerian LH melihat bahwak kondisi ini tidak lepas dari perubahan iklim dan Indonesia menjadi negara yang rentan terhadap kondisi ini.
Selain ini, banjir Sumatra juga menggambarkan adanya kondisi resapan yang sudah tidak baik karenadampak hujan lebat dan angin kencang sangat besar. Oleh karena itu, Kemenetrian LH melakukan upaya penanganan lingkungan hidup terhadap kasus ini di Sumut, Aceh dan Sumbar.
Dari pantauan Kementerian LH, di Sumut banjir menghantam bagian Selatan dan Barat Daya di kawasan Bukit Barisan yang terjadi pada 5 Daerah Aliran Sungai (DAS) dan Sub DAS yakni DAS Batang Toru, DAS Garuga, DAS Badili, Sub DAS Aek Pandan dan sub DAS Sibuluan. Dimana setiap DAS memiliki karakteristik yang berbeda dengan tutupan hutan dibagian hulu yang menjadi lahan pertanian lahan kering menyebabkan saat terjadi hujan deras tidak mampu menahan aliran air yang bersar sehingga menyebabkan kerusakan yang besar.KLH tengah melakukan audit lingkungan terhadap kondisi hulu sungai di DAS yang terkait Banjir Sumatera mengingat terdapat aktifitas pertanian, perkebunan, tambang emas, pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLT), perkebunan sawit milik BUMN yang sudah dihentikan sementara.
Selengkapnya saksikan dialog Shinta Zahara dengan Menteri Lingkungan Hidup Republik Indonesia,
Hanif Faisol Nurofiq dalam Evening Up, CNBC Indonesia (Senin, 08/12/2025)