RI Kaya Raya, Sampai Mau Dicolong Negara Lain yang Gak Punya SDA
Jakarta, CNBC Indonesia - Menteri Pertahanan (Menhan) Sjafrie Sjamsoeddin menekankan bahwa ada ancaman terhadap kekayaan sumber daya alam (SDA) Indonesia yang melimpah ruah. Menurutnya, kekayaan alam yang dimiliki Indonesia saat ini ibarat magnet yang menarik perhatian kekuatan global.
Sjafrie mengungkapkan, persaingan geopolitik dunia saat ini tidak lepas dari upaya negara-negara lain untuk menguasai sumber daya energi dan pangan yang ada di Indonesia. Bahkan ada yang berupaya mencurinya.
"Negara ini sangat kaya. Ada lagunya Koes Plus zaman dulu, itu dia bilang kalau tongkat ditanam langsung jadi tanaman. Kira-kira begitulah kesuburan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Saya kalau boleh sedikit bercerita, bagaimana negara yang kaya ini mau dicolong, mau dicuri oleh negara orang lain yang tidak mempunyai sumber daya alam," ujar Sjafrie dalam kuliah umumnya di Universitas Hasanuddin, dikutip Rabu (10/12/2025).
Salah satu contohnya, pada komoditas timah di Bangka Belitung. Dia menceritakan fenomena di mana sebuah negara asing mampu menjadi salah satu eksportir timah terbesar di dunia, padahal negara tersebut sama sekali tidak memiliki tambang timah di wilayahnya.
Hal itu terjadi akibat maraknya aktivitas pertambangan ilegal yang lolos dari pengawasan di dalam negeri.
"Ada negara, saya enggak sebut. Dia bisa jadi negara pengekspor timah nomor di bawah 10 besar. Tapi dia tidak punya penghasilan timah. Dari mana bisa terjadi? Itu karena kita tidak jaga kita punya sumber daya alam kita sehingga terjadilah illegal mining," tambahnya.
Situasi tersebut menyebabkan kerugian negara yang sangat masif selama puluhan tahun terakhir. Sjafrie memaparkan data bahwa sejak era reformasi hingga saat ini, mayoritas hasil timah Indonesia justru dibawa lari ke luar negeri tanpa memberikan kontribusi pajak atau pendapatan bagi negara, sementara porsi yang dikelola oleh BUMN justru sangat kecil.
"Di tahun 1998 sampai dengan tahun 2025 bulan September, semua penghasilan timah kita itu tinggal 20% yang ada di Republik yang bisa dikelola oleh BUMN PT Timah. 80% dibawa ke luar tanpa membayar pajak, tanpa membayar apapun kewajiban orang untuk membayar," imbuhnya.
Dengan begitu, dia menekankan pentingnya menjaga amanat konstitusi agar bumi dan air Indonesia benar-benar dimanfaatkan untuk kemakmuran rakyat sendiri, bukan untuk memperkaya bangsa lain yang ingin mengambil keuntungan sepihak.
(pgr/pgr)