Unit Usaha Syariah Maybank Catat PBT Rp 516 M di Kuartal III-2025
Jakarta, CNBC Indonesia - Kinerja perbankan syariah Maybank Indonesia tergolong solid hingga kuartal III-2025. Hal ini tercermin dari mencatat laba sebelum pajak (PBT) sebesar Rp516 miliar pada sembilan bulan 2025, dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya Rp163 miliar.
Kenaikan PBT sebesar 216,5% tersebut didorong oleh peningkatan pendapatan dan pengelolaan biaya yang disiplin. Pendapatan setelah distribusi bagi hasil meningkat 16,2% menjadi Rp1,11 triliun, didukung pendapatan dari penyaluran dana yang naik 4,7%, serta komposisi pendanaan yang lebih efisien sehingga porsi bagi hasil untuk pemilik dana menurun 6,6%.
Sementara itu, pendapatan operasional lainnya tumbuh 30,3% menjadi Rp217 miliar, didorong oleh pertumbuhan Wealth Management Syariah dan pemulihan aset. Pendapatan operasional bruto meningkat 18,3% menjadi Rp1,32 triliun pada kuartal III-2025.
Pembiayaan Syariah segmen Community Financial Services (CFS) tumbuh 13,3% menjadi Rp22,36 triliun. Pembiayaan nonritel meningkat 14,5%, ditopang oleh pertumbuhan sebesar 16,3% pada Business Banking, 19,7% pada SME+, serta 11,2% pada RSME.
Pembiayaan ritel naik 11,8%, didukung utamanya oleh pertumbuhan pembiayaan kepemilikan rumah sebesar 12,6% dan otomotif sebesar 3,5%. Pembiayaan Syariah tercatat sebesar Rp29,64 triliun, berkontribusi sebesar 27,8% terhadap total portofolio pembiayaan Bank (Bank saja).
Di samping itu, CASA Syariah meningkat 17,7% menjadi Rp22,71 triliun, didorong pertumbuhan Giro sebesar 36,1% dan Tabungan sebesar 3,2%. Deposito Berjangka turun 22,5%, sejalan dengan strategi Bank untuk mengoptimalkan komposisi pendanaan. Rasio CASA tercatat sebesar 62,2% pada September 2025, naik dari 52,0% pada September 2024. Namun demikian, total simpanan nasabah perbankan Syariah turun 1,6% menjadi Rp36,51 triliun.
Rasio non-performing financing (NPF) membaik menjadi 2,4% (gross) dan 1,6% (net) pada September 2025, dibandingkan 2,5% (gross) dan 1,8% (net) pada September 2024. Rasio financing-to-deposit (FDR) berada di level 80,5%.
Sebagai pengingat, PT Bank Maybank Indonesia Tbk (BNII) memproyeksikan pelepasan unit usaha syariah (UUS) dapat dieksekusi sekitar dua tahun lagi. Presiden Direktur Maybank Indonesia, Steffano Ridwan mengatakan, pihaknya bakal melakukan pelepasan UUS menjadi bank umum syariah (BUS) jika nilai aset sudah mencapai Rp50 triliun. Hal ini sesuai dengan aturan Otoritas Jasa Keuangan (OJK).
"Targetnya mungkin sekitar tahun 2027. Kita perhitungkan, kita mungkin udah bisa menyentuh angka itu," ujar Steffano beberapa waktu lalu.
Adapun, UUS Maybank Indonesia mencatatkan total aset sebesar Rp40,90 triliun hingga semester I-2025. Jumlah tersebut menempatkannya sebagai bank syariah terbesar kelima di Indonesia. Lebih jauh, ia mengatakan bahwa Maybank Indonesia memandang pengembangan industri perbankan syariah merupakan bagian dari komitmen berkelanjutan Maybank Group asal Malaysia itu.
"Sudah cukup lama sekali Syariah First menjadi principal kami walaupun kami bank konvensional, tapi Syariah menjadi salah satu fokus utama kami sudah dari dulu," ujar Steffano.
Dia mengatakan komitmen itu diwujudkan dimulai dari pengembangan UUS Maybank Syariah. Steffano menyebut rencana spin off merupakan bagian dari komitmen Maybank.
"Dan sekarang kita mulai dengan UUS dulu, tapi begitu kita hit result-nya kita akan segera untuk spin-off, Nah, itu komitmen kami juga," pungkas dia.
(rah/rah)