Gegara Toilet Kecelakaan Maut di Afrika Sampai Turun Drastis

Intan Rakhmayanti Dewi, CNBC Indonesia
Sabtu, 06/12/2025 15:30 WIB
Foto: Ilustrasi seorang pekerja berjalan melewati parkiran truk. (Dok. Freepik)

Jakarta, CNBC Indonesia - Perjalanan di jalan-jalan Afrika bukan hanya soal jarak dan waktu tempuh. Tantangan terbesar justru soal keselamatan. Benua ini menjadi salah satu titik panas kecelakaan lalu lintas dunia.

Data menunjukkan, korban jiwa akibat kecelakaan jalan di Afrika mencapai sekitar seperempat dari total korban global, padahal kendaraan di benua ini hanya kurang dari 4% dari total kendaraan dunia.

Situasi di Afrika sub-Sahara paling mengkhawatirkan. Tingkat kematian akibat kecelakaan jalan di wilayah ini mencapai 27 orang per 100.000 penduduk-tiga kali lipat rata-rata Eropa yang hanya 9 dan jauh di atas rata-rata global 18.


Infrastruktur jalan yang buruk memperparah masalah ini. Meski investasi pembangunan jalan meningkat, kualitas jalan di banyak negara Afrika masih rendah, tercermin dalam survei Forum Ekonomi Dunia dan peringkat kualitas jalan lintas negara dari IMF.

Namun, selain jalan yang buruk dan kecelakaan, ada faktor lain yang jarang disorot yakni ketersediaan toilet. Bagi pengemudi yang ingin buang air saat di jalan, pilihan sangat terbatas. Kurangnya fasilitas ini bisa menjadi ancaman keselamatan. Saat tubuh mendesak untuk buang air, perhatian pengemudi bisa teralihkan, membuat mereka lebih mudah melakukan kesalahan di jalan, seperti ngebut atau melakukan manuver berisiko.

Seorang peneliti Universitas Oxford menyoroti bahwa mengemudi saat ingin buang air sama bahayanya dengan mengemudi dalam keadaan mabuk atau lelah. Dorongan untuk segera mencari toilet dapat menurunkan fokus, memperlambat reaksi, dan memengaruhi penilaian dalam situasi berbahaya.

"Saya berargumen bahwa meningkatkan akses wajar dan dapat diandalkan bagi pengemudi ke toilet dapat memberikan manfaat keselamatan jalan yang setara dengan penegakan hukum terhadap mengemudi dalam keadaan mabuk atau lelah," ujar Festival Godwin Boateng, peneliti senior di Universitas Oxford, dalam tulisannya berjudul 'Toilets can make Africa's roads safer, according to this new study' yang ditayangkan The Conversation pada 18 November 2025.
ya.

Ia mengatakan, kerugian akibat kecelakaan lalu lintas di Afrika sangat besar. Tidak lama lalu, Uni Afrika menyatakan bahwa kecelakaan jalan merugikan sekitar 2% PDB tahunan negara anggotanya.

Penelitian bahkan menunjukkan, menahan buang air bisa menimbulkan gangguan kognitif setara dengan tetap terjaga selama 24 jam atau kadar alkohol darah 0,05%.

Karena itu, akses toilet yang memadai seharusnya menjadi bagian dari strategi keselamatan jalan. Pada 2020, di Kenya, seorang pengacara berhasil memaksa pihak berwenang menyediakan toilet bagi pelancong-menunjukkan bahwa masalah ini bisa diatasi dengan kebijakan yang tepat.

Langkah praktis yang bisa dilakukan adalah membangun lebih banyak toilet umum, terutama di jalan raya dan kota-kota besar. Afrika masih menjadi benua dengan tingkat "kemiskinan toilet" tinggi. WHO mencatat, sekitar 779 juta orang di Afrika tidak memiliki akses wajar dan dapat diandalkan ke toilet yang aman dan bersih.

Inisiatif swasta juga mulai muncul. Di Ghana, misalnya, pengembang membangun rest area dengan fasilitas toilet berbayar di jalan raya. Tempat ini tidak hanya menjadi lokasi istirahat, tetapi juga mendukung keselamatan pengemudi dengan menyediakan fasilitas dasar. Pemerintah bisa mendorong pengembangan fasilitas serupa agar lebih luas dan terjangkau.

Selain itu, banyak pengemudi perkotaan mengandalkan toilet di SPBU, hotel, restoran, kafe, atau pusat perbelanjaan. Namun, data tentang kebersihan, biaya, keamanan, dan lokasi fasilitas ini masih terbatas. Penelitian lebih lanjut penting agar publik memahami masalah ini dan mendorong kebijakan mobilitas yang lebih humanis.


(dce)
Saksikan video di bawah ini:

Ada diskon 70% + 20% di ElectronicPro Fair Trans Studio Mall Cibubur!