MARKET DATA
Internasional

Trump Menggila, Perang Baru AS di Samudra Pasifik Tewaskan 87 Orang

sef,  CNBC Indonesia
05 December 2025 14:05
Sebuah kapal terbakar di lepas pantai Venezuela dalam tangkapan layar yang diambil dari video yang dirilis pada tanggal 14 Oktober 2025, yang menggambarkan apa yang dikatakan Presiden AS Donald Trump dalam sebuah unggahan di Truth Social sebagai serangan AS terhadap sebuah kapal yang diduga sebagai kapal penyelundup narkoba. (Donald Trump via Truth Social/via REUTERS)
Foto: Sebuah kapal terbakar di lepas pantai Venezuela dalam tangkapan layar yang diambil dari video yang dirilis pada tanggal 14 Oktober 2025, yang menggambarkan apa yang dikatakan Presiden AS Donald Trump dalam sebuah unggahan di Truth Social sebagai serangan AS terhadap sebuah kapal yang diduga sebagai kapal penyelundup narkoba. (via REUTERS/DONALD TRUMP VIA TRUTH SOCIAL)

Jakarta, CNBC Indonesia - Serangan baru kembali dilakukan Amerika Serikat (AS) terhadap kapal yang diduga terkait pengedar narkoba di Samudra Pasifik. Setidaknya empat orang tewas dalam operasi tersebut.

Pengumuman resmi diberikan militer AS, Kamis waktu setempat. Sejak operasi perang terhadap narkoba dimulai Trump, total 87 orang tewas dalam serangan drone dan rudal Amerika.

Sebenarnya Trump dan Menteri Pertahanan Pete Hegseth mendapat kecaman atas penyerangan itu. Klaim Trump dianggap tak menunjukkan bukti kuat.

Dalam peristiwa Kamis, seorang anggota parlemen senior dari Partai Demokrat yang melihat rekaman insiden itu mengatakan bahwa serangan AS dilakukan ke "para pelaut yang karam". Sementara yang lain menggambarkannya sebagai "kemungkinan kejahatan perang".

"Serangan terbaru menargetkan sebuah kapal di perairan internasional yang dioperasikan oleh Organisasi Teroris Tertunjuk," kata Komando Selatan AS dalam sebuah unggahan di X, dikutip AFP, Jumat (5/12/2025).

"Intelijen mengonfirmasi bahwa kapal tersebut membawa narkotika ilegal dan transit di sepanjang rute perdagangan narkotika yang diketahui di Pasifik Timur," tambahnya.

"Empat teroris narkotika pria di atas kapal tewas," tulisnya lagi, menyertakan video yang menunjukkan sebuah kapal bermesin ganda melaju kencang di perairan sebelum terkena ledakan yang menyebabkan kapal tersebut terbakar.

Sebelumnya pada hari itu, para anggota parlemen menghadiri pengarahan rahasia di Capitol Hill. Di mana mereka diperlihatkan rekaman video serangan yang lebih panjang, yang hanya sebagian kecilnya telah dirilis ke publik.

"Rekaman itu menunjukkan militer Amerika menyerang pelaut yang karam menyebutnya 'penjahat, penjahat sejati'," ujar Anggota DPR Jim Himes, petinggi Partai Demokrat AS di Komite Intelijen DPR, kepada para wartawan.

"Salah satu hal paling meresahkan yang pernah saya saksikan selama saya mengabdi di pemerintahan," katanya.

"Ada dua orang yang jelas-jelas dalam kesulitan tanpa alat transportasi, dengan kapal yang hancur, yang dibunuh oleh Amerika Serikat."

Komentar kritis tak hanya dari Demokrat tapi juga Republik. Anggota DPR Republik, Don Bacon, mengatakan "kedua orang ini berusaha bertahan hidup" dan "aturan perang kita tidak mengizinkan kita membunuh korban selamat".

"Aturannya adalah mereka harus menimbulkan ancaman langsung. Dan saya pikir kita bisa mengatakan mereka tidak menimbulkan ancaman langsung bagi negara kita," kata Bacon.

Pemerintahan Trump bersikeras bahwa mereka secara efektif sedang berperang dengan para "teroris narkotika" dan presiden telah mengerahkan kapal induk terbesar di dunia dan berbagai aset militer lainnya ke Karibia, bersikeras bahwa mereka berada di sana untuk operasi antinarkotika. Ketegangan regional telah meningkat akibat serangan dan peningkatan kekuatan militer, dengan pemimpin sayap kiri Venezuela, Nicolas Maduro, menuduh Washington menggunakan perdagangan narkoba sebagai dalih untuk "memaksakan perubahan rezim" di Caracas.

(sef/sef)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Perang Baru Trump Menggila, Sudah 40 Tewas-Warga Was-Was Mati Konyol


Most Popular