Muncul Tanda Orang RI Mulai Pede Mau Beli Mobil, Daihatsu Ingatkan Ini
Jakarta, CNBC Indonesia - Ada sinyal positif dari naiknya penjualan mobil. Pada bulan Oktober 2025, penjualan tercatat sebanyak 74.019 unit, naik 19,2 persen atau 11.942 unit dibanding September yang tercatat sebanyak 62.077 unit.
Manajemen Daihatsu mengatakan, kepercayaan konsumen kembali membeli mobil berangsur pulih. Namun, optimisme tersebut masih dibayangi oleh kekhawatiran akibat kebijakan opsen pajak kendaraan bermotor yang berpotensi mendongkrak harga on the road (OTR) di sejumlah daerah.
"Ekonomi terlihat ke arah membaik, harapannya konsumen yang ingin membeli lebih yakin, asal pajak opsen tidak mengganggu," tutur Marketing and Customer Relation Division Head PT Astra International Daihatsu Sales Operation (AI DSO) Tri Mulyono dalam keterangannya, Jumat (5/12/2025).
Penerapan opsen pajak yang besarannya sangat bergantung pada kebijakan masing-masing pemerintah daerah berpotensi langsung memengaruhi harga jual kendaraan di tingkat konsumen. Kenaikan harga on the road akibat tambahan beban pajak tersebut dinilai cukup sensitif, terutama bagi segmen pembeli kelas menengah. Selisih harga beberapa juta rupiah saja dapat mengubah keputusan beli masyarakat.
Di sisi lain, pertumbuhan ekonomi di berbagai daerah mulai menunjukkan tren kenaikan. Kondisi ini diharapkan dapat menjadi penopang daya beli masyarakat, asalkan tidak tergerus oleh kenaikan harga akibat faktor pajak. Hal tersebut juga diperkuat oleh keyakinan pemerintah, dimana Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa sebelumnya menyampaikan bahwa hingga akhir tahun ini pertumbuhan ekonomi Indonesia berpeluang mencapai 5,6 persen sampai 5,7 persen.
Dengan berbagai dinamika tersebut, Daihatsu tetap mematok target mempertahankan posisinya sebagai merek dengan penjualan terbesar kedua secara nasional dalam 17 tahun berturut-turut. Hal itu tidak mudah mengingat kehadiran merek-merek baru, khususnya dari China.
Data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor di Indonesia (Gaikindo) mencatat, penjualan ritel Daihatsu sepanjang Januari hingga Oktober 2025 mencapai 112.530 unit dengan pangsa pasar sekitar 17 persen. Pada Agustus 2025, penjualan tercatat sebanyak 11.008 unit dan meningkat menjadi 12.196 unit pada Oktober 2025. Daihatsu pun kembali mempertahankan posisi di peringkat kedua penjualan otomotif nasional.
"Target kami memang mempertahankan posisi dan kami optimistis bertahan hingga akhir tahun ini," ujar Tri Mulyono.
Secara industri, penjualan ritel kendaraan secara nasional sepanjang Januari hingga Oktober 2025 hanya mencapai 660.659 unit, atau turun 9,6 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya yang mencapai 731.113 unit. Tekanan ini tidak hanya dipengaruhi oleh kondisi ekonomi rumah tangga, tetapi juga oleh potensi kenaikan harga kendaraan akibat kebijakan opsen pajak di sejumlah wilayah.
Bagi konsumen kelas menengah dan menengah ke bawah, harga on the road menjadi faktor paling menentukan dalam pembelian kendaraan. Dengan adanya opsen pajak, harga yang tertulis di daftar resmi bisa mengalami penyesuaian saat masuk ke tahap pembayaran akhir.
Dalam menghadapi tantangan itu, strategi pabrikan Jepang seperti Daihatsu berbeda dari pabrikan China dengan kendaraan listriknya yang lebih fokus di perkotaan. Brand yang sudah lebih lama juga berfokus pada pasar di daerah.
"Tetap memperluas coverage ke rural (pedesaan) dan remote area. Ini untuk meningkatkan volume unit entry," tutur Deputy After Sales Service & Logistic Division Head PT Astra International Daihatsu Sales Operation (AI DSO) Yanuar Krisna.
(dce)