Dwelling Time Pelabuhan RI Kian Cepat Jadi 2,47 Hari, Ini Rahasianya!
Jakarta, CNBC Indonesia - Dwelling time atau lama inap barang di pelabuhan berhasil ditekan menjadi 2,47 hari pada Oktober 2025. Sebelumnya pada Maret 2025, dwelling time memiliki durasi selama 2,77 hari.
Kepala LNSW Oza Olavia membeberkan perbaikan dwelling time tersebut karena efektivitas integrasi sistem ekspor-impor lewat Sistem Indonesia National Single Window (SINSW).
Oza menjelaskan ada banyak faktor yang dapat memengaruhi bongkar muat barang atau dwelling time. Pasalnya ada banyak stakeholders yang berperan seperti dari kementerian atau lembaga terkait.
"Jadi ini untuk yang dwelling time. Jadi ini sangat dipengaruhi banyak hal ya, karena ini disini berperan hampir banyak sekali kementerian lembaga yang terkait," ucapnya dalam Media Gathering bertajuk "Pengelolaan LNSW dalam Rangka Optimalisasi Kinerja APBN" di Jakarta pada Kamis (4/12/2025).
Selain itu, ia mengatakan ada faktor libur yang menyebabkan dwelling time pada Maret dibandingkan saat ini.
"Memang kita berharap ini masih bisa terus perbaikan, tapi bagaimana pasti juga akan sangat tergantung kondisi. Misalnya satu bulan itu kalau misalnya libur itu panjang banget biasanya ada holiday. Kebetulan lebaran kita 2 minggu ke pelabuhan tidak boleh di open, itu otomatis ya otomatis akan ada penumpukan di pelabuhan," ucapnya.
Ia juga mengatakan bahwa tidak apple to apple jika membandingkan dwelling time antara Indonesia dengan negara lainnya seperti Singapura. Sebab menurutnya Indonesia adalah negara bongkar muat bukan sekadar transit seperti di Singapura.
"Kita bukan negara transit, kita benar-benar bongkar muat. Beda kalau kita cocokin sama Singapura, anda bisa lihat Singapura bisa rendah banget. Cuma satu sebentar dia gak bongkar di sana dia transit dan transhipment ada di sana. Itulah kenapa dalam melihat dual linkage kita juga harus melihat typically dari ekspor logistik dari suatu negara," tegasnya.
Di sisi lain, dwelling time agregat pada periode Januari hingga Oktober 2025 tercatat 2,93 hari. Meskipun lebih rendah dibandingkan pada 2019 yakni 3,16 hari, namun trennya meningkat dalam tiga tahun terakhir. Pada 2023, dwelling time tercatat 2,62 hari dan pada 2024 tercatat 2,86 hari. Oza sendiri mengatakan bahwa akan terus berupaya dalam menurunkan dwelling time.
"Kita berharap ke depan memang dwelling time ini bisa semakin turun," ucapnya.
Upaya dalam percepatan dwelling time sendiri didukung oleh penerapan National Logistics Ecosystem (NLE) yang telah dijalankan di 63 pelabuhan dan tujuh bandar udara di seluruh indonesia hingga 2025.
Berdasarkan survei Implementasi NLE tahun 2024 yang disupervisi Prospera, LNSW berperan dalam menyediakan layanan publik digital yang telah berhasil meningkatkan efisiensi waktu dan biaya melalui simplifikasi proses bisnis ekspor, impor, dan logistik.
Misalnya saja NLE dapat menghasilkan efisiensi waktu hingga 66,5% dan efisiensi biaya hingga 77,49% utamanya untuk layanan Single Submission (SSm) Perizinan dan Quarantine Customs.
"Jadi ini salah satu yang kita harapkan terus, bagaimana setiap kebijakan yang diambil dengan adanya pengelolaan yang baik, integrasi yang baik, ini bisa lebih memberikan manfaat lebih," ujar Oza.
(haa/haa)[Gambas:Video CNBC]