
Imbas Impor dari AS Dinaikkan, RI Kurangi Beli Minyak-LPG dari Arab

Jakarta, CNBC Indonesia - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia mengaku bakal mengurangi kuota impor minyak dan gas dari wilayah Timur Tengah dan Kawasan Asia, demi kesepakatan tarif resiprokal dengan Amerika Serikat.
Dalam kerangka untuk negosiasi perjanijian resiprokal dengan Amerika Serikat, ada poin kesepakatan komersial yang dijanjikan. Yaitu pembelian produk energi seperti Liquified Petroleum Gas (LPG), minyak mentah, dan Bahan Bakar Minyak (BBM) bensin, dengan nilai estimasi US$15 miliar.
"Mengurangi dari negara lain ya. Ya Timur Tengah lah, Timur Tengah dan Asia," kata Bahlil, di Kompleks Istana Kepresidenan, Senin (28/7/2025).
Bahlil mengatakan impor itu nantinya akan dilakukan dengan memperhatikan nilai keekonomian, harga yang kompetitif. Meski ia belum mau memberikan rincian terkait impor masing-masing barang yang akan diimpor.
Lebih lanjut, menurut Bahlil, impor LPG dari Amerika Serikat sudah dimulai. Namun rencananya ke depan akan ditingkatkan jumlahnya, meski ia belum bisa membeberkan kapan pengiriman pertama akan dilakukan.
"Ya itu kan kalau LPG sudah terjadi, volumenya aja kita tingkatkan, nah volume peningkatannya sekarang kita lagi kerjakan," kata Bahlil.
Seperti diketahui, nilai impor BBM Indonesia dari AS masih kecil atau hanya 4% dari nilai impor secara keseluruhan. Penambahan impor dari AS harus di waspadai utamanya terkait dengan waktu biaya logistik.
Gubernur Indonesia untuk OPEC (2015 - 2016) Widhyawan Prawiraatmadja mengingatkan, waktu yang dikeluarkan untuk impor dari Amerika Serikat akan lebih besar jika dibandingkan dari Timur Tengah.
Pasalnya, menurutnya, jarak antara Indonesia dengan AS terhitung jauh atau bisa mencapai 20 hari bila dibandingkan dengan jarak antara Indonesia dengan negara-negara timur tengah hanya memakan waktu hingga 10 hari.
"Jauh itu berarti kalau bawa dari sana ke sini tuh takes time. Jadi dua kali lebih panjang," ujarnya kepada CNBC Indonesia beberapa waktu yang lalu.
Dia menyebutkan jarak yang jauh tersebut nantinya juga akan menambah biaya yang harus dikeluarkan untuk transportasi.
"Artinya kan selain transportation cost-nya lebih tinggi, itu juga ada biaya persediaan yang kita harus sediakan. Karena yang tadinya cukup 10 hari, persediaannya ini harus 20 hari, karena waktunya agak lama," sambungnya.
Impor minyak, BBM, dan LPG RI Tahun 2024
Untuk perbandingan, berikut catatan data impor minyak, BBM, dan LPG RI tahun lalu:
Minyak Mentah
Sepanjang tahun 2024, Dewan Ekonomi Nasional (DEN) mencatat impor minyak mentah dari AS terhitung seuprit. Impor minyak mentah AS sebesar US$ 431 juta setara Rp 7,01 triliun (asumsi kurs Rp 16.278 per US$) atau sebanyak 4% dari total impor minyak mentah di Indonesia sebesar US$ 10,4 miliar setara Rp 169,29 triliun.
Selama ini Indonesia masih mengimpor minyak mentah paling banyak dari Nigeria. Sepanjang 2024, Indonesia mengimpor minyak mentah dari Nigeria sebesar US$ 2,9 miliar setara Rp 47,2 triliun atau setara 28% dari total impor minyak RI tahun lalu.
Negara selanjutnya yang menjadi sumber terbesar impor minyak mentah Indonesia tahun 2024 adalah dari Arab Saudi. Tercatat, impor minyak mentah dari Arab Saudi mencapai US$ 2,05 miliar setara Rp 33,36 triliun atau sebanyak 20% dari total impor minyak mentah RI.
Lalu, diikuti oleh negara Angola sebesar US$ 1,71 miliar atau 17%, Gabon sebesar US$ 1,04 miliar atau 10%, Australia sebesar US$ 0,75 miliar atau 7%, dan Amerika Serikat sebesar US$ 0,43 miliar atau 4%.
Sisanya, sebanyak US$ 1,47 miliar setara Rp 23,93 triliun atau 14% impor minyak mentah RI tahun 2024 dari berbagai negara lainnya.
LPG
Berdasarkan data DEN, pada 2024 Amerika Serikat memang negara utama asal impor LPG RI pada 2024.
Indonesia tercatat mengimpor LPG dari AS sebesar US$ 2,03 miliar atau sekitar Rp 33,04 triliun (asumsi kurs Rp 16.277 per US$) pada 2024 lalu. Jumlah ini mencapai 53% dari total impor LPG nasional yang mencapai US$ 3,8 miliar atau sekitar Rp 61,86 triliun.
Adapun, negara kedua yang menjadi sumber impor LPG RI adalah Qatar yakni mencapai 11% atau sebanyak US$ 0,4 miliar atau setara Rp 6,5 triliun. Diikuti oleh Uni Emirat Arab (UEA) sebanyak US$ 0,39 miliar atau setara Rp 6,34 triliun atau sebanyak 10%.
Negara selanjutnya yang menjadi sumber impor LPG RI tahun 2024 adalah Arab Saudi dengan jumlah impor US$ 0,38 miliar atau 10%. Kemudian negara Kuwait sebanyak US$ 0,24 miliar atau 6%, dan Algeria sebanyak 0,18 miliar atau 5%.
Sisanya, sebanyak US$ 0,18 miliar setara Rp 2,92 triliun atau 5% impor LPG RI tahun 2024 berasal dari berbagai negara lainnya.
BBM
Dari sisi impor Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis bensin, Amerika Serikat terlihat bukan negara asal impor BBM RI selama ini.
Indonesia tercatat mengimpor BBM terbesar dari Singapura. Pada 2024 Indonesia mengimpor BBM dari Singapura sebesar US$ 11,40 miliar atau 53% dari total impor BBM nasional sebesar US$ 21,6 miliar.
Setelah Singapura, Indonesia mengimpor BBM dari Malaysia, China, India, Arab Saudi, dan Korea Selatan.
(dce)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Impor LPG dari AS Akan Ditambah, Harganya Gimana? Ini Kata Bahlil
