MARKET DATA

40.000 Ha Sawah di Sumut, Sumbar, dan Aceh Rusak karena Banjir-Longsor

Chandra Dwi Pranata,  CNBC Indonesia
04 December 2025 17:20
Banjir yang merendam pemukiman warga di Kabupaten Tapanuli Utara, Sumatra Utara, Selasa (25/11). (Dok. BPBD Kabupaten Tapanuli Utara)
Foto: Banjir yang merendam pemukiman warga di Kabupaten Tapanuli Utara, Sumatra Utara, Selasa (25/11). (Dok. BPBD Kabupaten Tapanuli Utara)

Jakarta, CNBC Indonesia - Kementerian Pertanian (Kementan) menegaskan akan memperbaiki lahan persawahan yang rusak akibat banjir bandang dan longsor di tiga provinsi Sumatra yakni Aceh, Sumatra Utara (Sumut), dan Sumatra Barat (Sumbar). Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman telah meninjau wilayah yang terdampak banjir di Sumut untuk memastikan pemulihan pascabencana berjalan cepat. Pihaknya akan memperbaiki sawah yang rusak akibat bencana tersebut.

Adapun luas lahan sawah secara keseluruhan yang rusak mencapai 40.000 hektare (ha). Dari jumlah itu, ada 82 ha lahan sawah yang rusak berat saat Amran meninjau Tapanuli Tengah, Sumatra Utara.

"Sawah yang rusak kita bangun seperti semula, itu tanggung jawab pemerintah pusat dan dalam hal ini Kementerian Pertanian," kata Amran dalam konferensi pers pelepasan bantuan ke Sumatra di kantor Kementerian Pertanian, Kamis (4/11/2025).

Bahkan, Amran pun mengaku sedih setelah meninjau langsung lokasi bencana dan menyebabkan persawahan para petani rusak. Padahal, ada beberapa sawah yang tinggal sedikit lagi memasuki masa panen.

"Jadi yang rusak total kami lihat, sawah sudah rata. Ada yang 1 minggu mau panen, kemudian 2 minggu mau panen tiba-tiba banjir datang. Sedih saya melihat saudara kita terkena musibah," lanjut Amran.

Banjir bandang yang terjadi di wilayah Padang, Sumatera Barat, menghanyutkan kayu gelondongan, Sabtu (29/11/2025). (REUTERS/Willy Kurniawan)Foto: Banjir bandang yang terjadi di wilayah Padang, Sumatera Barat, menghanyutkan kayu gelondongan, Sabtu (29/11/2025). (REUTERS/Willy Kurniawan)
Banjir bandang yang terjadi di wilayah Padang, Sumatera Barat, menghanyutkan kayu gelondongan, Sabtu (29/11/2025). (REUTERS/Willy Kurniawan)

Oleh karena itu, pihaknya langsung bergerak untuk mendata area persawahan yang mengalami kerusakan.

"Mulai kemarin, kami langsung bergerak identifikasi, persiapan paling lambat sudah ngolah itu di Januari minggu pertama, alat sudah bekerja. 3 minggu ini persiapan," jelasnya.

Untuk pelaksanaan teknis, Kementan bekerja sama dengan kontraktor lokal yang ditunjuk pemerintah daerah, sementara pembiayaan sepenuhnya ditanggung pusat.

"Kami kerja sama menggunakan kontraktor lokal. Pak Bupati tinggal tunjuk, Pak Gubernur nanti langsung kerjakan, pusat yang biayai. Bukan unitnya berapa, tapi sampai selesai. Jadi kami tanggung jawab ambil alih sampai selesai dan bukan saja di sini tapi seluruh yang terdampak," tegasnya.

Amran menjelaskan dukungan disesuaikan dengan kondisi sawah di setiap lokasi, termasuk bagi petani yang gagal panen akibat banjir.

Untuk lahan yang rata karena banjir, pemerintah akan bangun kembali sawahnya dan dilengkapi dengan bantuan benih serta alat pertanian lainnya.

Untuk lahan yang tidak mengalami kerusakan berat, pemerintah tetap menyalurkan bantuan sarana-prasarana produksi dan alat dan mesin pertanian (alsintan).

"Nanti cetak sawah, perbaikan sawah, benihnya, rehabnya, itu gratis, kemudian alat mesin pertanian juga gratis, kita akan perbaiki irigasinya, gratis, dibangun oleh pemerintah," ucapnya.

(chd/wur)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article 7 Relawan Tewas Tertimbun Longsor Saat Perbaiki Drainase Banjir


Most Popular