2 Raksasa NATO Teken Perjanjian Bersejarah, Incar Mesin Perang Putin
Jakarta, CNBC Indonesia - Inggris dan Norwegia secara resmi menyepakati perjanjian pertahanan yang ambisius, yang dijuluki "Lunna House agreement," untuk meningkatkan keamanan dan memburu kapal selam Rusia di Samudra Atlantik Utara. Perjanjian bersejarah ini ditandatangani di London pada hari Kamis (4/12/2025).
Perjanjian ini menetapkan patroli bersama di Atlantik Utara, termasuk wilayah strategis GIUK Gap (perairan antara Greenland, Islandia, dan Inggris) yang sering digunakan Rusia sebagai jalur kapal selam menuju Atlantik.
Dalam implementasinya, kedua negara akan mengerahkan armada gabungan yang terdiri dari minimal 13 kapal perang anti-kapal selam Tipe 26, didukung oleh teknologi drone. Norwegia akan menyumbang lima kapal, sementara Inggris menyumbang delapan kapal, meskipun patroli penuh baru akan dimulai pada akhir 2020-an atau awal 2030-an.
Selain itu, kerja sama ini mencakup latihan gabungan, pelatihan marinir Inggris di suhu ekstrem Norwegia, dan penggunaan rudal jelajah buatan Norwegia pada kapal-kapal permukaan Inggris.
Perdana Menteri Inggris Keir Starmer menyambut baik kesepakatan yang disebutnya bersejarah ini.
"Karena makin banyak kapal Rusia terdeteksi di perairan kami, kami harus bekerja sama dengan mitra internasional untuk melindungi keamanan nasional kami," kata Starmer dalam sebuah pernyataan.
"Perjanjian bersejarah dengan Norwegia ini memperkuat kemampuan kami untuk melindungi perbatasan dan infrastruktur penting yang menjadi sandaran kedua negara kami."
Keputusan memperkuat pertahanan ini didorong oleh kekhawatiran yang meningkat terhadap aktivitas Moskow. London mencatat adanya peningkatan kehadiran kapal Rusia yang mengancam perairan U.K. sebesar 30% dalam dua tahun terakhir.
Fokus patroli juga diarahkan pada perlindungan infrastruktur bawah laut yang kritis, seperti pipa dan kabel data global, yang rentan terhadap sabotase. Kabel bawah laut membawa sekitar 98% dari data dunia dan sangat penting bagi kehidupan sehari-hari.
Rusia dianggap memiliki armada kapal selam yang sangat tangguh, dan aktivitasnya di perairan Arktik, wilayah yang secara tradisional didominasi Rusia, menjadi perhatian utama NATO. Perjanjian ini juga disepakati di tengah gelombang insiden kerusakan pipa dan kabel di Laut Baltik pada akhir 2024, yang dikaitkan dengan "armada bayangan" Rusia.
(luc)