Mengenal Bulan Sabit Emas, Markas Dewi Astutik Selain Segitiga Emas

sef, CNBC Indonesia
Kamis, 04/12/2025 13:55 WIB
Foto: Buron kasus sabu Rp 5 T Dewi Astutik tiba di RI (Dok. istimewa Via Detikcom)

Jakarta, CNBC Indonesia - Penangkapan Dewi Astutik membuat heboh. Sebelumnya, Badan Narkotika Nasional (BNN) bersama Interpol dan Badan Intelijen Strategis (BAIS) TNI menangkap eks tenaga kerja wanita (TKW) itu di Sihanoukville, Kamboja, melalui operasi terkoordinasi Selasa, sebelum diterbangkan ke Jakarta.

Ia terkait kasus penyelundupan dua ton sabu senilai Rp 5 triliun. Dirinya juga dicari kepolisian Korea Selatan (Korsel).

Dewi Astutik yang juga dikenal sebagai Mami, adalah seorang pengedar besar yang terkait dengan jaringan "Segitiga Emas atau Golden Triangle" dan rekan dekat gembong narkoba Indonesia Fredy Pratama. Namun tak hanya segitiga emas, ia juga aktif di "Golden Crescent alias Bulan Sabit Emas".


Lalu apa itu "Bulan Sabit Emas"?

Jika "Segitiga Emas" merujuk geng narkoba di perbatasan Myanmar, Laos, dan Thailand, "Bulan Sabit Emas" merujuk geng narkoba di Asia Selatan. Mereka beroperasi di wilayah Afghanistan, Pakistan dan Iran.

Kebanyakan narkoba yang diedarkan adalah opium. Dipercaya peredaran narkoba di India juga datang dari wilayah ini.

"Kini Afghanistan telah menjadi salah satu pusat penghasil opium terpenting di dunia. Saat ini, Afghanistan merupakan produsen opium ilegal terbesar kedua setelah Myanmar," tulis Kementerian Hukum Amerika Serikat (AS) dalam situs resminya, dilihat CNBC Indonesia Kamis (4/12/2025).

"Intervensi Rusia di Afghanistan, yang diikuti oleh perang saudara yang berkepanjangan, telah menghancurkan negara tersebut dalam banyak hal, tetapi menciptakan kondisi ideal untuk budidaya bunga opium," tambah website resmi pemerintah Paman Sam itu.

"Di Lembah Sungai Helmand, yang menghasilkan hampir 40% panen opium Afghanistan, para pemimpin perlawanan mempertahankan budidaya opium sebagai kebutuhan ekonomi setelah satu dekade perang dan berkurangnya dukungan militer dari luar untuk mujahidin."

Dengan membudidayakan bunga poppy, bahan utama opium, mereka bisa mendapatkan US$ 1.800 (Rp 29 juta) per hektar. Ini tujuh kali lebih banyak daripada hasil budidaya gandum di wilayah yang sama.

Di situs yang sama, dikabarkan juga bagaimana di tahun 1988, Afghanistan menghasilkan sekitar 800 ton opium mentah, dibandingkan dengan 130 ton yang diproduksi di Pakistan. Opium itu dikapalkan dari Iran ke Barat dalam jumlah besar meskipun pemerintah Iran berupaya memberantas perdagangan tersebut.

"Perkembangan yang mengkhawatirkan dalam perdagangan narkoba di Bulan Sabit Emas sedang berlangsung," tambahnya.

"Tampaknya, para gembong narkoba Kolombia sedang berusaha menjalin hubungan dengan para penyelundup Pakistan dan India, yang berdagang narkoba Afghanistan," tulis Kementerian Kehakiman AS lagi.


(sef/sef)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Penangkapan Dewi Astutik, 'Ratu' Narkoba Segitiga Emas Rp 5 T