Bos Pengembang Pamer Efek Besar Industri Properti di RI, Punya Ide Ini
Jakarta, CNBC Indonesia - Industri properti kembali ditegaskan sebagai salah satu motor penting penggerak ekonomi nasional. Perannya tidak hanya terlihat dari sisi pembangunan fisik, tetapi juga dari kontribusi sosial dan ekonomi yang luas. Ketua Umum Real Estate Indonesia (REI) Joko Suranto membeberkan dampak besar sektor ini terhadap tenaga kerja, pengentasan kemiskinan, hingga industri turunan.
"Industri properti adalah industri yang sudah memberikan support terhadap penyediaan tenaga kerja 14 sampai 17 juta orang, juga sudah memberikan kontribusi 7,8% dalam mengurangi kemiskinan, juga berkontribusi dalam mengurangi stunting. Kita tahu bahwa industri ini juga sudah memberikan nafas bagi 185 industri terkait," kata Joko dalam Rakernas REI di Ancol, Jakarta Utara Kamis (4/12/2025)
Melihat besarnya dampak tersebut, REI tidak tinggal diam dalam mendorong penguatan sektor properti secara jangka panjang. Organisasi pengembang ini kemudian merumuskan sebuah arah besar yang tidak hanya berfokus pada bisnis, tetapi juga pada kontribusi ekonomi nasional secara menyeluruh. Paradigma baru itu disiapkan untuk menjadikan properti sebagai instrumen utama pertumbuhan ekonomi. Program ini mulai digerakkan sejak beberapa waktu terakhir.
"Real Estate Indonesia, sejak akhir tahun 2023 memiliki program paradigma Propertinomic yakni properti sebagai penumbuh ekonomi," sebut Joko.
Dalam kerangka Propertinomic, properti tidak lagi dipandang sekadar sebagai sektor pelengkap. Properti justru ditempatkan sebagai indikator penting dalam membaca arah pertumbuhan ekonomi nasional. REI bahkan melakukan kajian akademis untuk memperkuat dasar pemikiran tersebut. Hasilnya menunjukkan hubungan langsung antara suntikan investasi properti dengan pertumbuhan produk domestik bruto.
"Properti dilihat sebagai indikator adanya pertumbuhan ekonomi. Real Estate Indonesia melakukan riset dengan UI hasilnya rekomendasi bahwa setiap injeksi terhadap industri properti sebesar US$2,5 miliar sampai US$5 miliar memberikan PDB 0,5%," ujar Joko.
Pengembang juga menyusunnya dalam beberapa fondasi utama. Pilar-pilar ini dirancang agar ekosistem properti tidak hanya tumbuh dari sisi pasar, tetapi juga dari sisi regulasi, pembiayaan, hingga dukungan program negara. Menurut REI, tanpa fondasi yang kuat, sektor ini akan sulit berkembang secara optimal. Karena itu, empat pilar utama menjadi penopang arah besar pengembangan properti nasional.
"Dalam Propertinomic kita ada empat pilar, di mana empat pilar itu berupa institusional, adanya Kementerian Perumahan. Yang kedua, adanya kebijakan. Yang ketiga, adanya penganggaran. Yang keempat, adanya program strategis nasional," sebut Joko.
Kontribusi sektor properti terhadap perekonomian juga tercermin dari tren investasi yang relatif stabil dalam beberapa tahun terakhir. Di tengah dinamika ekonomi global dan domestik, investasi properti tetap menunjukkan daya tahannya. Angka yang dicapai pun tidak kecil dan terus berulang dari tahun ke tahun. Kondisi ini menunjukkan bahwa properti masih menjadi salah satu tulang punggung pertumbuhan ekonomi nasional.
"Riset kita juga menempatkan bahwa rata-rata 5 tahun terakhir, investasi di sektor properti selalu di angka Rp115 triliun setiap tahun, atau US$6,9 miliar. Artinya apa? Kita boleh berbangga, properti sudah menyumbangkan pertumbuhan ekonomi Indonesia selama 5 tahun berturut-turut," sebut Joko.
(dce)