Laporan Standard Chartered: Digitalisasi Jadi Prioritas Korporasi

Khoirul Anam, CNBC Indonesia
Rabu, 03/12/2025 16:03 WIB
Foto: Dok Standard Chartered

Jakarta, CNBC Indonesia - Hampir tujuh dari sepuluh pimpinan korporasi global saat ini memilih untuk memprioritaskan pembangunan fondasi sistem yang kuat dalam jangka pendek hingga menengah, terutama pada hal cloud computing, di tengah berkembangnya berbagai teknologi baru, termasuk kecerdasan buatan (AI) dan aset digital. Hal ini berdasarkan laporan terbaru dari Standard Chartered.

AI (55%) dan aset digital (50%) merupakan dua pendorong utama lainnya yang memperkuat transformasi digital dalam perdagangan internasional. Temuan ini menunjukkan bahwa banyak perusahaan memilih langkah yang lebih terarah, dengan membangun fondasi digital yang kuat sebelum mengadopsi teknologi baru dalam skala besar.

Laporan Future of Trade: Digitalisation yang diterbitkan belum lama ini menampilkan hasil survei terhadap 1.200 pemimpin C-suite dan eksekutif senior di berbagai perusahaan global. Survei ini menggali pandangan mereka mengenai masa depan perdagangan global dan strategi perusahaan selama tiga sampai lima tahun ke depan.


Laporan ini merupakan kelanjutan dari Future of Trade: Resilience yang dirilis pada September lalu. Meskipun teknologi digital menawarkan banyak peluang, lebih dari separuh perusahaan menyebut kurangnya interoperabilitas dan integrasi sebagai tantangan utama yang memperlambat proses digitalisasi perdagangan.

Tantangan regulasi dan implementasi juga menjadi faktor yang membuat banyak proses perdagangan masih bergantung pada dokumen fisik. Terdapat dua pendekatan strategis yang dinilai dapat membantu mengatasi kondisi fragmentasi struktural saat ini

Pertama memperkuat perdagangan berbasis digital melalui Digital Economy Agreements (DEA). Seluruh responden menilai DEA, yang menyediakan kerangka regulasi lintas negara untuk aktivitas digital, sebagai instrumen penting untuk mengatasi hambatan interoperabilitas dan isu regulasi. Lebih dari separuh juga berharap lebih banyak negara dapat bergabung dan menerapkan standar bersama.

Kedua adalah mempercepat transformasi melalui kemitraan strategis. Hampir 80% responden telah bekerja sama dengan pihak ketiga untuk mendukung agenda digitalisasi mereka, terutama untuk mengatasi keterbatasan Sumber Daya Manusia (SDM) dan tingginya biaya implementasi. Kolaborasi ini dianggap mampu mempercepat adopsi dan meningkatkan efisiensi.

Global Head of Transaction Banking, Standard Chartered Michael Spiegel mengatakan perdagangan global sedang mengalami perubahan besar. Adapun digitalisasi mempercepat proses ini serta mengubah cara bisnis saling terhubung, bertransaksi, dan bertumbuh.

"Dengan memprioritaskan aliran data yang terhubung, kepatuhan, serta konsistensi, perusahaan dapat membangun landasan yang kuat sehingga teknologi seperti kecerdasan buatan (AI) dan aset digital dapat berkembang secara bertanggung jawab dan efisien. Ketika fondasi ini kuat, inovasi dapat bergerak lebih cepat dan mendukung pertumbuhan jangka panjang di seluruh rantai nilai global," ungkap dia dikutip Senin (24/11/2025).

"Standard Chartered berkomitmen untuk terus berperan dalam perkembangan ini, termasuk melalui investasi pada platform berbasis cloud yang menghubungkan ekosistem, digitalisasi menyeluruh proses trade finance, dan pengembangan solusi bersama klien untuk menjadikan perdagangan global lebih sederhana, lebih cerdas, dan lebih berkelanjutan," ungkap Michael.

Lebih dari 80% responden juga menyampaikan bahwa mereka mengandalkan mitra perbankan untuk mendapatkan arahan terkait digitalisasi dan adopsi aset digital. Temuan ini menunjukkan perlunya kolaborasi yang lebih erat antara bank, fintech, penyedia teknologi, dan regulator agar potensi perdagangan berbasis digital dapat diwujudkan dan manfaat inovasi dapat dirasakan oleh seluruh pelaku dalam rantai nilai.


(rah/rah)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Teknologi Bikin Bisnis Cleaning Service -Security Kian Canggih