Internasional

Apa Itu T-Dome, 'Iron Dome' Tetangga RI Untuk Lawan China

Tommy Patrio Sorongan, CNBC Indonesia
Senin, 01/12/2025 16:30 WIB
Foto: T-Dome. (REUTERS/Ann Wang)

Jakarta, CNBC Indonesia - Taiwan mengambil langkah strategis yang sangat ambisius dalam menghadapi ancaman militer dari China. Pulau demokratis itu mengajukan usulan penambahan anggaran pertahanan hingga US$40 miliar (Rp665,6 triliun) selama beberapa tahun ke depan.

Dana raksasa ini difokuskan pada pengembangan sistem pertahanan udara berlapis-lapis yang dinamakan "T-Dome". Ini sebuah arsitektur pertahanan yang dirancang untuk melindungi pulau demokrasi tersebut dari serangan jet tempur, rudal, dan drone China.


Inisiatif T-Dome, yang diperkenalkan oleh Presiden Taiwan Lai Ching-te, memiliki tujuan utama menciptakan jaring pengaman total bagi Taiwan di tengah apa yang ia sebut sebagai ancaman Beijing yang semakin intensif. Sistem ini menjadi inti dari strategi pertahanan baru Taiwan dengan harapan dapat memberikan daya tangkal yang signifikan terhadap potensi agresi militer dari Tentara Pembebasan Rakyat (PLA) China.

"Sistem T-Dome yang akan dipercepat pembangunannya ini bertujuan untuk membentuk sistem pertahanan udara yang ketat di Taiwan dengan pertahanan multi-lapis, deteksi tingkat tinggi, dan intersepsi yang efektif, guna melindungi nyawa dan properti warga negara," kata Lai Ching-te dikutip AFP, Senin (1/12/2025).

Lalu, Apa Sebenarnya T-Dome?

Sistem T-Dome bukanlah senjata tunggal. Melainkan merupakan arsitektur jaringan yang mengintegrasikan semua aset pertahanan udara yang sudah dimiliki Taiwan dengan teknologi baru.

T-Dome akan menggabungkan sistem yang sudah ada seperti rudal Patriot buatan Amerika Serikat (AS), sistem Sky Bow buatan domestik, dan unit NASAMS yang akan datang, dengan radar, sensor, dan teknologi komando canggih.

Menteri Pertahanan Wellington Koo menekankan bahwa integrasi ini sangat penting karena tanpa penggabungan perangkat deteksi, rudal pertahanan udara tidak akan dapat mencapai intersepsi yang efisien atau koordinasi dan alokasi tembakan yang efektif.

"Jika Anda tidak mengintegrasikan perangkat deteksi ini, maka rudal pertahanan udara, baik untuk tujuan serangan balik, serangan balik, atau anti-drone, tidak dapat mencapai intersepsi yang efisien atau koordinasi dan alokasi tembakan yang efektif," kata Koo.

Secara teknis, T-Dome terdiri dari sistem komando dan kontrol (untuk mengidentifikasi ancaman dan mengoordinasikan unit) dan lapisan pencegat (interceptor layer) yang terdiri dari berbagai senjata untuk menembak jatuh ancaman pada berbagai ketinggian.

Urgensi dan Kesiapan

Urgensi pengembangan T-Dome didasarkan pada kemampuan serangan mendadak China. Analis keamanan J. Michael Cole mengatakan bahwa kapal perang China yang rutin dikerahkan di dekat Taiwan mampu menembakkan ratusan rudal ke bandara, pangkalan militer, dan situs radar Taiwan "dalam waktu tiga menit".

"Kemampuan untuk menetralisir serangan mendadak semacam ini menjadi faktor kunci dalam strategi pencegahan Taiwan," pungkasnya.

Meskipun anggaran telah diusulkan dan didorong oleh Presiden Lai, proyek ini menghadapi tantangan waktu yang berat. Taiwan menargetkan kesiapan tempur tinggi pada tahun 2027 dan kapabilitas pertahanan komprehensif pada tahun 2033.

"Menyelesaikan seluruh arsitektur T-Dome sebelum 2027 adalah mustahil. Integrasi sistem dan produksi pencegat baru-rudal, senjataantipesawat, dan senjata energi terarah-semuanya akan memakan waktu," kata seorang pakar militer di Institute for National Defense and Security Research Taipei, Su Tzu-yun, pesimis target awal dapat tercapai.


(tps/tps)
Saksikan video di bawah ini:

Video: China Murka Tanggapi Rencana Jepang Pasang Rudal Dekat Taiwan