Bahlil Tiba-Tiba Sebut Aktivis Lingkungan, Bilang Ini
Jakarta, CNBC Indonesia - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia menegaskan komitmen pemerintah dalam memperketat tata kelola di sektor pertambangan dan sektor migas. Hal ini dilakukan demi mencegah kerusakan lingkungan yang ditimbulkan.
Bahlil menilai pengelolaan pertambangan dan perkebunan yang tidak tertata dengan baik telah menimbulkan dampak sosial yang cukup besar. Sebagai contoh, meningkatnya kejadian tanah longsor dan banjir yang diakibatkan oleh penggundulan hutan belakangan ini.
"Ketika pertambangan, perkebunan tidak ditata dan dikelola secara baik, maka dampaknya kepada sosial. Hari ini yang terjadi, tanah longsor, karena penggundulan hutan, banjir, juga mengalami hal yang sama," kata Bahlil dalam Talkshow Aksi Nyata untuk Bumi Lestari di Kantor DPPÂ Partai Golkar, Jakarta, Jumat (28/11/2025).
Oleh sebab itu, ketika diberi amanah menjadi Menteri ESDM, ia mengaku melakukan penataan secara totalitas terhadap aktivitas penambangan. Salah satunya seperti memperketat Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (Amdal) sebagai syarat wajib sebelum kegiatan tambang dan migas dijalankan.
Bahlil mengaku kebijakan-kebijakannya sempat mendapat protes dari sejumlah pelaku usaha. Namun, ia menegaskan bahwa negara tidak boleh tunduk pada kepentingan pengusaha.
Ia lantas menyampaikan kepada para aktivis lingkungan bahwa pemerintah kini jauh lebih ketat dalam mengawasi praktik pertambangan dan migas, terutama terkait pemenuhan Amdal.
"Jadi kepada adik-adik saya dari aktivis lingkungan, kami dari ESDM sekarang ketat sekali terhadap pertambangan. Begitupun di migas. Amdal-nya menjadi satu hal yang sangat penting sekali," ujarnya.
[Gambas:Video CNBC]