Internasional

Xi Jinping Buka Suara soal Strategi Nuklir China, Jawab Tudingan Trump

Tommy Patrio Sorongan, CNBC Indonesia
Jumat, 28/11/2025 19:00 WIB
Foto: (REUTERS/Maxim Shemetov)

Jakarta, CNBC Indonesia - China merilis sebuah white paper (buku putih) yang berfokus pada pengendalian senjata, perlucutan senjata, dan nonproliferasi. Laporan ini datang sebagai respons langsung terhadap tuduhan Presiden AS Donald Trump bahwa China telah menguji coba persenjataan nuklirnya secara diam-diam.

Laporan yang dirilis oleh Kantor Informasi Dewan Negara China pada hari Kamis (27/11/2025) tersebut menegaskan bahwa Beijing telah menghormati moratorium uji coba nuklir selama tiga dekade.

"China selalu menghormati komitmennya terhadap moratorium uji coba nuklir," tulis lembaran itu.



Pernyataan ini bertujuan menepis tuduhan Trump, yang pada akhir Oktober mengumumkan telah menginstruksikan Pentagon untuk mulai menguji coba senjata nuklir AS berdasarkan basis "setara" dengan program Rusia dan China.

Sebagai kekuatan nuklir terbesar ketiga di dunia, dengan estimasi 600 hulu ledak, di belakang Rusia dan AS, China berusaha meyakinkan dunia bahwa pengembangan nuklirnya bersifat defensif.

"China selalu menerapkan pengendalian diri yang maksimal mengenai skala dan pengembangan senjata nuklirnya. China tidak pernah dan tidak akan pernah terlibat dalam perlombaan senjata nuklir dengan negara lain dalam hal tingkat pengeluaran, kuantitas, atau skala senjata nuklir," demikian bunyi white paper tersebut.

Data perbandingan menunjukkan bahwa negara-negara yang diakui memiliki senjata nuklir seperti AS, Rusia, dan Prancis, telah melakukan uji coba jauh lebih banyak daripada China.

Meskipun demikian, China berada di bawah pengawasan ketat AS. Pentagon dalam laporannya tahun lalu memperingatkan bahwa China memperluas infrastruktur produksi hulu ledak nuklirnya dan kemungkinan bersiap untuk mengoperasikan lokasi uji Lop Nur sepanjang tahun, yang memunculkan kekhawatiran tentang kurangnya transparansi.


Pentagon juga menyatakan bahwa China telah menolak seruan moratorium produksi bahan fisil untuk digunakan dalam senjata nuklir. Kekhawatiran AS ini didukung oleh perkiraan bahwa China dapat memiliki lebih dari 1.000 hulu ledak nuklir pada tahun 2030.

Terkait perjanjian global, white paper China menyatakan bahwa Beijing adalah salah satu negara pertama yang menandatangani Comprehensive Nuclear-Test-Ban Treaty (CTBT) pada tahun 1996. Namun, China, bersama AS, Rusia, dan Israel, termasuk di antara sembilan penandatangan yang belum meratifikasi perjanjian tersebut, yang berarti CTBT belum dapat berlaku secara internasional.

"Kemampuan nuklir kami dipertahankan pada tingkat minimum yang diperlukan untuk keamanan nasional, di bawah kebijakan yang stabil, konsisten, dan terukur," tegasnya.


(tps/luc)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Xi Bahas Taiwan, Trump Tegaskan Hubungan AS-China Kuat