Banyak Pabrik Pindah dari Jabar ke Jateng, Kemenperin Respons Begini
Jakarta, CNBC Indonesia - Fenomena perpindahan sejumlah pabrik dari Jawa Barat ke Jawa Tengah kembali menjadi sorotan. Perubahan lokasi produksi ini disebut tak hanya dipicu faktor biaya, tetapi juga strategi perusahaan dalam menata ulang rantai pasok dan efisiensi operasional. Di tengah tren tersebut, Kementerian Perindustrian menegaskan bahwa pemerintah tidak menghalangi langkah relokasi selama industri tetap menjalankan kegiatan produksinya di dalam negeri.
Perubahan lokasi adalah bagian dari dinamika bisnis yang harus disikapi secara wajar. Apalagi perusahaan memiliki dasar perhitungan masing-masing terkait kebutuhan kapasitas, biaya tenaga kerja, hingga keberlanjutan usaha. Pemerintah, kata dia, justru berkepentingan memastikan agar ekosistem industri tetap tumbuh di level nasional.
"Mengenai relokasi pabrik dari Jabar ke Jateng, pada prinsipnya sesuai arahan Pak Menteri bahwa selama industri itu masih beroperasi di Indonesia kami akan terus dukung," ujar Juru Bicara Kemenperin, Febri Hendri Antoni Arif dalam rilis Indeks Kepercayaan Industri (IKI) 2027, Kamis (2711/2015).
Strategi ekspansi maupun pemindahan pabrik tidak bisa diseragamkan karena tiap perusahaan menghadapi tantangan yang berbeda. Ada yang mempertimbangkan insentif kawasan industri, ada yang mengejar efisiensi logistik, dan tak sedikit yang memilih lokasi dekat sumber tenaga kerja baru. Ia menambahkan bahwa pemerintah tidak berniat membatasi fleksibilitas pelaku usaha dalam menentukan lokasi produksi.
"Kami persilakan industri memilih mana yang menurut mereka lokasi produksi yang optimal, sesuai dengan pertimbangan mereka," kata Febri.
Terpisah, Menteri Ketenagakerjaan (Menaker) Yassierli buka suara mengenai fenomena relokasi pabrik tersebut. Dia mengatakan, perpindahan pabrik tidak ditentukan oleh satu faktor saja, melainkan oleh kombinasi berbagai pertimbangan yang dilakukan perusahaan. Saat ditanya apakah isu relokasi tersebut berkaitan dengan upah minimum, Yassierli menegaskan, keputusan relokasi selalu melibatkan banyak aspek.
"Tentu suatu pabrik direlokasi banyak faktor ya. Banyak faktor. Ya bisa jadi pertimbangan yang kamu sampaikan itu (soal upah) salah satunya," kata Yassierli saat ditemui di Jakarta, Rabu (26/11/2025) malam.
[Gambas:Video CNBC]