MARKET DATA

Ekonomi Stabil, Bursa Saham Sudah Lari Kencang, Kok Rupiah Keok?

Robertus Andrianto,  CNBC Indonesia
27 November 2025 14:00
Menteri Keuangan (Menkeu), Purbaya Yudhi Sadewa saat rapat kerja dengan Komisi XI DPR RI di Komplek Parlemen, Jakarta, Kamis (27/11/2025). (Tangkapan Layar Youtube/TVR Parlemen)
Foto: Menteri Keuangan (Menkeu), Purbaya Yudhi Sadewa saat rapat kerja dengan Komisi XI DPR RI di Komplek Parlemen, Jakarta, Kamis (27/11/2025). (Tangkapan Layar Youtube/TVR Parlemen)

Jakarta, CNBC Indonesia - Pergerakan rupiah berfluktuasi cukup signifikan pada tahun ini. Volatilitasnya terhadap dolar AS mencapai hingga 4%.

Gejolak rupiah ini terjadi di tengah-tengah ekonomi Indonesia tumbuh stabil, serta kinerja pasar saham yang positif dan kuat. Namun, mengapa rupiah melemah cukup tajam?

Hal ini menjadi sorotan Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa. Nilai tukar rupiah saat ini mencapai Rp 16.724 per dolar AS (end of period/eop). Bahkan, level rata-rata nilai tukar rupiah pada tahun ini telah mencapai Rp 16.448 per dolar AS. Pada 26 September 2025, rupiah bahkan mengalami pelemahan hingga Rp 16.790 per dolar AS pada intraday. Ini adalah pelemahan terdalam sejak 29 April 2025.

"Nilai tukar rupiah stabil Rp 16.704 per dolar, terkendali karena meredupnya tensi dagang global dan longgarnya bank sentral AS. Kenapa bursa kuat, ekonomi stabil tapi rupiah melemah?" ungkap Purbaya dalam rapat kerja dengan Komisi XI DPR RI, Kamis (27/11/2025).

Menurut Purbaya, investasi langsung asing atau foreign direct investment (FDI) perlu waktu untuk masuk ke Indonesia. Dengan FDI, Indonesia sebenarnya terbantu dari sisi pasokan dolar AS. Inilah yang akan memperkuat nilai tukar rupiah.

Namun, Purbaya mengatakan selama Indonesia bisa meyakinkan asing jika ekonomi domestik mampu tumbuh lebih cepat, dia yakin investor asing akan segera menanamkan uangnya atau bahkan melakukan ekspansi bisnisnya di Indonesia.

"Kalau ekonomi kita tumbuh lebih cepat investor asing akan lakukan ekspansi bisnisnya maka rupiah akan cenderung menguat," katanya.

(haa/haa)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article BI Siap Jaga Rupiah di Level Rp 16.100 - Rp 16.500


Most Popular