MARKET DATA

Wamentan Ungkap RI Tolak Mentah-Mentah Buka Impor Daging Ayam Brasil

Ferry Sandi,  CNBC Indonesia
26 November 2025 14:38
Wakil Menteri Pertanian Sudaryono  dalam Rapat Kerja Penyusunan RUU tentang Komoditas Strategis bersama Baleg DPR RI di Jakarta, Rabu (26/11/2025). (Tangkapan Layar Youtube/DPR RI)
Foto: Wakil Menteri Pertanian Sudaryono dalam Rapat Kerja Penyusunan RUU tentang Komoditas Strategis bersama Baleg DPR RI di Jakarta, Rabu (26/11/2025). (Tangkapan Layar Youtube/DPR RI)

Jakarta, CNBC Indonesia - Pemerintah kembali menegaskan sikapnya terkait rencana Brasil untuk masuk ke pasar ayam Indonesia. Negeri Samba disebut sangat agresif menawarkan produk unggas mereka ke berbagai negara, termasuk Indonesia, seiring produksi ayam mereka yang melimpah.

Namun Wakil Menteri Pertanian Sudaryono memastikan Indonesia tidak membuka keran impor untuk komoditas yang sudah mampu dipenuhi dari dalam negeri.

Sudaryono menjelaskan, Brasil tengah menghadapi kelebihan pasokan ayam dan berupaya mencari pasar baru. Indonesia menjadi sasaran karena populasinya besar dan konsumsi unggasnya terus meningkat. Namun menurutnya, kondisi pasar domestik justru sudah sangat kuat.

"Contoh lagi misalnya negara Brasil, dia oversupply untuk komoditas ayam, daging ayam. Sangat ingin masuk pasar Indonesia karena kita punya penduduk besar," ujarnya dalam rapat kerja dengan Badan Legislatif DPR, Rabu (26/11/2025).

Indonesia tidak perlu membuka impor lantaran produksi ayam nasional bukan hanya cukup, tetapi juga berada dalam posisi surplus. Pemerintah bahkan mencatat Indonesia telah mampu mengekspor komoditas unggas ke sejumlah negara. Dengan dasar neraca komoditas itu, permintaan impor dari negara lain tidak menjadi prioritas.

"Tapi karena kita sudah swasembada, sudah, bahkan sudah oversupply, dan bahkan sudah ekspor, maka kita, sesuai dengan neraca komoditas itu, kita tidak bahas dan kita tidak memasukkan barang impor tersebut," kata Sudaryono.

Selain ayam, Sudaryono juga mencontohkan kebijakan yang sama berlaku untuk komoditas lain, termasuk beras. Ia menekankan bahwa prinsip dasarnya sederhana: jika Indonesia sudah swasembada, impor tidak dilakukan. Prinsip ini disebut menjadi pedoman utama pemerintah dalam menjaga stabilitas pangan nasional.

"Misalnya beras, kalau sudah swasembada tentu saja tidak impor," tegasnya.

(dce)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Video: Antisipasi Tarif Trump, BRICS Perkuat Integrasi Dagang Anggota


Most Popular