MARKET DATA

Hati-Hati! Status 26 Gunung Api di RI di Atas Normal: 2 Awas-1 Siaga

Damiana,  CNBC Indonesia
26 November 2025 14:50
Aktifitas G. Lewotobi Laki-laki pada Rabu (26/11/25) perenam jam terakhir 06.00-12.00 Wita. (Dok. Tim Kerja Gunung Api, Badan Geologi)
Foto: Aktifitas G. Lewotobi Laki-laki pada Rabu (26/11/25) perenam jam terakhir 06.00-12.00 Wita. (Dok. Tim Kerja Gunung Api, Badan Geologi)

Jakarta, CNBC Indonesia - Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) telah menaikkan status aktivitas Gunung Lewotobi Laki-Laki yang terletak di yang terletak di Kecamatan Wulanggitang, Kabupaten Flores Timur, Provinsi Nusa Tenggara
Timur (NTT). Gunung dengan ketinggian puncak sekitar 1.584 meter di atas permukaan laut (mdpl) itu dinaikkan statusnya ke Level IV (AWAS) mulai 24 November 2025 pukul 21.00 WITA.

Dijelaskan, kenaikan level ini menyusul peningkatan aktivitas vulkanik di Gunung Lewotobi Laki-laki sejak 24
November 2025. Dalam 8 jam, terekam 64 kali Gempa Vulkanik Dalam dan 21 kali Tremor Non Harmonik. Kenaikan kedua jenis gempa ini menunjukkan adanya suplai
magma baru yang cukup besar dan bergerak cepat menuju permukaan. Kondisi tersebut dapat memicu terjadinya erupsi eksplosif.

Naiknya status Gunung Lewotobi Laki-Laki ke level IV atau AWAS menambah daftar gunung berapi di Indonesia yang saat ini di status aktivitas yang sama. Yaitu, Gunung Semeru yang terletak di Lumajang-Malang, Jawa Timur. Gunung dengan ketinggian puncak sekitar 3.676 mdpl itu mengalami erupsi pada hari Rabu, 19 November 2025 pukul 14.13 WIB. Dan selang beberapa jam, di hari yang sama pukul 17:00 WIB tingkat aktivitas G. Semeru dinaikkan dari Level III (Siaga) menjadi Level IV (AWAS).

Menurut Tim Kerja Gunung Api Badan Geologi, selain 2 gunung berstatus AWAS, saat ini ada 1 gunung berstatus SIAGA, dan 23 gunung lainnya berstatus WASPADA.

Berikut status Tingkat Aktivitas terkini gunung-gunung berapi di Indonesia yang di atas normal:

G. Lewotobi laki-laki Level IV (Awas)
G. Semeru Level IV (Awas)
G. Merapi Level III (Siaga)
G. Bromo Level II (Waspada)
G. Raung Level II (Waspada)
G. Dukono Level II (Waspada)
G. Ibu Level II (Waspada)
G. Gamalama Level II (Waspada)
G. Banda Api Level II (Waspada)
G. Karangetang Level II (Waspada)
G. Awu Level II (Waspada)
G. Ruang Level II (Waspada)
G. Lokon Level II (Waspada)
G. Soputan Level II (Waspada)
G. Ili Lewotolok Level II (Waspada)
G. Iya Level II (Waspada)
G. Sangeang Api Level II (Waspada)
G. Rinjani Level II (Waspada)
G. Slamet Level II (Waspada)
G. Dieng Level II (Waspada)
G. Anak Krakatau Level II (Waspada)
G. Kerinci Level II (Waspada)
G. Dempo Level II (Waspada)
G. Marapi Level II (Waspada)
G. Sinabung Level II (Waspada)
G. Bur Ni Telong Level II (Waspada).

Telah terjadi erupsi G. Semeru, Jawa Timur pada tanggal 26 November 2025 pukul 07:02 WIB dengan tinggi kolom abu teramati ± 500 m di atas puncak. (Dok. Tim Kerja Gunung Api, Badan Geologi)Foto: Telah terjadi erupsi G. Semeru, Jawa Timur pada tanggal 26 November 2025 pukul 07:02 WIB dengan tinggi kolom abu teramati ± 500 m di atas puncak. (Dok. Tim Kerja Gunung Api, Badan Geologi)
Telah terjadi erupsi G. Semeru, Jawa Timur pada tanggal 26 November 2025 pukul 07:02 WIB dengan tinggi kolom abu teramati ± 500 m di atas puncak. (Dok. Tim Kerja Gunung Api, Badan Geologi)

Tim Kerja Gunung Api Badan Geologi melaporkan, telah terjadi erupsi Gunung Ibu, Maluku Utara pada tanggal 26 November 2025 pukul 15:23 WIT dengan tinggi kolom abu teramati ± 700 m di atas puncak (± 2.025 m di atas permukaan laut). Kolom abu teramati berwarna kelabu dengan intensitas tebal condong ke arah tenggara. Erupsi ini terekam di seismogram dengan amplitudo maksimum 28 mm dan durasi ± 1 menit 7 detik.

"Saat ini Gunung Ibu berada pada Status Level II (Waspada)," demikian mengutip keterangan resmi Pos Pengamatan Gunungapi Ibu, Badan Geologi, PVMBG Kementerian ESDM, Rabu (26/11/2025).

Masyarakat dan pengunjung/ turis diimbau tidak melakukan aktivitas di dalam radius 2 km dan perluasan sektoral berjarak 3.5 km ke arah bukaan kawah di bagian utara dari kawah aktif Gunung Ibu.

"Pemerintah Kabupaten Halmahera Barat agar senantiasa berkoordinasi dengan Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi di Bandung atau dengan Pos Pengamatan G. Ibu di Gam Ici untuk mendapatkan informasi langsung tentang aktivitas Gunung Ibu," demikian rekomendasi Pos Pengamatan Gunungapi Ibu.

Sementara untuk warga di sekitar Gunung Semeru, Pos Pengamatan Gunungapi Semeru mengimbau, tidak melakukan aktivitas apapun di sektor tenggara di sepanjang Besuk Kobokan, sejauh 20 km dari puncak (pusat erupsi). Di luar jarak tersebut, masyarakat tidak melakukan aktivitas pada jarak 500 meter dari tepi sungai (sempadan sungai) di sepanjang Besuk Kobokan karena berpotensi terlanda perluasan awan panas dan aliran lahar.

Juga, agar tidak beraktivitas dalam radius 8 Km dari kawah/puncak Gunung Api Semeru karena rawan terhadap bahaya lontaran batu (pijar). Serta, mewaspadai potensi awan panas, guguran lava, dan lahar di sepanjang aliran sungai/lembah yang berhulu di puncak Gunung Api Semeru, terutama sepanjang Besuk Kobokan, Besuk Bang, Besuk Kembar, dan Besuk Sat serta potensi lahar pada sungai-sungai kecil yang merupakan anak sungai dari Besuk Kobokan.

Sementara, masyarakat di sekitar Gunung Lewotobi Laki-laki dan pengunjung/wisatawan tidak melakukan aktivitas apapun dalam radius 6 Km dari pusat erupsi serta 7 km sektoral pada arah barat Laut - Timur laut.

Tak hanya itu, masyarakat di sekitar Gunung Lewotobi Laki-laki mewaspadai potensi banjir lahar hujan pada sungai-sungai yang berhulu di puncak Gunung Lewotobi Laki-laki jika terjadi hujan dengan intensitas tinggi terutama daerah Dulipali, Padang Pasir, Nobo, Nurabelen, Klatanlo, Hokeng jaya, Boru, Nawakote.

Masyarakat yang terdampak hujan abu Gunung Lewotobi Laki-laki, memakai masker/penutup hidung-mulut untuk menghindari bahaya abu vulkanik pada sistem pernapasan.

Penampakan akses menuju pos Pengamatan G. Bur Ni Telong longsor akibat hujan deras, per Rabu (26/11/2025). (Dok. Tim Kerja Gunung Api, Badan Geologi)Foto: Penampakan akses menuju pos Pengamatan G. Bur Ni Telong longsor akibat hujan deras, per Rabu (26/11/2025). (Dok. Tim Kerja Gunung Api, Badan Geologi)
Penampakan akses menuju pos Pengamatan G. Bur Ni Telong longsor akibat hujan deras, per Rabu (26/11/2025). (Dok. Tim Kerja Gunung Api, Badan Geologi)
(dce/dce)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Siap Siaga Usai Erupsi Gunung Lewotobi Laki-laki, Bandara Ditutup


Most Popular