KRL Jabodetabek Bisa Beroperasi 24 Jam? Ini Jawaban Bos KAI

Chandra Dwi Pranata, CNBC Indonesia
Selasa, 25/11/2025 15:35 WIB
Foto: Direktur UTama PT KAI, Bobby Rasyidin saat menyampaikan laporan dalam rapat dengar pendapat dengan Komisi VI DPR RI pada Rabu (20/8/2025). (Tangkapan Layar Youtube/TVR Parlemen)

Jakarta, CNBC Indonesia - PT Kereta Api Indonesia (Persero) atau KAI buka suara soal wacana pengoperasian 24 jam kereta rel listrik (KRL) Commuter Line Jabodetabek. Direktur Utama (Dirut) KAI Bobby Rasyidin menegaskan wacana tersebut masih dalam tahap studi internal yang melibatkan berbagai aspek teknis, keselamatan, dan operasional.

Namun, ia menegaskan implementasi layanan KRL Commuter Line 24 jam bukan sekadar memperpanjang jam operasi, tetapi keputusan besar yang memerlukan perhitungan menyeluruh.

"Tentunya dari sisi layanan pelanggan, ini hal yang positif. Tapi tentunya kita harus hitung," kata Bobby saat ditemui wartawan di Stasiun Gambir, Selasa (25/11/2025).


Menurutnya, pengoperasian KRL 24 jam tidak bisa dilakukan secara instan. Hal ini karena harus menyiapkan waktu istirahat (window time) bagi armada KRL untuk melakukan perawatan harian setelah beroperasi.

Selain itu, pengoperasian KRL juga memikirkan kondisi prasarana seperti listrik aliran atas (LAA), rel, dan persinyalan. Prasarana ini juga harus memiliki window time untuk melakukan perawatan.

Adapun saat ini, window time perawatan sarana dan prasarana KRL Jabodetabek hanya sekitar 2 jam saja, di mana kereta terakhir tiba di stasiun akhir mayoritas sudah pukul 01:00, sedangkan pada pukul 03:00, harus sudah persiapan kembali untuk beroperasi.

Foto: KRL buatan China resmi layanan penumpang. (Dok. KAI)
KRL buatan China resmi layanan penumpang. (Dok. KAI)

"Yang namanya pengoperasian KRL tidak simple dan harus kita paksakan. Kita harus hitung berapa lama window time buar perawatannya. Enggak cuma KRL nya, perawatan juga dilakukan di elektrifikasi, rel, dan persinyalan," lanjutnya.

Jika layanan berlangsung 24 jam, maka jadwal perawatan harus diubah total.

Bobby juga menyoroti tantangan terkait jaringan elektrifikasi.

"Itu kan aliran listrik di atas juga. Kalau aliran listriknya 24 jam. Wah, kapan kita ngecek kabelnya," ujarnya.

Bobby menyampaikan, kajian tidak hanya dilakukan secara internal, tetapi juga dikonsultasikan dengan regulator.

"Tentunya kita kaji. Kita sudah berkoordinasi juga dengan Kementerian Perhubungan. Kita kaji, benar-benar kaji," tegasnya.

Sebelumnya, pengamat transportasi publik bidang perkeretaapian Joni Martinus mengatakan wacana pengoperasian KRL selama 24 jam tidak bisa dilakukan karena alasan perawatan dan pemeliharaan sarana KRL, perawatan prasarana seperti rel, LAA, persinyalan, dan lain-lainnya.

"Waktu perawatan dan pemeliharaan sarana KRL di luar jam operasional, yakni tengah malam hingga dini hari sangat penting dan mutlak diperlukan, juga untuk prasarana perkeretaapian seperti jalan rel, persinyalan, listrik aliran atas. Hal ini harus dilakukan oleh KAI dan KAI Commuter guna memastikan keselamatan dan keandalan KRL pada keesokan harinya," kata Joni.

Sementara itu, Menteri Perhubungan (Menhub) juga telah membuka suara perihal KRL beroperasi 24 jam dan pihaknya akan berkoordinasi dengan operator dalam hal ini KAI dan PT KAI Commuter.

"Perihal itu, nanti saya coba koordinasi dengan KAI dan KAI Commuter ya, apakah perlu KRL dapat beroperasi 24 jam untuk mengakomodir hal itu. Tapi tentunya, mereka perlu pengkajian dan semacamnya," kata Dudy saat ditemui wartawan di Gedung DPR RI, Selasa (18/11/2025).


(chd/wur)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Prabowo Panggil Dirut KAI, Minta Layanan KRL & LRT Ditingkatkan