Bukan Main! Amran Lapor DPR, Serapan Gabah Bulog Tembus 100% Target

Ferry Sandi, CNBC Indonesia
Senin, 24/11/2025 15:28 WIB
Foto: Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas) yang juga sebagai Menteri Pertanian (Mentan) Amran Sulaiman saat mengikuti rapat kerja dengan Komisi IV DPR RI. (Tangkapan Layar Youtube/TVR Parlemen)

Jakarta, CNBC Indonesia - Badan Pangan Nasional (Bapanas) merilis capaian strategis pengelolaan pangan nasional sepanjang 2025. Data per 21 November menunjukkan serapan gabah dan beras pemerintah sudah mencapai 3,002 juta ton setara beras atau 100,09 persen dari target tahun ini.

Posisi cadangan pemerintah juga berada di level aman dengan 3,89 juta ton.

"Realisasi serap gabah Bulog lebihi target 3 juta lebih, targetnya 3 juta, ini tertinggi dalam 7 tahun terakhir. Stok cadangan pangan kita saat ini 3,89 juta ton per 21 November 2025, ini juga stok tertinggi sejak Bulog berdiri," kata Menteri Pertanian (Mentan) yang juga Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas) Amran Sulaiman saat rapat dengar pendapat (RDP) dengan Komisi IV DPR RI, Senin (24/11/2025).


Pada sisi stabilisasi harga, distribusi beras Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan atau SPHP mencapai 662 ribu ton sepanjang Januari hingga November. Angka ini baru 41,52 persen dari target 1,5 juta ton, tetapi tetap menjadi salah satu intervensi utama untuk meredam tekanan harga di tingkat konsumen.

"Gerakan Pangan Murah sudah dilaksanakan di 11.142 kali di 514 kabupaten dan 38 provinsi, penyaluran bantuan pangan beras Juni-Juli 2025 sebanyak 99,99% dari 365.541 ton beras dan 73,1 juta liter minyak goreng," sebut Amran.

Sementara itu, pemantauan harga harian dijalankan melalui 1.015 enumerator yang melaporkan harga pangan setiap pukul 13.00 WIB dari berbagai daerah.

Upaya memperkuat akses masyarakat terhadap pangan dilakukan melalui 1.641 Kios Pangan yang telah tersebar di 34 provinsi. Pada sisi logistik dingin, terdapat 42 fasilitas mulai dari cold storage, reefer container, hingga blast freezer dan pump dryer di 11 provinsi sentra produksi.

Untuk keamanan pangan segar, pemerintah mengoperasikan 19 mobil laboratorium keliling yang memeriksa produk pangan di pasar-pasar. Hingga akhir September, ada 6.131 perizinan keamanan pangan yang telah diterbitkan melalui skema OKKPD (Otoritas Kompeten Keamanan Pangan Daerah) provinsi.

Program B2SA atau Beragam, Bergizi, Seimbang dan Aman juga terus diperluas. B2SA Go to School digelar 10 kali, sementara Rumah Pangan B2SA telah hadir di 47 desa. Program pengembangan usaha pengolahan pangan lokal menjangkau 32 pelaku usaha, dan bantuan nonfisik B2SA mencapai 809 desa.

Pada aspek perlindungan masyarakat rentan, intervensi kerawanan pangan dilaksanakan di enam kabupaten yang tersebar di tiga provinsi dan menjangkau 13.444 kepala keluarga. Selain itu, program kesiapsiagaan pangan telah menjangkau sekitar 4.000 keluarga.

Rangkaian capaian ini menggambarkan tekanan pangan yang masih berlangsung di 2025, namun pemerintah menegaskan bahwa berbagai instrumen stabilisasi dari hulu hingga hilir terus diperkuat untuk meredam gejolak harga dan menjaga akses pangan masyarakat.


(dce)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Kepala Bapanas Targetkan Swasembada Pangan 2 Bulan Lagi!