Produksi Kopi dan Tebu RI Moncer, Sudah 'Terbang' di Atas Target

Chandra Dwi Pranata, CNBC Indonesia
Senin, 24/11/2025 16:30 WIB
Foto: Pameran World of Coffee Jakarta 2025 di Jakarta International Convention Center (JICC), Jakarta, Kamis (15/5/2025). (CNBC Indonesia/Faisal Rahman)

Jakarta, CNBC Indonesia - Kementerian Pertanian (Kementan) menegaskan akan serius meningkatkan produksi dan hilirisasi komoditas perkebunan strategis demi mencapai swasembada pangan. Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman mengungkapkan realisasi beberapa komoditas perkebunan strategis cukup baik, bahkan mengalami kenaikan signifikan.

Diantaranya yakni aneka cabai realisasinya mencapai 92,51% menjadi 2,84 juta ton dari target 3,07 juta ton, bawang merah 89,45% menjadi 1,78 juta ton dari target 1,99 juta ton, kopi 104,15% menjadi 813.350 ton dari target 780.950 ton, kelapa sawit 85,42% menjadi 204,69 juta ton dari target 239,64 juta ton, kelapa buah 87,15% menjadi 2,51 juta ton dari target 2,88 juta ton, karet 78,71% menjadi 1,96 juta ton dari target 2,49 juta ton, dan kakao 93,62% menjadi 592.430 ton dari target 632.780 ton.

"Realisasi produksi komoditas strategis lainnya juga naik signifikan, baik di sektor tanaman hortikultura, perkebunan, pertenakan. Seperti produksi aneka cabai, bawang merah sebesar 92,51% dan 89,45%. Sementara, kelapa, kopi, karet, kakao, rata-rata di atas 80%," kata Amran dalam paparannya di rapat kerja (raker) bersama Komisi IV DPR RI, Senin (24/11/2025).


Selanjutnya realisasi tebu mencapai 104,86% menjadi 38,6 juta ton dari target 36,81 juta ton, daging sapi-kerbau 92,74% menjadi 468.400 ton dari target 505.080 ton, daging kambing-domba 88,74% menjadi 82,49 juta ton dari target 92,96 juta ton, daging ayam 87,88% menjadi 3,7 juta ton dari target 4,21 juta ton, dan telur ayam 86,49% menjadi 5,89 juta ton dari target 6,81 juta ton.

"Berikutnya tebu sebesar 104,86%. Sektor perternakan realisasi produksi daging sapi-kerbau 92,74%. Daging kambing-domba 88,74%, daging ayam dan telur masing-masing 87,88% dan 86,49%," lanjut Amran.

Amran menjelaskan pencapaian tersebut merupakan buah dari kerja sama antara Kementerian Pertanian dan lembaga-lembaga lainnya seperti Komisi IV DPR RI, Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri), Kementerian Perdagangan (Kemendag), Badan Pangan Nasional (Bapanas), Bulog, TNI/Polri, dan lain-lainnya.

Foto: Pameran World of Coffee Jakarta 2025 di Jakarta International Convention Center (JICC), Jakarta, Kamis (15/5/2025). (CNBC Indonesia/Faisal Rahman)
Pameran World of Coffee Jakarta 2025 di Jakarta International Convention Center (JICC), Jakarta, Kamis (15/5/2025). (CNBC Indonesia/Faisal Rahman)

"Ini adalah hasil kolaborasi kita semua. Ini berkat dukungan dari Komisi IV DPR RI, dan juga TNI Polri, Kemendagri, Kemendag, Perindustrian, dan semua teman-teman," jelasnya.

Lebih jauh, jelasnya, pemerintah mempercepat hilirisasi komoditas strategis perkebunan dengan fokus pada enam komoditas utama, yakni tebu, kakao, kelapa, kopi, mete, serta lada/pala. Program ini menargetkan pengembangan lahan seluas 800.000 hektare.

"Dengan sinergi pemerintah, dunia usaha, dan pemuda, hilirisasi diharapkan menjadi momentum penting untuk memperkuat kedaulatan pangan sekaligus meningkatkan daya saing pertanian Indonesia di pasar global," tegas Amran.

Target Produksi Komoditas Strategis 2026

Amran mengungkapkan target produksi komoditas strategis di tahun depan, di mana targetnya cenderung naik sedikit. Rinciannya yakni aneka cabai targetnya mencapai 3 juta ton, bawang merah 2 juta ton, tebu 39,5 juta ton, kopi 786.000 ton, kakao 633.000 ton, kelapa 2,89 juta ton, daging sapi-kerbau 514.070 ton, daging ayam 4,34 juta ton, dan telur ayam 7,75 juta ton.

"Pada 2026, Kementerian Pertanian menargetkan produksi komoditas strategis antara lain aneka cabai 3,08 juta ton, bawang merah 2 juta ton, tebu 39,5 juta ton, kopi 786.000 ton, kakao 633.000 ton, kelapa 2,89 juta ton, daging sapi dan kerbau 514.000 ton, serta daging ayam 4,34 juta ton," terangnya.


(chd/wur)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Swasembada Pangan di Depan Mata, Harga dan Pasokan Terkendali