Belum Swasembada, Impor BBM RI Kini Nyaris 50%!

Firda Dwi Muliawati, CNBC Indonesia
Senin, 24/11/2025 13:27 WIB
Foto: Edward Ricardo

Jakarta, CNBC Indonesia - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) memaparkan bahwa kebutuhan Bahan Bakar Minyak (BBM) hingga September 2025 rata-rata tercatat mencapai 232.417 kilo liter (kl) per hari, naik tipis dari kebutuhan pada 2024 yang tercatat rata-rata 226.510 kl per hari.

Direktur Teknik dan Lingkungan Migas Kementerian ESDM Noor Arifin Muhammad menyebut, dari kebutuhan harian BBM RI tersebut, hampir separuhnya masih dipenuhi melalui impor. Hingga September 2025, porsi impor BBM RI mencapai 49,53%, naik dari impor BBM pada 2024 sebesar 38,79%.

"Pada tahun 2024 dapat kami laporkan impor BBM sebesar 38,79%, sedangkan kebutuhan pada tahun ini hingga September mencapai 49,53%," papar Noor Arifin dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan Komisi XII DPR RI, Senin (24/11/2025).


Dia memaparkan, total kebutuhan BBM bensin pada 2025 mencapai 105.432 kl per hari, naik tipis dari 2024 yang tercatat sebesar 100.110 kl per hari. Dari kebutuhan bensin tersebut, porsi impor hingga September 2025 tercatat mencapai 49,64%, turun dari impor pada 2024 yang mencapai 60,26%.

Untuk kebutuhan jenis bahan bakar khusus penugasan (JBKP) atau Pertalite, dia menyebut, pada 2024 tercatat rata-rata sebesar 81.093 kl per hari. Namun hingga September 2025 terpantau ada penurunan yakni rata-rata menjadi sebesar 76.923 kl per hari.

Kebutuhan minyak bensin jenis bahan bakar umum (JBU) atau BBM non subsidi pada 2024 yaitu 19.016 kl per hari, kemudian sampai dengan September 2025 tercatat mengalami peningkatan menjadi sebesar 28.509 kl per hari.

"Selanjutnya, untuk impor minyak Solar dari tahun 2024 dan 2025 sampai dengan September berturut-turut sebesar 20,48% dan 15,80%. Total kebutuhan minyak Solar tahun 2024 yaitu 106.970 kilo liter per hari, tahun 2025 sampai dengan September 72.308 kilo liter per hari," paparnya.

Adapun kebutuhan minyak Solar jenis bahan bakar tertentu (JBT) atau BBM Solar bersubsidi pada 2024 sebesar 48.142 kilo liter per hari. Kemudian, pada 2025 sampai dengan September mengalami penurunan menjadi sebesar 31.868 kilo liter per hari.

Kebutuhan minyak Solar jenis JBU atau Solar non subsidi tahun 2024 sebesar 58.825 kilo liter per hari. Kemudian, sampai dengan September 2025 tercatat sebesar 40.440 kilo liter per hari.

"Bapak-Ibu sekalian yang saya hormati, pada tahun 2024 dan 2025 untuk bahan bakar avtur berturut-turut sebesar 38,98% dan 33,19% dari kebutuhan merupakan impor," ujarnya.

Dia menyebut, saat ini kapasitas pengolahan minyak mentah untuk kilang di dalam negeri tercatat mencapai 1,18 juta barel per hari (bph) dari sembilan kilang minyak.


(wia)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Cegah BBM SPBU Swasta Langka, ESDM Kaji Rencana Impor 2025