Badai Besar Mengamuk, 19 Ribu Warga Hidup Tanpa Listrik

Jakarta, CNBC Indonesia - Ribuan warga di Teritori Utara, Australia terpaksa hidup tanpa listrik pada Minggu (23/11/2025), setelah Topan Tropis Fina menerjang wilayah tersebut. Angin kencang yang dibawa badai itu merusak sejumlah area, termasuk ibu kota Darwin, sepanjang malam.

Melansir Reuters, Biro Meteorologi Australia mencatat Fina sebagai siklon kategori tiga pada Minggu. Angin yang tercatat mencapai 205 km/jam saat badai bergerak menjauh dari Darwin, setelah sebelumnya melintas sebagai siklon tropis yang parah pada Sabtu (22/11/2025) malam.

Bagi warga Darwin yang berpenduduk sekitar 140.000 jiwa, kehadiran Fina memunculkan kembali memori pahit akan Siklon Tracy. Badai yang terjadi pada Natal tahun 1974 itu menghancurkan sebagian besar kota dan menewaskan 66 orang, menjadi salah satu bencana alam terbesar dalam sejarah Australia.

Kepala Menteri Lia Finocchiaro menyampaikan, sekitar 19.000 orang terdampak pemadaman listrik akibat siklon tersebut. Selain itu, badai juga menyebabkan kerusakan properti serta genangan di sejumlah jalan. Namun, ia memastikan tidak ada laporan cedera warga sejauh ini.

"Siklon ini memperlihatkan wilayah yang bersatu dan siap menghadapi apa yang akan datang," ujar Lia, melansir dari Reuters, dikutip Minggu (23/11/2025).

Pihak berwenang juga mengimbau masyarakat untuk tidak mendekati kabel listrik yang jatuh, sementara petugas mulai melakukan penilaian kerusakan di lapangan.

Bandara Internasional Darwin, yang ditutup sejak Sabtu sebagai langkah antisipasi, menyatakan pada Minggu bahwa pihaknya "berusaha untuk memulihkan operasi sesegera mungkin setelah keadaan aman untuk melakukannya".

Menurut biro cuaca, siklon kategori tiga berada dua tingkat di bawah level bahaya tertinggi. Badai dengan kategori ini umumnya dapat merusak bangunan, merobohkan pepohonan, menghancurkan tanaman, dan memicu pemadaman listrik.

Sebelumnya, pada Maret lalu, bekas siklon tropis Alfred juga menghantam Queensland. Badai tersebut menyebabkan sekolah ditutup dan membuat ratusan ribu orang kehilangan akses listrik.