Stok Beras Akhir Tahun Bisa 3 Juta Ton, Amran Perintahkan Bulog Ini
Jakarta, CNBC Indonesia - Menteri Pertanian sekaligus Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas), Amran Sulaiman memproyeksikan stok beras nasional akan mencapai 3 juta ton pada Desember-Januari mendatang, jumlah tertinggi dalam 57 tahun terakhir. Ia menegaskan, Bulog harus segera menyiapkan kapasitas gudang untuk menghadapi lonjakan serapan hingga April.
"Kedepannya, yang perlu diantisipasi karena perkiraan kami satu bulan ke depan stok tertinggi di Desember-Januari. Ini perkiraan kami 3 juta ton, berarti tertinggi selama 57 tahun," kata Amran saat konferensi pers di kantor pusat Perum Bulog, Jakarta, Kamis (20/11/2025).
Setelah puncak stok itu, lanjutnya, Bulog akan memasuki periode krusial, yakni penyerapan gabah nasional. Proyeksinya, penyerapan gabah dan beras pada Februari-April 2026 akan mencapai 3 juta ton setara beras.
"Nah, sekarang harus dipersiapkan Februari. Februari sampai April itu butuh penyerapan 3 juta ton. 3 juta ton (dari stok Desember) ditambah 3 juta ton (Februari-April), total 6 juta ton. Ini tantangannya adalah gudang, harus disiapkan dari sekarang. Karena ini tidak mudah," tegasnya.
"Tapi kami yakin dengan pengalaman kemarin, Bulog, Direksi, Dewan Pengawasnya (Bulog) sudah siap," sambung dia.
Sementara itu, Direktur Utama Perum Bulog, Ahmad Rizal Ramdhani menyampaikan, stok Bulog saat ini mencapai 3,8 juta ton dan diperkirakan berada di level 3,2 juta ton pada akhir tahun sebelum masuk musim panen.
"Sedangkan 3,2 juta ini perlu ada penyerapan baru saat puncak panen Februari-Mei," ujar Rizal dalam kesempatan yang sama.
Karena itu, Bulog mempercepat penambahan kapasitas gudang sesuai arahan pemerintah.
"Harapannya bulan Maret nanti sudah jadi (gudang baru), dan bisa langsung menampung hasil panen raya," katanya.
Adapun Bulog menargetkan pembangunan 100 gudang baru, terdiri dari 50 gudang di lahan milik Bulog, yang mana ini akan menjadi target pembangunan awal untuk persiapan panen raya 2026. Kemudian, 50 gudang lainnya di lahan hibah pemerintah daerah.
Selain pembangunan fisik, Bulog juga menyiapkan opsi tambahan untuk mengantisipasi kelebihan produksi.
"Mungkin kami harus menyewa gudang-gudang lainnya. Termasuk memanfaatkan teknologi baru seperti penyimpanan tanpa gudang, penggunaan plastik khusus, sistem vakum atau 'cocoon'," ucap dia.
Satu Komando untuk Penguatan Cadangan Pangan
Rizal juga menegaskan pembenahan tata kelola internal menjadi agenda penting agar Bulog lebih responsif menghadapi peningkatan produksi nasional.
"Ke depan kita menyatukan satu komando. Komandonya ada di bawah Presiden melalui Menteri Pertanian. Jadi alurnya jelas, Presiden - Menteri Pertanian - Bulog - Jajaran di lapangan," tegasnya.
Dengan stok yang diproyeksikan mencapai rekor baru dan kebutuhan serapan 6 juta ton hingga April, kesiapan gudang menjadi faktor penentu. Bulog memastikan seluruh strategi dari pembangunan gudang baru, hingga pemanfaatan teknologi penyimpanan akan dimaksimalkan untuk menjaga stabilitas pangan nasional.
(wur)[Gambas:Video CNBC]