Ada Kontaminasi Radioaktif di Cikande, Investor Pindah ke Bekasi

Ferry Sandi, CNBC Indonesia
Kamis, 20/11/2025 16:55 WIB
Foto: Pemerintah melalui Kementerian Lingkungan Hidup/Badan Pengendalian Lingkungan Hidup (KLH/BPLH) mengambil langkah cepat dan tegas dalam menangani cemaran radioaktif Cesium-137 (Cs-137) di Kawasan Industri Modern Cikande, Serang. (Dok. kemenlh.go.id)

Jakarta, CNBC Indonesia - Kasus temuan kontaminasi radioaktif di kawasan industri Cikande mulai menimbulkan efek domino terhadap investasi di dalam negeri. Meski sebagian besar perusahaan yang sudah beroperasi memilih bertahan, dinamika baru muncul dari para pelaku industri yang masih berada pada tahap perencanaan pembangunan pabrik.

Head of Industrial Services at PT Leads Property Services Indonesia Esti Susanti mengungkapkan adanya pengusaha yang merelokasi pabriknya karena dipicu kekhawatiran terhadap isu tersebut. Ia menyebut informasi soal sumber radioaktif yang beredar di industri metal menjadi salah satu faktor yang memicu perpindahan itu.

"Dan terkait dengan radioaktif, berdasarkan source yang kami baca, yang kami dengar, ini kan sebenarnya sumbernya dari luar ya, importir metal scrap yang bisa menyebabkan ada kontaminasi," ujarnya dalam Tren Properti 2025 & Market Outlook 2025 Leads Property di SCBD, Kamis (20/11/2025).


Kabar mengenai kontaminasi itu cukup memengaruhi keputusan investor yang belum memulai pembangunan fisik. Ia mengungkapkan, Leads Property bahkan sudah menerima permintaan pindah lokasi dari salah satu perusahaan yang sebelumnya berencana membangun fasilitas di Cikande. Perusahaan tersebut memilih mengambil langkah cepat sebelum terlanjur mengeluarkan biaya konstruksi yang lebih besar.

"Jadi dampaknya, kami memang menerima inquiry pindahan dari Cikande ke Bekasi. 10 ribu m2 yang kita terima, sudah transaksi di sana pindah. Jadi mereka tidak teruskan rencana pembangunannya, mereka minta refund," katanya.

Relokasi tersebut bukan sekadar wacana, melainkan sudah dieksekusi dan diterima oleh pihaknya. Namun, Ia tidak bisa menjabarkan nama perusahaan yang dimaksud. Bekasi dipilih karena dianggap lebih aman dan bebas dari pemberitaan terkait kontaminasi radioaktif. Artinya, reputasi kawasan industri menjadi faktor penting dalam menentukan lokasi investasi.

"Sudah kami sudah terima itu, sudah terima kebutuhan itu. Mereka pindah ke Bekasi yang memang proven tidak ada berita mengenai ini ya, mengenai kontaminasi ini," lanjutnya.

Meski demikian, perusahaan yang sudah beroperasi tidak serta-merta mengikuti langkah serupa. Tingginya biaya relokasi serta proses produksi yang sudah berjalan membuat mereka cenderung menetap. Perusahaan-perusahaan tersebut justru mencari cara untuk mengatasi potensi risiko tanpa harus memindahkan fasilitas industri mereka.

"Tapi yang sudah berjalan pabriknya ini kita belum melihat ada yang berusaha pindah. Hanya orang-orang yang sudah keburu transaksi tapi belum bangun, karena kan kita ngomongin cost, efisiensi, kalau pindahan kan costnya lebih tinggi. Mengingat bahwa ini sebenarnya imported source. Mereka akan melakukan beberapa inovasi secara teknis, supaya mereka tidak harus pindah, mungkin ya," ujar Esti.

Foto: (Kiri-kanan) Co-Founder & Managing Director Leads Property Darsono Tan, Head of Industrial Services Leads Property Esti Susanti, Co-Founder & Chief Executive Officer Leads Property Hendra Hartono, (lima dari kiri) Associate Director Research & Consultancy Department Leads Property Martin Samuel Hutapea dalam Tren Properti 2025 & Market Outlook 2025 Leads Property di SCBD, Kamis (20/11/2025). (CNBC Indonesia/Ferry Sandi)


(dce)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Satgas Bersihkan 22 Pabrik Terpapar Radiasi CS-137 di Cikande