Tunggu Komando Mentan Amran, Bulog Buka Peluang Ekspor Beras
Jakarta, CNBC Indonesia - Perum Bulog mulai membuka opsi ekspor beras sebagai langkah antisipasi menghadapi lonjakan stok besar pada tahun depan. Direktur Utama Bulog, Ahmad Rizal Ramdhani mengatakan, peluang ekspor mulai disiapkan seiring proyeksi panen raya yang akan menghasilkan surplus besar sementara kapasitas gudang Bulog masih terbatas.
Menurut Rizal, peningkatan produksi pangan dari sektor pertanian akan membuat pasokan gabah dan beras yang harus diserap Bulog meningkat signifikan. Di sisi lain, kemampuan penyimpanan Bulog masih belum mencukupi untuk menampung lonjakan tersebut.
"Seperti disampaikan oleh Pak Mentan (Menteri Pertanian, Amran Sulaiman), di mana dengan lebih meningkatnya produksi pangan dari pertanian, dari hulu, maka otomatis panen akan lebih besar. Sedangkan sekarang stok yang ada di gudang kami ini sekarang sudah 3,8 juta ton. Prediksi kami stok akhir Desember berada di sekitar 3,2 juta ton," kata Rizal saat ditemui usai Rapat Kerja Nasional (Rakernas) Bulog di kantornya, Jakarta, Kamis (20/11/2025).
Ia menjelaskan, setelah stok mencapai 3,2 juta ton di akhir tahun, Bulog harus kembali melakukan penyerapan besar pada puncak panen Februari hingga Mei 2026. Kondisi ini membuat Bulog menyiapkan opsi tambahan untuk menyalurkan surplus beras tersebut, termasuk dengan melakukan ekspor.
"Jadi nanti konsepnya seperti arah dari Pak Mentan, Bulog nanti kan akan dibesarkan. Agar Bulog menyiapkan, merencanakan. Kalau perlu nanti Bulog itu mengekspor beras kita. Karena kita sudah overload beras kan," ujarnya.
Bulog, katanya, tengah melihat ruang dan peluang ekspor ke negara-negara yang membutuhkan bantuan pangan.
"Kalau memang bisa ada peluang ekspor, kita ekspor beras tersebut. Mudah-mudahan, kita mungkin bisa berbagi dengan negara-negara sahabat-sahabat kita yang sedang kesulitan, dan yang seperti berada di Palestina," ucap dia.
Sementara itu, Rizal mengatakan, Bulog tengah mempersiapkan pembangunan 100 gudang baru sesuai arahan Presiden Prabowo Subianto untuk mengantisipasi penumpukan stok. Namun Rizal menegaskan kapasitas tambahan ini tetap belum memadai.
"Sesuai dengan arahan Bapak Presiden, kita akan membangun gudang secepatnya. Harapannya di bulan Maret nanti sudah jadi dan bisa masuk. Hasil panen raya itu sudah bisa masuk ke gudang baru. Namun dengan 100 gudang itu juga belum mencukupi semaksimal mungkin. Kami harus menyewa gudang-gudang filial lainnya," jelasnya.
Ia menyebut Bulog juga akan memanfaatkan teknologi penyimpanan alternatif seperti cocoon, yaitu metode penyimpanan berbasis plastik vakum untuk menambah kapasitas di luar gudang permanen.
"Seperti nanti ada beberapa teknologi baru untuk penyimpanan tanpa menggunakan gudang, tapi menggunakan plastik dan lain sebagainya. Itu akan divakum atau istilahnya cocoon namanya," terang dia.
Lebih jauh, meski jumlah gudang bertambah sampai 100 titik, kemampuan penyimpanan total gudang baru tersebut hanya diperkirakan sekitar 1 juta ton.
"Estimasinya dengan 100 gudang ini maksimal sampai 1 juta ton. Estimasinya. Kan dari satu titik itu ada yang gudangnya hanya yang gudang kelas kecil, ada yang kelas menengah, ada yang kelas besar," kata Rizal.
Ia pun merinci kapasitas masing-masing tipe gudang. "Yang kecil itu kan 3.500 ton, yang menengah itu 7.000 ton, yang besar itu 14.000 ton. Itu yang kapasitas besar," sambungnya.
Menurutnya, ukuran gudang tidak diseragamkan, karena menyesuaikan dengan potensi produksi padi di tiap daerah.
(wur/wur)