Petaka Tak Berhenti Hantam Tetangga RI, 16 Orang Tewas
Jakarta, CNBC Indonesia - Petaka banjir menghantam tetangga RI, Vietnam. Otoritas bahkan melaporkan, 16 Orang tewas.
Kejadian ini terjadi di Vietnam tengah. Hujan terus datang sejak Oktober dan membuat beberapa situs serta destinasi wisata.
"Tim penyelamat mengevakuasi orang-orang yang terdampar dari atap rumah yang terendam saat banjir besar melanda," tulis AFP, Kamis (20/11/2025).
"Sementara pencarian lima orang lainnya masih berlangsung," tambah Kementerian Lingkungan Hidup.
Secara rinci, lebih dari 43.000 rumah terendam. Sementara beberapa jalan utama masih terblokir akibat tanah longsor.
Media pemerintah melaporkan di provinsi Gia Lai dan Dak Lak Tim penyelamat menggunakan perahu di bagian tengah membuka paksa jendela dan memecahkan atap untuk membantu warga yang terdampar akibat banjir pada hari Rabu.
Di pesisir Nha Trang, destinasi wisata populer yang terkenal dengan pantai-pantainya yang masih asli, seluruh blok kota terendam banjir dan ratusan mobil terendam air pada hari Kamis.
Di jalur dataran tinggi di sekitar Dalat, beberapa tanah longsor yang mematikan telah terjadi, dengan beberapa daerah mencatat curah hujan hingga 600 milimeter (mm) sejak akhir pekan, menurut biro cuaca nasional.
Pada Kamis dini hari, ketinggian air di Sungai Ba di Dak Lak melampaui rekor tahun 1993 di dua tempat. Sementara Sungai Cai di provinsi Khanh Hoa juga mencapai titik tertinggi baru, menurut biro cuaca.
"Banjir bersejarah ini terjadi ketika hujan lebat menambah tinggi muka air," ujar Wakil Kepala Pusat Prakiraan Hidrometeorologi Nasional, Hoang Phuc Lam, di televisi pemerintah.
Sementara itu, menurut kantor statistik nasional Vietnam, dari Januari hingga Oktober, bencana alam telah menewaskan atau menghilangkan 279 orang dan menyebabkan kerugian lebih dari US$2 miliar.
Negara Asia Tenggara ini rentan terhadap hujan lebat antara Juni dan September, tetapi bukti ilmiah telah mengidentifikasi pola perubahan iklim yang disebabkan oleh manusia yang membuat cuaca ekstrem lebih sering terjadi dan merusak.
(sef/sef)