MARKET DATA

Penampakan Peta 13 Zona Megathrust di Indonesia, Ada 2 Tunggu Waktu

Damiana,  CNBC Indonesia
19 November 2025 15:45
ilustrasi gempa
Foto: ilustrasi gempa (detik.com/Mindra Purnomo)
Daftar Isi

Jakarta, CNBC Indonesia - Megathrust kini semakin tak asing bagi warga Indonesia. Terutama setelah sejak beberapa tahun terakhir, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) berulang kali mengimbau semua pihak meningkatkan kesiapsiagaan akan potensi sumber gempa dahsyat tersebut.

BMKG mencatat dan memetakan 13 zona megathrust yang mengelilingi Indonesia, mulai dari Aceh hingga Papua. Di mana, 2 dari 13 zona tersebut dikatakan sedang menunggu waktu untuk melepas energi besarnya.

Meski, BMKG menekankan dengan tegas, tidak ada yang dapat meramal kapan kedua zona itu akan melepas energi besarnya dan memicu gempa dahsyat hingga tsunami besar.

"Tinggal menunggu waktu bukan ramalan. Kalimat ini sering disalahartikan. Yang dimaksud adalah zona tersebut menyimpan potensi besar karena sudah lama tidak melepaskan energi. Bukan berarti gempa akan terjadi dalam waktu dekat," tulis BMKG dalam unggahan di akun Instagram resminya, dikutip Rabu (19/11/2025).

"Istilah ilmiah ini digunakan sebagai bentuk kewaspadaan berdasarkan data sejarah dan geologi, bukan untuk menimbulkan kepanikan. Dalam Undang-Undang No 31/2009, BMKG bertanggung jawab atas pengamatan, pengelolaan data, pelayanan informasi, termasuk gempa bumi dan tsunami," jelas BMKG.

Karena itu, BMKG mengingatkan agar semua pihak mengenali potensi megathrust adalah penting. Dengan begitu bisa memahami risikonya, sebagai langkah awal dari kesiapsiagaan.

"Mengapa kita perlu waspada? Segmen megathrust di Selat Sunda terakhir kali melepaskan gempa besar pada 1757. Sementara, segmen Mentawai-Siberut belum aktif sejak gempa tahun 1797," tulis BMKG.

"Kondisi ini dikenal sebagai seismic gap, yaitu wilayah yang secara geologis menyimpan potensi besar, karena lama tidak melepaskan energi. Jadi, meskipun belum terjadi, potensi itu nyata dan harus kita waspadai," imbau BMKG.

Diterangkan, megathrust adalah zona di mana dua lempeng tektonik bertemu dan salah satunya menyusup ke bawah yang lain. BMKG menjelaskan, proses ini menimbulkan penumpukan energi yang suatu saat bisa dilepaskan dalam bentuk gempa besar, bahkan tsunami.

"Faktanya, Indonesia punya zona megathrust, yaitu wilayah pertemuan lempeng yang menyimpan energi besar. Kalau energi ini lepas, bisa timbul gempa besar, bahkan tsunami. Tapi apakah bisa diprediksi kapan terjadinya?," tulis BMKG.

Terpisah, Direktur Gempabumi dan Tsunami BMKG Daryono dalam unggahan di akun media sosial X-nya menyebut, zona megathrust adalah zona patahan besar di batas lempeng tektonik tempat lempeng samudra menunjam (subduksi) ke bawah lempeng benua. Di zona ini, kedua lempeng saling menekan dengan kekuatan sangat besar sehingga menyimpan energi elastik dalam jumlah luar biasa.

Dijelaskan, alasan kenapa disebut mega adalah akrena areanya sangat luas dan panjang, bahkan bisa mencapai ratusan hingga ribuan kilometer. Dan, thrust berarti dorongan naik, lempeng atas terdorong naik secaraa vertikal akibat tekanan yang lama terkunci.

"Saat bidang kontak ini patah secara tiba-tiba, terjadi pergeseran vertikal di dasar laut, melepaskan energi gempa sangat besar (>M8) dan dapat memicu tsunami dahsyat," demikian dikutip dari unggahan tersebut.

Dikepung dari Segala Arah, Indonesia Rawan Gempa

Sebelumnya Daryono pernah menjabarkan, Indonesia berada di berada di pertemuan 3 lempeng utama dunia. Yaitu Indo Australia, Pasifik, dan Eurasia. Dampaknya, Indonesia memiliki 13 segmen megathrust, yaitu sumber gempa yang mampu memicu gempa besar.

Tak hanya itu. Terdapat 295 segmen sesar aktif yang sudah teridentifikasi. Namun, masih banyak lagi yang belum teridentifikasi. Kondisi itu menjadikan Indonesia sebagai salah satu negara rawan gempa. Demikian mengutip penjelasan Direktur Gempa Bumi dan Tsunami BMKG Daryono, beberapa waktu lalu.

Dia mengatakan, Indonesia rawan gempa karena memang berada di daerah yang tertekan. Mulai dari Selatan ditekan Australia, ditekan Lempeng Laut Pasifik, Laut Filipina, dan juga aspek tektonik escape dari Indo China yang menekan Indonesia. Akibatnya, Indonesia terkepung dari berbagai arah, sehingga sumber gempanya banyak.

Bahkan, ungkapnya, masih banyak sumber gempa atau sesar yang belum terpetakan. Dia pun mengingatkan potensi-potensi gempa merusak yang sebenarnya masih belum dikenal. Termasuk, gempa-gempa dengan kedalaman di atas 300 km di bawah laut (gempa deep focus) yang sampai saat ini pemicunya masih dalam perdebatan.

Daftar 13 Segmen Megathrust Ancam Wilayah RI

Mengacu pada Peta Sumber dan Bahaya Gempa Indonesia tahun 2017, berikut daftar 13 segmen megathrust yang mengancam Indonesia:

1. Megathrust Mentawai-Pagai dengan potensi gempa M8,9

2. Megathrust Enggano dengan potensi gempa M8,4

3. Megathrust Selat Sunda dengan potensi gempa M8,7

4. Megathrust Jawa Barat-Jawa Tengah dengan potensi gempa M8,7

5. Megathrust Jawa Timur dengan potensi gempa M8,7

6. Megathrust Sumba dengan potensi gempa M8,5

7. Megathrust Aceh-Andaman dengan potensi gempa M9,2

8. Megathrust Nias-Simelue denga potensi gempa M8,7

9. Megathrust Batu dengan potensi gempa M7,8

10. Megathrust Mentawai-Siberut dengan potensi gempa M8,9

11. Megathrust Sulawesi Utara dengan potensi gempa M8,5

12. Megathrust Filipina dengan potensi gempa M8,2

13. Megathrust Papua dengan potensi gempa M8,7.

Sebagai gambaran, berikut sebaran 13 titik zona megathrust di Indonesia:

Peta Megathrust Ancam RI. (Dok. BMKG)Foto: Peta Megathrust Ancam RI. (Dok. BMKG)
Peta Megathrust Ancam RI. (Dok. BMKG)

Rumus Triple 20 Saat Megathrust Menghantam

Dalam kesempatan terpisah, Dosen Geodinamik, Teknik Geologi UPN Veteran Yogyakarta C Prasetyadi mengatakan, ada rumus khusus yang harus dijalankan ketika terjadi gempa besar, terutama yang bersumber dari megathrust.

"Kalau terjadi gempa di daerah subduksi, kecepatan gempa itu adalah kurang lebih 620 km per jam. Kemudian jarak ke darat adalah 230 km. Maka untuk menempuh jarak 230 km dengan kecepatan 620 km per jam, akan keluar sekitar 0,3 jam atau sekitar 20 menit," katanya dalam diskusi tentang Memahami Megathrust, yang ditayangkan akun Youtube DeBritto Channel, dikutip Sabtu (25/1/2025).

"Jadi golden periode sejak terjadinya gempa di Palung Jawa, untuk sebuah megathrust adalah 20 menit. Jadi kita kemudian punya sebuah prinsip, kalau ada gempa waktunya lebih dari 20 detik, maka punya waktu 20 menit untuk melakukan evakuasi. Karena hitungan tadi. Ke mana? Lari ke lokasi dengan ketinggian harus di atas 20 meter. Jadi kita punya prinsip Triple 20," jelas Prasetyadi.

Prinsip itu, ujarnya, akan menjembatani upaya mitigasi penanganan bencana gempa besar megathrust, yang diprediksi bisa memicu tsunami raksasa, bahkan sampai 20 meter.

"Ini akan menjadi semacam jembatan dari pengetahuan para ahli kebumian yang kompeten secara ilmiah, kemudian masyarakat yang mempunyai pemahaman yang kurang. Akan ada semacam gap di sini. Maka gap ini kita isi dengan prinsip yang dihasilkan, prinsip Triple 20," tegas Prasetyadi.

Hal senada pernah disampaikan Ketua Tim Kerja Informasi Gempabumi dan Tsunami Kedeputian Geofisika BMKG Wijayanto

"Gempa megathrust dengan magnitude lebih dari 7 yang berpotensi Tsunami," kata Wijayanto kepada CNBC Indonesia, dikutip Senin (13/1/2025).

Jika terjadi gempa di zona megathrust, jelasnya, peringatan dini akan dikeluarkan dalam waktu 3 menit.

"Jika rata-rata gelombang tsunami akan tiba di pantai dalam waktu 20 menit-30 menit, maka masyarakat atau pemerintah daerah memiliki golden time (periode kritis evakuasi penentu keselamatan) sekitar 15-25 menit untuk evakuasi penyelamatan diri," ucapnya.

Karena itu, tambah Wijayanto, untuk menekan jumlah korban seminimal mungkin bahkan agar bisa zero victim alias tidak ada korban jiwa akibat gempa dan tsunami megathrust, semua pihak harus siap siaga.

"Kesiapsiagaan masyarakat dan semua pihak baik pemerintah pusat daerah atau swasta, membangun kapasitas untuk penyelamatan diri, dan pemahaman masyarakat yang paling penting," kata Wijayanto.

Di sisi lain, ada baiknya menjalankan imbauan BMKG, yaitu:

- kenali potensi gempa bumi di lingkungan sekitar
- pahami langkah-langkah sebelum, saat, dan sesudah terjadi gempa bumi
- pelajari jalur dan rambu evakuasi, titik kumpul, serta dokumen rencana operasi kedaruratan
- bangun rumah sesuai standar/ tahan gempa
- ikuti informasi dari kanal resmi BMKG.

Segmen Megathrust di Indonesia. (Dok. BRIN)Foto: Segmen Megathrust di Indonesia. (Dok. BRIN)
Segmen Megathrust di Indonesia. (Dok. BRIN)

(dce/dce)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Tiba-Tiba BMKG Ingatkan Soal Megathrust di RI: Bukan Menakut-nakuti

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular