Terungkap 90 Detik Sebelum Jembatan Ambruk, Nyawa Bisa Diselamatkan
Jakarta, CNBC Indonesia - Sembilan puluh detik ternyata bisa jadi penentu nasib, antara antara hidup dan mati di Jembatan Francis Scott Key, Baltimore, Amerika Serikat (AS). Demikian temuan terbaru dari Dewan Keselamatan Transportasi Nasional AS (NTSB)
Melansir AFP, Rabu (19/11/2025), NTSB menyebut bahwa jika para pekerja jalan raya segera diberi tahu setelah polisi memblokir lalu lintas, enam pekerja yang tewas mungkin bisa terselamatkan dari kecelakaan pada 26 Maret 2024 silam. Saat itu, kapal kontainer berbendera Singapura, Dali, mengalami gangguan listrik- diduga karena kabel sinyal yang longgar- llalu menabrak jembatan dan menyebabkan sebagian struktur runtuh.
Menurut NTSB, ada jeda selama 1 menit 29 detik antara perintah polisi untuk menghentikan kendaraan dan runtuhnya jembatan. "Para pekerja jalan raya mungkin memiliki cukup waktu untuk berkendara ke bagian jembatan yang tidak runtuh," kata para pejabat NTSB.
Investigasi NTSB juga menyoroti bahwa kecelakaan ini bisa dicegah. Bart Barnum, anggota dewan, menjelaskan bahwa kabel yang longgar sebenarnya adalah komponen kecil, "tapi inilah yang menyebabkan masalah," katanya.
Dalam laporannya, NTSB juga menyebut faktor utama kecelakaan adalah hilangnya daya listrik di kapal akibat sambungan kabel sinyal yang longgar, yang menyebabkan kapal kehilangan pengendalian saat mendekati jembatan. Selain itu, kegagalan komunikasi yang cepat dan jelas ke para pekerja dianggap sebagai penyebab tambahan tragedi.
Penyelidikan juga mengungkap bahwa otoritas Maryland tidak melakukan penilaian kerentanan jembatan, padahal jembatan tersebut berisiko runtuh bila terkena hantaman kapal besar. Di sisi lain, langkah ini pernah direkomendasikan sebelumnya.
NTSB menyatakan risiko keruntuhan jembatan itu hampir 30 kali lebih tinggi dari ambang aman menurut standar American Association of State Highway and Transportation Officials.
Sementara itu, biaya rekonstruksi jembatan melonjak tajam. Maryland Transportation Authority memperkirakan biaya penggantian menjadi US$4,3 miliar hingga US$5,2 miliar (sekitar Rp 66-80 triliun), jauh lebih tinggi dari estimasi awal US$1,9 miliar. Penyelesaian proyek pun mundur ke akhir 2030, dari target awal 2028.
Sebagai dampak dari insiden ini, NTSB merekomendasikan agar 68 jembatan di 19 negara bagian AS segera ditinjau ulang untuk risiko tabrakan kapal laut. Terutama jembatan-jembatan lama yang belum dinilai kerentanannya.
(tfa/șef)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Kedutaan AS Umumkan Syarat Baru Ajukan Visa, WNI Wajib Ini