MARKET DATA

Langkah Mentan Amran Dinilai Selaras dengan Arah Presiden Prabowo

Teti Purwanti,  CNBC Indonesia
19 November 2025 09:51
Said Didu
Foto: Dok: Ist

Jakarta, CNBC Indonesia - Aktivis nasional dan mantan Sekretaris Kementerian BUMN, Said Didu kembali menggaungkan bahaya praktik ekonomi rakus atau Serakahnomics yang dinilai telah mencengkram sektor-sektor vital.

Said menegaskan dalam beberapa kesempatan Presiden Prabowo telah memberi sinyal agar bangsa ini berani menghentikan dominasi oligarki ekonomi, sebuah agenda yang menurutnya sejalan dengan langkah tegas Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman dalam membongkar permainan harga dan manipulasi pangan.

Said Didu menyampaikan bahwa akar dari karut-marut tata kelola perekonomian adalah dengan hilangnya ruang usaha kelompok kecil yang tak bisa dilepaskan dari menguatnya budaya ekonomi serakah yang mengorbankan rakyat oleh para pelaku besar.

"Saya ingin mengingatkan bahwa sebenarnya Presiden Prabowo sudah menyuarakan suatu istilah yang harusnya mahasiswa dan kita semua mengejar ini namanya Serakah-nomics. Ini sebenarnya pernyataan yang mengundang kita semua." kata Said dalam keterangan resmi, Rabu (19/11/2025).

Said menyebut bahwa mahasiswa dan kampus seharusnya menjadi kekuatan moral untuk menagih komitmen pemberantasan praktik ekonomi rakus ini.

"Nah, ini keterlambatan mahasiswa mengambil. Saya berharap dari kampus, suarakan kami melawan Serakahnomic. Supaya menjadi agenda utama Presiden Prabowo," sambungnya. 

Dirinya menegaskan bahwa serakahnomics membuat oligarki mampu membeli apa saja: partai, hukum, bahkan ruang demokrasi.

"Karena dengan dia menguasai ekonomi, maka dia mau membeli ketua partai politik, dia membeli aparat hukum, dia membeli semua. Untung masih ada kampus yang tidak dibeli," tuturnya.

Seruan Said Didu agar menjadikan pemberantasan serakahnomics sebagai agenda utama pemerintah klop bertemu dengan langkah konkret Mentan Amran di lapangan. Keduanya menyoroti satu hal, negara harus hadir untuk membongkar dominasi serakahnomics dan memulihkan keadilan bagi rakyat kecil.

Pernyataan Said Didu tersebut sejalan dengan langkah Menteri Pertanian Amran Sulaiman (Mentan) yang kini secara terang-terangan membongkar strategi pelaku besar dalam menguasai rantai pasok pangan, terutama gabah dan beras.

Amran menjelaskan, bahwa praktik Serakahnomics di sektor pangan membuat ribuan penggilingan kecil mati perlahan karena tidak bisa mengakses bahan baku.

Para pemain besar sengaja membeli Gabah Kering Panen (GKP) sedikit di atas harga pasar, bukan untuk membantu petani, tetapi untuk menyapu habis semua pasokan sehingga pelaku kecil tidak memiliki ruang bertahan. Menurutnya, pola tersebut sudah berlangsung lama namun baru hari ini pemerintah mulai membongkarnya karena Presiden Prabowo menaruh perhatian besar pada keadilan ekonomi.

"Ini adalah lama, sudah lama yang tumbuh di Indonesia. Tetapi mungkin baru saatnya hari ini kita membongkar dan berpihak pada rakyat kecil," kata Amran.

Mentan Amran bahkan membuka temuan mengejutkan terkait manipulasi kualitas beras premium yang beredar di pasaran, salah satu indikator serakahnomics yang ada di praktik perberasan. Ia menyebut ada produk beras bermerek yang mengaku premium, tapi setelah diuji ternyata memiliki tingkat patahan (menir) hingga 59 persen, jauh dari standar maksimum 14 persen untuk kualitas premium.

"Pecahannya 59 persen. Artinya menir, makanan ayam, dikemas bahwa ini adalah premium," ujar Amran.

Manipulasi tersebut dipandang sebagai contoh nyata praktik Serakahnomics, mengambil keuntungan semaksimal mungkin dengan menipu konsumen dan merusak pasar.

Mentan Amran juga menyinggung bahwa pelaku besar menikmati manfaat dari skema yang sejatinya ditujukan untuk rakyat kecil, termasuk subsidi tertentu di sektor pangan. Ia menilai sistem pangan nasional perlu dibenahi total agar kelompok kecil tidak terus menjadi korban.

"Negara hari ini perlu berpihak kepada yang selama ini dirugikan. Sistemnya harus dibenahi menyeluruh agar petani, penggilingan kecil, dan konsumen tidak lagi dikorbankan," tegas Amran. 


(bul/bul)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Geramnya Prabowo Vampir Ekonomi Berkeliaran Tebar Serakahnomics di RI

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular