Mobil Listrik Makin Laku Keras, Konsumsi Aluminium Bakal Terbang 600%
Jakarta CNBC Indonesia - Geliat sektor otomotif utamanya di kendaraan listrik yang semakin cepat bakal membuat hilirisasi bauksit menjadi alumina dan aluminium semakin tumbuh. PT Indonesia Asahan Aluminium (Inalum) memproyeksi, lonjakan kebutuhan dalam negeri yang diprediksi naik hingga 600 persen dalam 30 tahun ke depan.
Demikian mengutip paparan bahan Direktur Pengembangan Usaha Inalum Arif Haendra dalam Forum Diskusi Forwin di Sentul, Bogor, Jumat (14/11/202). Data itu menunjukkan, konsumsi aluminium Indonesia akan meningkat setidaknya sampai 600% dalam 30 tahun ke depan. Terutama untuk keperluan pengembangan EV Community yang menggunakan material aluminium.
Hal ini semakin menguatkan posisi Indonesia yang sedang di momentum penting untuk memperkuat industri aluminium terintegrasi dari hulu hingga hilir.
"Konsumsi aluminium nasional akan meningkat sangat pesat, terutama karena kebutuhan untuk baterai kendaraan listrik dan pembangunan pembangkit energi surya. Satu battery pack EV menggunakan sekitar 18% aluminium, dan pembangunan pembangkit surya membutuhkan sekitar 21 ton aluminium untuk setiap 1 MW. Kebutuhan ini menjelaskan urgensi percepatan hilirisasi," ujar Arif.
Di sisi lain disebutkan, pada periode 2018-2024, pasokan aluminium nasional masih bergantung pada impor sebesar 54 persen, sedangkan kontribusi Inalum baru 46 persen. Ketergantungan tersebut dinilai menjadi tantangan, mengingat aluminium adalah material strategis bagi sektor industri masa depan.
Karena itu, imbuh dia, percepatan hilirisasi tidak dapat dijalankan hanya oleh satu perusahaan. Industri aluminium merupakan sektor energi-intensif yang membutuhkan dukungan lintas kementerian, termasuk soal energi, tata ruang, lingkungan, pembiayaan, dan regulasi industri.
Ia menjelaskan, percepatan pembangunan smelter baru membutuhkan kolaborasi antara Kementerian BUMN, Kementerian Perindustrian, Kementerian ESDM, Kementerian Keuangan, Kementerian ATR/BPN, serta Pemerintah Daerah Kalimantan Barat sebagai lokasi proyek.
"Industri aluminium adalah industri energi-intensif. Konsistensi pasokan listrik, lebih baik lagi jika berbasis energi hijau, menjadi faktor penentu daya saing. Karena itu, dukungan pemerintah sangat penting untuk memastikan semua proyek hilirisasi dapat berjalan cepat," kata Arif.
Belakangan permintaan kendaraan listrik memang kian meningkat. Berdasarkan data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), Pada tahun 2021, penjualan mobil listrik di Indonesia hanya 0,5 persen. Sekarang di tahun 2025, pangsa pasar mobil listrik mencapai lebih dari 10 persen.
"Populasi kendaraan listrik (electric vehicle/EV) saat ini mengalami kenaikan, peningkatan ini terjadi seiring dengan pemberlakuan insentif atau kebijakan terkait program percepatan pengembangan ekosistem kendaraan listrik," kata Direktur Industri Maritim, Alat Transportasi, dan Alat Pertahanan (ILMATAP) Kemenperin, Mahardi Tunggul Wicaksono, belum lama ini.
Foto: Paparan Direktur Pengembangan Usaha Inalum Arif Haendra pada acara Diskusi Forum Wartawan Industri (Forwin) di Sentul, Bogor, Jumat (14/11/202). (Dok Ist)Paparan Direktur Pengembangan Usaha Inalum Arif Haendra pada acara Diskusi Forum Wartawan Industri (Forwin) di Sentul, Bogor, Jumat (14/11/202). (Dok Ist) |
(dce)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Capai Laba US$ 123,7 Juta di 2024, Inalum Perkuat Hilirisasi Aluminium
Foto: Paparan Direktur Pengembangan Usaha Inalum Arif Haendra pada acara Diskusi Forum Wartawan Industri (Forwin) di Sentul, Bogor, Jumat (14/11/202). (Dok Ist)