Bos Otomotif Merapat! Menperin Susun Usul Insentif, Begini Gambarannya

Ferry Sandi,  CNBC Indonesia
14 November 2025 15:50
Pameran otomotif terbesar di RI, Gaikindo Indonesia International Auto Show (GIIAS) 2025 resmi dibuka hari ini, Kamis (24/7/2025). (CNBC Indonesia/Tri Susilo)
Foto: Pameran otomotif terbesar di RI, Gaikindo Indonesia International Auto Show (GIIAS) 2025 resmi dibuka hari ini, Kamis (24/7/2025). (CNBC Indonesia/Tri Susilo)

Jakarta, CNBC Indonesia - Kementerian Perindustrian (Kemenperin) sedang menyelesaikan rancangan usulan insentif baru untuk sektor otomotif yang akan diajukan kepada Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian sebagai bagian dari paket kebijakan fiskal tahun 2026. Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita menyampaikan bahwa langkah ini diperlukan untuk mempercepat pemulihan industri otomotif yang tengah menghadapi pelemahan daya beli di pasar lokal serta tantangan dari dinamika pasar global.

"Kami di Kemenperin melihat sektor otomotif terlalu penting untuk diabaikan. Multiplier effect yang tinggi, baik keterkaitan ke depan dan belakang (backward dan forward linkage) subsektor terhadap sektor lain dalam ekonomi nasional, dan di dalamnya ada penyerapan tenaga kerja yang tinggi pula. Maka kita mengambil keputusan mengusulkan insentif bagi sektor ini. Hampir mirip dengan insentif otomotif pada saat Covid 19 dulu," kata Agus dalam keterangannya, dikutip Jumat (14/11/2025).

Kemenperin tengah merancang skema insentif dan stimulus yang tepat untuk mendorong permintaan sekaligus menjaga aktivitas produksi dan investasi industri otomotif. Usulan ini nantinya akan dibahas bersama Menko Perekonomian sebelum diajukan secara resmi sebagai bagian dari agenda kebijakan fiskal 2026.

"Kemenperin sekarang dalam proses merumuskan usulan yang akan diajukan pemerintah, dalam hal ini Menko Perekonomian. Kami sedang menggodok kebijakan insentif dan stimulus untuk sektor otomotif yang akan kami ajukan untuk kebijakan fiskal 2026," jelas Agus.

Orientasi utama dari usulan insentif tersebut adalah menjaga tenaga kerja dari potensi PHK dan membuka lapangan kerja baru di sektor otomotif, sekaligus memastikan investasi industri tetap berkelanjutan. Perhatian ekstra terhadap sektor ini diperlukan agar pertumbuhan industri dapat terakselerasi dan memberikan kontribusi lebih besar pada perekonomian nasional.

Kemenperin mencatat bahwa otomotif merupakan salah satu pilar industri andalan dengan kontribusi signifikan terhadap PDB manufaktur, ekspor, dan tenaga kerja. Investasi di sektor ini telah mencapai sekitar Rp174 triliun, dengan penyerapan hampir 100 ribu tenaga kerja langsung di industri kendaraan roda dua, roda tiga, maupun roda empat.

Selain itu, jutaan pekerja lain terserap dalam ekosistem rantai nilai otomotif mulai dari pemasok komponen, perusahaan logistik, hingga jaringan penjualan dan perbengkelan.

"Jika sektor ini terganggu, dampaknya berantai ke banyak industri lain dan jutaan pekerja. Karena itu, Kemenperin memandang perlu intervensi yang terukur melalui skema insentif yang tepat," ujar Agus.

Ia juga menuturkan bahwa penyusunan usulan untuk 2026 mempertimbangkan keberlanjutan kebijakan yang sudah berjalan sebelumnya, termasuk dukungan untuk kendaraan rendah emisi dan elektrifikasi. Saat ini, insentif PPN Ditanggung Pemerintah (PPN DTP) untuk kendaraan listrik berbasis baterai dan sejumlah kendaraan bus masih berlaku hingga 2025.

Lebih lanjut, insentif baru untuk 2026 akan diselaraskan dengan program percepatan ekosistem kendaraan listrik, termasuk rencana lanjutan insentif untuk pembelian motor listrik yang pernah diterapkan pemerintah. Agus memastikan bahwa Kemenperin intensif berdialog dengan pelaku industri, asosiasi, dan pemangku kepentingan lain untuk menyempurnakan usulan tersebut.

"Kami akan terus berkoordinasi dengan Kemenko Perekonomian, Kementerian Keuangan, serta asosiasi seperti GAIKINDO dan pelaku industri lainnya. Tujuan akhirnya jelas: menjaga daya saing, memperkuat ekosistem rantai pasok produksi otomotif di dalam negeri, serta memastikan industri otomotif tetap menjadi motor pertumbuhan dan penciptaan lapangan kerja," pungkasnya.


(dce)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Pemerintah Minta Jangan PHK-Naikkan Harga Mobil, Ini Kata Bos Daihatsu

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular