
Menperin Agus Terima Menlu Belarusia di Kantornya, Ini Hasilnya

Jakarta, CNBC Indonesia - Kementerian Perindustrian (Kemenperin) menerima kunjungan Menteri Luar Negeri (Menlu) Belarusia dan Wakil Menteri Perindustrian Belarusia, di mana kunjungan perwakilan pemerintah Belarusia ini merupakan bentuk lanjutan dari kunjungan Presiden Prabowo Subianto ke Belarusia pada pertengahan Juli lalu.
Menteri Perindustrian (Menperin) Agus Gumiwang Kartasasmita mengatakan pertemuan Menlu dan Wamenperin Belarusia ke Indonesia ini merupakan bentuk lanjutan dari pertemuan Presiden Prabowo dengan Presiden Belarusia Aleksandr Lukashenko.
"Menlu dan Wamenperin Belarusia datang ke sini karena ini merupakan sebuah angin segar bagi penguatan hubungan antara Indonesia dan Belarusia, di mana Belarusia menjadi salah satu negara yang tergabung dalam Eurasia dan kita sedang push forward dengan negara-negara Eurasia untuk bisa segera kita tandatangani kerja sama atau yang biasa kita sebut Indonesia-EU," kata Agus Gumiwang saat memberikan keterangan pers usai melakukan pertemuan dengan Menlu dan Wamenperin Belarusia, Rabu (6/8/2025).
Agus menambahkan dengan adanya penandatanganan perjanjian kerja sama ini, Indonesia mendapatkan kesempatan untuk membuka akses pasar yang lebih besar ke negara-negara Eurasia, termasuk Belarusia.
"Dengan adanya penandatanganan perjanjian antara Indonesia dengan negara-negara Eurasia, termasuk Belarusia, tentu kita memiliki kesempatan untuk membuka market access yang lebih besar terhadap produk-produk Indonesia yang bisa masuk ke sana," lanjut Agus Gumiwang.
Bahkan menurutnya, pasar Belarusia cukup bagus dan juga cukup kuat sehingga penjajakan kerja sama ini cukup penting.
"Market dari negara-negara Eurasia juga menurut pandangan saya tidak terlalu jelek, malah cukup kuat. Karena banyak produk-produk kita yang juga bisa kita isi di negara-negara Eurasia. Sehingga Belarusia sebagai salah satu negara yang penting yang ada di kawasan Eurasia itu akan memainkan peran penting untuk membantu percepatan ini sehingga bisa saling memperkuat," ujar Agus.
Meski begitu, Ia mengakui hubungan ekonomi antar keduanya masih sangat kecil, sehingga potensinya terbilang sangat besar jika penjajakan kerja sama dilakukan.
"Hubungan ekonomi termasuk hubungan dagang antara Indonesia dengan Belarusia dengan data yang saya tadi terima itu sangat kecil. Indonesia masih belum menjadi salah satu partner dagang terbesar dari Belarusia. Tapi kita ingin sebagai bagian dari diversifikasi market kita, kita ingin juga menjadikan Eurasia country termasuk Belarusia untuk bisa memperkuat pasar kita, memperkuat barang-barang kita masuk ke sana," ungkapnya.
"Belarusia itu jangan hanya kita lihat sebagai Belarusia saja, tapi dia menjadi bagian yang sangat penting di kawasan Eurasia. Jadi kalau kita bisa mempunyai hubungan baik yang kuat dengan Belarusia, itu akan lebih mudah barang-barang kita untuk bisa masuk sana, bisa expand ke negara-negara Eurasia dan juga negara-negara di kawasan tersebut yang belum menjadi bagian dari Eurasia," tambah Agus.
![]() Kementerian Perindustrian (Kemenperin) menerima kunjungan Menteri Luar Negeri (Menlu) Belarusia dan Wakil Menteri Perindustrian Belarusia, di mana kunjungan perwakilan pemerintah Belarusia ini merupakan bentuk lanjutan dari kunjungan Presiden Prabowo Subianto ke Belarusia pada pertengahan Juli lalu. (CNBC Indonesia/Chandra) |
Perdagangan Dibidik Melonjak 5 Kali Lipat
Agus pun menargetkan perdagangan antara Indonesia dengan Belarusia bisa naik hingga 5 kali lipat dalam dua hingga tiga tahun ke depan, jika perjanjian kerja sama keduanya sudah terbentuk.
"Jadi saya kira target trading antara Indonesia dengan Belarusia, kalau kita bisa tetapkan dalam 2-3 tahun, bisa naik 5 kali lipat ya, itu tidak berlebihan. Karena kita masih sangat-sangat kecil dengan Belarusia," ucapnya.
Selain itu, Belarusia yang unggul di sektor pupuk dan kendaraan alat berat jadi daya tarik karena Indonesia juga sudah cukup mumpuni dalam sektor tersebut.
"Tadi juga dibicarakan beberapa kemungkinan sektor atau item yang bisa dikerjasamakan antara kita dengan Belarusia. Secara khusus tadi Menteri Luar Negeri Belarusia menyatakan atau menyampaikan pentingnya kita mengeksplor pembentukan dari joint venture, tujuan operasi antara bisnis-bisnis (B2B) di berbagai macam sektor seperti pupuk dan mereka punya kekuatan juga yang luar biasa besar di otomotif, heavy metal, kendaraan heavy metal, kendaraan berat, dump truck dan lain sebagainya," terang Agus.
"Dan kalau kita lihat nature-nya, Belarusia lebih mudah karena hampir semua perusahaan manufaktur yang ada di sana itu state-owned companies, hampir semua milik dari negara, milik dari pemerintah. Dan lebih mudah lagi, pembinaanya langsung oleh Kementerian Perindustrian, di sana tidak ada Kementerian BUMN," ujarnya lagi.
Adapun bentuk kerja sama ini, nantinya akan dibentuk joint venture atau joint operation di beberapa sektor yang nanti akan dikurasi terlebih dahulu oleh Direktorat Jenderal Ketahanan, Perwilayahan dan Akses Industri International (Ditjen KPAII) bersama dengan Kementerian Perindustrian Belarusia.
"Nanti ada joint venture atau joint operation di beberapa sektor yang nanti akan dikurasi oleh Pak Dirjen (KPAII), bersama dengan Kemenperin Belarusia. Tadi saya usulkan dokumen terkait untuk segera ditandatangani sebelum akhir tahun. Dokumennya nanti disitu akan lebih detail, termasuk nanti kita lagi mengupayakan adanya forum semacam business Forum antara Indonesia dengan Belarusia," pungkasnya.
![]() Menteri Perindustrian (Menperin) Agus Gumiwang Kartasasmita menerima kunjungan Menteri Luar Negeri (Menlu) Belarusia dan Wakil Menteri Perindustrian Belarusia, di mana kunjungan perwakilan pemerintah Belarusia ini merupakan bentuk lanjutan dari kunjungan Presiden Prabowo Subianto ke Belarusia pada pertengahan Juli lalu. (CNBC Indonesia/Chandra) |
(dce)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Pabrikan Motor Listrik Keberatan Relaksasi TKDN, Blak-blakan Ucap Ini
